Alkisah seorang petani di Bangladesh sedang menggali tanah di lahannya. Tiba-tiba cangkulnya tersangkut sesuatu. Ia pun penasaran dan menggali lebih dalam.
Ternyata, ia menemukan sebuah kotak besar. Dengan penuh semangat ia membuka kotak itu, berharap menemukan harta karun. Tetapi ia hanya melihat sekumpulan batu berwarna hitam.
Merasa kecewa, sang petani membawa batu-batu itu pulang dan menyimpannya.
Waktu musim panen tiba, burung-burung mulai berdatangan dan memakan hasil kebunnya.
Ia lalu ingat pernah menyimpan batu-batu hitam. Petani memilih memakai batu itu untuk mengusir burung-burung yang datang.
Hari demi hari, batu-batu itu terus ia lempar ke arah burung pengganggu.
Sampai suatu hari, seorang pedagang permata lewat di ladangnya. Kebetulan, dua batu yang dilemparkan petani itu jatuh tepat di hadapan pedagang.
Pedagang mengamatinya dengan seksama, lalu menoleh ke arah si petani sambil agak terkejut bercampur heran.
“Pak, apakah Anda mau menjual batu ini?” tanyanya.
Petani itu tertawa kecil. “Batu itu cuma batu biasa. Ambil saja kalau mau.”
“Tapi ini bukan batu biasa. Ini permata langka. Saya bersedia membayar Rp80 ribu untuk masing-masing batu ini,” ujar pedagang itu dengan serius.
Petani juga terkejut, mengira pria itu sedang bercanda. Tawaran terus naik sampai Rp800 ribu per batu. Pedagang lalu menjelaskan betapa berharganya batu itu.
Wajah sang petani langsung pucat. Dengan suara bergetar, ia berkata, “Saya… saya sudah membuang hampir semua batu itu. Tinggal satu atau dua yang tersisa.”
Sekarang, ia hanya bisa terduduk lemas, menyesali kebodohannya.
Berapa banyak dari kita yang melakukan hal yang sama dengan waktu? Setiap hari, kita membuang-buangnya tanpa berpikir panjang. Berlama-lama di media sosial, menunda pekerjaan, atau membiarkan hari berlalu tanpa makna.
Baru ketika semuanya terlambat, kita sadar betapa berharganya waktu yang sudah kita sia-siakan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Asr 103:1-3:
“Demi waktu. Sungguh, manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran.”
Jangan sampai menyesal di kemudian hari, saat waktu sudah habis dan nggak bisa kembali.
Batu-batu berharga dalam hidupmu ada di setiap detik yang kamu punya. Tinggal kamu pilih, mau memanfaatkannya atau membuangnya begitu saja.
Cerita asli: A Farmer and Stones