• About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten
Friday, December 19, 2025
hipkultur.com
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
hipkultur.com
No Result
View All Result
Home Trivia

8 Font Terpopuler & Paling Banyak Dipakai di Dunia, Sejauh Ini

Hipmin by Hipmin
1 March 2025
in Trivia
0
Ilustrasi aneka jenis font

Ilustrasi aneka jenis font

0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Buat orang-orang yang menggeluti desain grafis, font sudah jadi makanan sehari-hari. Ini adalah bagian dari elemen desain yang tipografi, yang maksudnya seni milih desain teks dan penempatannya, buat dicetak atau diposisikan pada sebuah bidang karya.

Sementara font adalah set desain huruf, angka, simbol, atau karakter lain yang punya gaya dan ukuran tertentu. Font bisa punya keluarga yang setiap anggotanya bergaya identik, tapi karakteristik spesifik masing-masing berbeda, istilahnya typeface.

Buat orang-orang yang sehari-hari bergelut di depan PC desktop atau laptop, apalagi tukang ketik, font juga sudah jadi makanan sehari-hari. Tapi, nggak banyak pengetik yang biasa pakai macam-macam font, sehingga wawasan jenis font-nya agak terbatas.

Ngomongin soal font, menurut situs Typedrawers, di dunia ini ada lebih dari 500.000 jenisnya. Tapi dari sekian banyak font yang ada, cuma beberapa yang sering dipakai. Sebagian kecil di antaranya malah sudah melegenda.

Font juga Ada Perkembangannya

Sebelum masuk ke daftar font terpopuler di dunia, Hipmin mau mundur dulu ke zaman dulu. Sejarah font nggak lepas dari perkembangan dunia tulis-menulis, yang menurut beberapa sumber bermula sejak zaman Nabi Idris.

Tapi sebelum masa-masa kelahiran Nabi Idris yang sekitar 4000 tahun sebelum masehi. 16 Ribu tahun sebelumnya, manusia sudah bikin gambar di dinding gua. Memang, itu nggak bisa disebut tulisan, meskipun dinilai sebagai salah satu cara komunikasi.

Tulisan dalam bentuk formal, menurut Fontbundles, baru muncul lewat huruf paku Bangsa Mesopotamia, yang berkembang dan terus dipakai hingga 3000 tahun lamanya. Lalu disusul oleh hiroglif Mesir kuno, fonogram dari Fenisia (Timur Tengah), dan alfabet Yunani. Alfabet Yunani dikembangkan Bangsa Romawi, lalu dikembangkan lagi oleh Bangsa Inggris dan Eropa, jadi abjad yang kita kenal sekarang.

Popularitas huruf abjad modern didukung dengan penemuan mesin cetak, terkenalnya oleh orang Jerman, Johannes Guttenberg, sekitar abad 14-15. Sekitar masa Revolusi Industri dan setelahnya, mesin cetak dipakai buat memperbanyak buku, poster, iklan, surat kabar, dan lain-lain. Karena produknya macam-macam, tentu desainnya juga nggak bisa sama semua. Makanya, beriringan dengan itu, muncul juga gaya-gaya tipografi dan desain font yang macam-macam.

Tapi rasanya desain tipografi hasil cetakan selama beberapa ratus tahun masih monoton dan kurang variatif. Sampai kemudian ditemukan benda revolusioner kedua setelah mesin cetak Guttenberg, yang sekarang sudah jadi barang wajib ada di kantor-kantor, bahkan rumah-rumah pribadi, yaitu komputer.

Adanya komputer memungkinkan kerajinan font hadir tanpa batas. Komputer memungkinkan kreator bisa bikin keluarga font  dengan cepat tanpa perlu ribet. Pengguna font, kayak desainer grafis, penulis, bahkan tukang ketik jadi punya begitu banyak pilihan font. Bahkan belakangan sampai bingung milih mana yang paling cocok.

Font ada Kategorinya

Karena saking banyaknya, belakangan ada yang merumuskan kategori font berdasarkan gaya desainnya. Kayak gini:

  1. Serif Fonts
    Font jenis ini punya ciri khas berupa garis-garis kecil yang lancip di ujung setiap hurufnya, dikenal sebagai serif. Biasanya dipakai untuk media cetak seperti buku dan koran karena dianggap lebih nyaman dibaca dalam teks panjang.
  2. Sans-serif Fonts
    Kebalikan dari serif, font ini nggak punya serif (garis-garis kecil di ujung sudut) alias tampilannya lebih bersih dan simpel. Gaya modern ini sering banget dipakai di dunia digital, kayak di website atau aplikasi, karena lebih enak dilihat di layar.
  3. Script Fonts
    Font ini meniru gaya tulisan tangan latin yang nyambung. Tampilannya elegan, cocok kalau buat undangan formal atau pengumuman yang butuh kesan mewah dan anggun.
  4. Display Fonts
    Kalau yang satu ini dibikin untuk menarik perhatian. Biasanya tampil di judul atau headline dengan gaya tegas dan tebal, unik, bahkan kadang nyentrik. Intinya biar mata langsung tertuju ke situ.
  5. Monospace Fonts
    Ciri khasnya? Semua huruf punya lebar yang sama. Font ini sering dipakai di dunia pemrograman atau dokumen teknis karena rapi dan mudah diatur rata kiri-kanannya.
  6. Handwritten Fonts
    Seperti namanya, font ini meniru tulisan tangan dengan gaya yang lebih santai dan personal. Sering banget dipakai buat desain yang pengen terasa dekat, kayak di logo brand atau undangan non-formal.
  7. Decorative Fonts
    Font dekoratif jelas gayanya macam-macam, dari yang super artistik sampai nyeleneh. Cocok buat desain khusus yang butuh sentuhan visual aneh-aneh.

Font Paling Populer di Dunia Sejauh Ini

Dari begitu banyak font yang beredar dan dibikin orang-orang kreatif sedunia, cuma ada sebagian kecil yang paling sering dipakai. Ini dia delapan di antaranya.

1. Helvetica

Helvetica adalah font sans-serif favorit para desainer karena sederhana dan fleksibel. Didesain oleh orang Swiss bernama Max Miedinger, tahun 1957. Dan sekarang ini sudah banyak nempel di logo-logo brand ternama dunia.

Setidaknya ada empat brand otomotif besar, kayak Toyota, BMW, Jeep, dan Kawasaki. Lalu Panasonic, Oral-B, Microsoft, Nestle, BASF, sampai maskapai American Airlines dan Lufthansa. Maka, nggak heran kalau Helvetica dibilang selalu cocok di segala situasi.

2. Times New Roman

Times New Roman begitu familiar di kalangan para tukang ketik. Font yang kamu pakai bikin makalah, skripsi, atau thesis ini aslinya pesanan dari koran nasional Inggris, The Times pada tahun 1931. Hasil kolaborasi dua seniman tipografi, yaitu Stanley Morison dan Victor Lardent. Victor Lardent sendiri kerja di The Times, bagian periklanan.

Pertama kali tercetak di koran The Times terbitan 3 Oktober 1932, Times New Roman sekarang jadi standar di dunia penerbitan dan akademis, karena tampilannya yang formal. Bahkan sempat jadi font bawaan software mengetik nomor wahid, Microsoft Word selama berpuluh-puluh tahun.

3. Arial

Arial muncul di tahun 1982 dan sering disebut sebagai “Helvetica versi Microsoft”. Font sans-serif ini punya tampilan mirip Helvetica, tapi lebih ramah buat penggunaan digital. Arial jadi font default di banyak aplikasi, termasuk Windows dan Google Docs.

Arial juga hasil kolaborasi dua seniman tipografi, yaitu Robin Nicholas dan Patricia Saunders. Ada yang bilang kalau mereka bikin ini buat perusahaan spesialis font, Monotype Typhography. Tapi, ada juga yang ngomong kalau font ini dikembangkan sama tim dari IBM, buat rilisan Windows 3.1-nya mereka.

4. Garamond

Sebelum Times New Roman, Garamond adalah font serif terpopuler tanpa saingan. Ini adalah font tertua yang masih banyak dipakai sampai sekarang. Berasal dari abad ke-16, dibuat oleh desainer Prancis, Claude Garamond. Kalau kamu nge-search nama “Claude Garamond” di Google, semua tulisan hasil pencarianmu akan otomatis berubah pakai font bikinan beliau.

Tulisan yang pakai font serif, apalagi yang klasik kayak Garamond ini, dikenal lebih gampang dibaca. Makanya sering dicetak di buku sastra atau majalah high-end. Dan memang ada brand populer yang logonya juga berhias font Garamond, contohnya Dior, Macintosh, dan Google sebelum rebranding.

5. Comic Sans

Comic Sans, font yang desainnya santai, tapi kontroversial karena dianggap nggak profesional. Kalau disuruh nunjuk siapa penanggung jawab kontroversi ini, tersangkanya bisa dua. Pertama, Vincent Connare, orang Microsoft yang bikin Comic Sans pada tahun 1994. Kedua, rekan-rekan Connare sesama karyawan di Microsoft yang ramai-ramai pakai font ini, sampai akhirnya masuk di rilisan Windows 95 dan Internet Explorer.

Font ini memang lebih cocok mengisi balon kata di komik, bukan buat publikasi jurnalisme, dokumen resmi, apalagi paper akademis. Seringnya dipakai di Taman Kanak-kanak, atau tempat apa saja yang banyak anak-anaknya, karena konon bisa bantu mengatasi disleksia.

6. Futura

Huruf sans-serif yang tebal, Futura didesain pada tahun 1927 oleh Paul Renner. Namanya memang mencerminkan tampilannya, banyak dipakai karena bentuknya yang geometris dan bersih. Futura cocok buat desain yang butuh kesan modern dan sentuhan masa depan.

Brand-brand terkenal, macam Marcedes Benz, Calvin Klein, Dolce & Gabbana, Nike, sampai FedEx, logonya pakai font Futura. Wes Anderson, sutradara yang nyentrik itu, sering pakai keluarga font Futura, baik di poster maupun tipografi di filmnya. Malah popularitas font ini sudah sampai ke luar angkasa. Soalnya, plakat pendaratan pertama manusia di Bulan yang ditanam di sana, juga pakai Futura.

7. Verdana

Font ini punya sejarah unik di ranah digital. Kreasi Matthew Carter dan Thomas Rickner untuk Microsoft tahun 1996. Verdana adalah font sans-serif yang memang didesain khusus buat tampilan layar. Jarak huruf yang lebar dan bentuknya yang simpel, bikin Verdana mudah dibaca meski dalam ukuran kecil.

Inisiatifnya datang dari Virginia Howlett, desainer di tim tipografi Microsoft, di bawah asuhan langsung CEO Microsoft waktu itu, Steve Ballmer. Sejak pertama rilis, Verdana di-bundling dengan berbagai versi Windows, Microsoft Office, dan Internet Explorer. Sementara di Macintosh, Mac OS klasik sampai versi X juga pakai Verdana.

8. Georgia

Ini lagi, kalau di-search di Google, hasilnya langsung ganti font. Dan hampir kayak Verdana, Georgia juga khusus didesain buat tampilan layar komputer, cuma dia jenisnya serif. Bentuknya besar dan jelas, jadinya masih gampang terbaca juga meski ukurannya kecil. Nggak heran kalau Georgia sering ada di top-tier font yang paling mudah dibaca.

Versi awal keluarga font ini berisi empat gaya, dibuat oleh Matthew Carter atas ide Tom Rickner pada 1993. Pada tahun 1996 dirilis Microsoft sebagai bagian dari koleksi Core Fonts for the Web. Meski begitu, dalam perkembangannya nggak cuma dipakai buat tampilan layar komputer, tapi juga cetakan fisik.

Tags: hipkultumseniTeknologi
Previous Post

Kenapa Minggu Jadi Hari Libur dan Tanggal Merah?

Next Post

Single: “Misi Supremasi” dari Berantai, Kritis & Meledak

Next Post
Personel Berantai

Single: "Misi Supremasi" dari Berantai, Kritis & Meledak

Please login to join discussion

Daftar Putar

Recent Comments

  • Bachelor of Physics Engineering Telkom University on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • Ani on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.