Di hari Idulfitri, Shuaib baru saja menerima hadiah mobil dari saudaranya. Mobil yang masih mengilap itu terparkir di halaman rumahnya.
Selepas acara kumpul keluarga, Shuaib melihat seorang anak laki-laki tengah berdiri menatap kendaraan itu dengan takjub.
Shuaib pun menghampirinya. Tanpa ragu sang anak bertanya. “Paman, ini mobil Paman?”
Shuaib mengangguk. “Iya, saudaraku yang memberikannya sebagai hadiah Idulfitri.”
Anak itu terdiam sejenak. Shuaib mengira dia juga ingin mendapatkan hadiah mobil dari saudaranya.
Tapi ternyata, dugaan Shuaib keliru. “Aku berharap… aku bisa menjadi saudara seperti itu,” kata sang anak.
Jawaban itu membuat Shuaib tertegun. Anak ini tidak berharap mendapat mobil mewah atau saudara yang bisa memberinya hadiah mahal, tapi justru ingin menjadi seseorang yang bisa memberi.
Tanpa pikir panjang, Shuaib menawarinya naik mobil. Dengan semangat, anak itu mengiyakan.
Setelah beberapa saat menikmati perjalanan, ia menoleh ke arah Shuaib dengan mata berbinar.
“Paman, bisakah kita mampir ke rumahku sebentar?,” tanyanya.
Shuaib mengira anak itu ingin pamer kepada tetangganya bahwa ia bisa naik mobil keren. Tapi ketika mereka tiba, anak itu justru berlari ke dalam rumah dan keluar lagi sambil menggendong adik laki-lakinya yang lumpuh.
Ia mendudukkan adiknya di anak tangga, lalu menunjuk ke arah mobil. “Lihat, Dik. Mobil itu seperti yang aku ceritakan. Kakaknya memberikannya sebagai hadiah. Suatu hari nanti, aku juga akan membelikan mobil seperti ini untukmu, supaya kamu bisa melihat dunia yang selama ini cuma kuceritakan untukmu.”
Mendengar itu, Shuaib terdiam. Ia lalu keluar dari mobil, menggendong anak kecil itu, dan membiarkannya duduk di kursi depan. Sementara itu, kakaknya ikut duduk di sampingnya dengan wajah bahagia.
Di hari raya Idulfitri itu, Shuaib mendapatkan pelajaran berharga tentang makna berbagi. Mungkin hal itu juga yang coba diterapkan saudaranya yang telah memberinya hadiah mobil.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim)
Anak kecil itu telah mengajarkannya sesuatu yang begitu besar: kebahagiaan sejati bukan hanya tentang menerima, tapi juga memberi.
—
30 hari sudah kita berpuasa, sekarang waktunya bersih hati dan saling memaafkan. Selamat Idulfitri 1446 H! -dari hipmin sekeluarga.