Kenalkan, Guman. Pria ini hidupnya sederhana. Bukan orang kaya raya, tapi nggak kekurangan juga. Penghasilannya diperoleh dari jualan madu. Hasil panen madunya dijual ke pasar di kota. Dan itu sudah cukup buat memenuhi semua kebutuhannya sampai tahun berikutnya.
Setiap tahun, ia berjalan ke pasar, menyunggi kendi berisi madu. Ini adalah momen penting buat Guman, waktu untuk menukar hasil kerja kerasnya demi mimpi mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
Waktu itu, sambil jalan di bawah sengatan sinar matahari, pikirannya melayang jauh.
“Nanti madu ini kujual, lalu uangnya kupakai untuk beli telur. Telur-telur itu akan kuerami di bawah ayam-ayam betinaku yang gemuk. Saat menetas, anak-anak ayam ini akan tumbuh besar, dan aku bisa menjualnya untuk membeli domba,” gumamnya dalam hati.
Gumaman itu bikin Guman semakin bersemangat. Dalam imajinasinya, dia sudah bisa melihat masa depan yang cerah. Punya rumah lebih luas, anak-anaknya yang tampan, menantu-menantu yang baik, dan tetangga-tetangga julid tapi kagum, “Lihat si Guman, dulu hidupnya pas-pasan, sekarang sudah jadi orang kaya.”
Terlalu asyik dengan pikirannya sendiri yang melayang-layang, Guman tiba-tiba tertawa lebar. Diayunkan tangannya penuh semangat. Tanpa sadar, ia menyenggol kendi yang dia sunggi di kepala.
Senggolan itu cukup keras, sampai tangan satunya yang memegang kendi nggak bisa nahan goncangan. Akhirnya, “Brak!”, kendi terlepas dan jatuh ke tanah, pecah berantakan. Madu yang sebelumnya jadi modal mewujudkan mimpi, kini sudah tercecer di tanah, nggak bisa diselamatkan lagi.
Melihat sialnya itu, Guman cuma bisa terpaku. Mimpinya mendadak lenyap begitu saja, bahkan sebelum sempat coba diwujudkan jadi nyata.
Ceroboh Akibat Terlalu Fokus Mimpi
Setiap orang memang butuh mimpi. Tapi tanpa langkah nyata, mimpi cuma akan jadi bayangan kosong. Seperti Guman, yang terlalu sibuk membangun istana di angan-angan, sampai lupa melihat apa yang ada di hadapannya.
Kisah ini mengingatkan kita agar tetap mikir jauh ke depan, tapi nggak lupa fokus pada apa yang sedang kita pegang sekarang. Jangan pernah merasa sudah sampai sebelum kamu benar-benar melangkah. Ingat, yang di depan mata harus dijaga dulu, baru pikirkan langkah berikutnya.
Jadi, kalau punya mimpi besar, rencanakan dan jalani prosesnya satu per satu. Pegang kendi madumu dengan kuat, hati-hati dalam melangkah. Kalau sudah terjual dan jadi beli telur ayam, baru bikin kandang untuk memeliharanya. Kalau ingin beli domba, tunggu sampai ayamnya sudah besar benar-benar bisa laku dijual.