in

hipKultum #2: Teladan dari Ilmuwan Pertama, Nabi Idris

Ingat! Ini cuma ilustrasi Nabi Idris a.s.
Ingat! Ini cuma ilustrasi Nabi Idris a.s.

hipKultum #2: Teladan dari Pertama, Nabi Idris

Nabi Idris merupakan wahyu ketiga setelah Adam dan Syits, yang juga termasuk dalam 25 nabi wajib diketahui. Ia adalah keturunan Nabi Adam alaihissalam dari garis Nabi Syits. Namanya disebut dua kali dalam Al-Quran, yaitu:

Surat Maryam ayat 56-57

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kepada mereka, kisah Idris (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan kami telah mengangkat derajatnya ke martabat yang tinggi.”

Surat Al-Anbiya ayat 85-86

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar, dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh, mereka termasuk orang-orang yang saleh.”

Terdapat perbedaan pandangan terkait kisah Nabi Idris, apakah beliau ada sebelum Nabi Nuh atau setelahnya.

Ilmuwan seperti Ibnu Katsir, Ath-Thabari, Ibnu Ishaq, Ibnu Jarir, Asy-Syaukani, hingga As-Suyuthi, menguraikan bahwa, Nabi Idris hidup sebelum Nabi Nuh. Ini didasarkan fakta tentang nama asli Nabi Idris, yakni Khonukh yang merupakan leluhur Nabi Nuh. Hal tersebut diperkuat oleh A-Quran dalam Surat Maryam ayat 58.

“mereka itulah orang-orang yang Allah telah beri nikmat, yaitu kalangan para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang kami beri petunjuk dan telah kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyangka dengan bersujud dan menangis.”

Nabi Idris dalam Sejarah

Tentunya ada banyak sumber yang menyebutkan tempat lahirnya Nabi Idris. Pada umumnya menerangkan bahwa Idris lahir di Mesir. Tapi ada pula yang menyebut ia lahir di Babilonia, kemudian pergi ke Mesir setelah mendapatkan wahyu kenabian.

Demikian pula soal tahun kelahirannya. Sumber Alkitab menerangkan Nabi Idris lahir pada tahun ke-622 setelah penciptaan. Namun semua sumber meyakini bahwa ia berada di satu zaman dengan nenek moyangnya, yakni Nabi Adam dan Nabi Syits.

Kisah Nabi Idris punya kesamaan dengan seorang tokoh dalam Alkitab, yaitu Henokh atau Enoch. Dijelaskan bahwa keduanya sama-sama keturunan Nabi Adam dari garis Syits, dan tidak wafat tetapi diangkat ke Surga. Tapi, jika sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa ia generasi ke-6, menurut sumber Nasrani Nabi Idris adalah generasi ke-7.

Nama Idris bermakna orang yang gemar belajar atau orang yang sangat bijak. Sedangkan nama Enoch, Henokh, Hanokh atau Khunnukh dalam Bahasa Ibrani, Akhnukh dalam Bahasa Arab, berarti orang berdedikasi, terlatih, dan berpengetahuan mendalam. Sementara menurut babad tanah Yunani, Idris dikenal dengan nama Aramis, Harmas, atau Hermes.

Enoch sendiri populer dengan sebuah kitab, yakni The Book of Enoch. Kitab ini sering menjadi rujukan kitab-kitab Yahudi dan Nasrani. Berisi tentang pengetahuan Enoch mengenai kaum Nefilim (keturunan campuran malaikat dan manusia), perjalanan ke Surga dan Neraka, visi-visi, mimpi dan interpretasinya, serta ajaran hukum-hukum Allah.

Kisah Hidup Nabi Idris

Nabi Idris adalah putra dari Yarid bin Mihla’iel (Mahlail) bin Qinan bin Anusy bin Syith (Syits) bin Adam AS. Ia dikenal sebagai orang cerdas, pertama kali menemukan bahasa tulisan, bisa membaca dan menulis, serta menciptakan alat-alat sederhana yang memudahkan pekerjaan manusia waktu itu.

Selain itu, Idris yang rajin juga dipercaya sebagai manusia pertama yang bisa menjahit dan menggunakan benang. Ia memakai pakaian dari kain, sementara zaman itu manusia masih memakai kulit binatang.

Dalam hal wahyu, disebutkan bahwa Idris adalah nabi pertama yang menerima wahyu dari Malaikat Jibril. Ajaran-ajarannya juga dimuat dalam 30 suhuf, atau lembaran yang berisi wahyu dari Allah SWT. Barangkali suhuf inilah yang disebut sebagai The Book of Enoch oleh peradaban Barat.

Ibnu Jarir dalam Kitab Rauzatu’l-Ahbab, menyebutkan bahwa Nabi Idris berteman dengan salah satu malaikat. Ketika diangkat ke Langit ke-4, ia ditemani oleh malaikat tersebut, sampai kemudian dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail. Ini bertentangan dengan pendapat bahwa Nabi Idris tidak wafat, melainkan diangkat ke langit.

Sebagian besar ulama menyebutkan bahwa Nabi Idris hidup sekitar tahun 4.533 hingga 4.188 sebelum Masehi. Jika begitu, berarti umurnya diperkirakan sekitar 345 tahun. Tapi ada pula yang berpendapat bahwa umur Nabi Idris sekitar 308 tahun.

Teladan Nabi Idris

Terlepas dari sejarahnya yang berasal dari berbagai sumber, terpenting adalah bahwa Nabi Idris diutus oleh Allah SWT untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Kisah hidupnya yang penuh dengan kebijaksanaan dan ketekunan menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga saat ini.

Nabi Idris dikenal sebagai seorang yang tekun beribadah dan sangat dekat dengan Allah SWT. Ia senantiasa berdoa dan memohon ampunan kepada Allah, serta selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepadanya.

Keistimewaan Nabi Idris juga terletak pada kecerdasannya dalam memahami ajaran Allah. Selain menulis dengan pena dan menjahit baju, ia juga dikenal sebagai perumus bobot hitungan (matematika) dan ahli astronomi. Ini mengajarkan tentang pentingnya belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan.

Kemampuan Nabi Idris ini juga mengajarkan soal ketekunan dalam berkarya. Ketekunan bisa berasal dari sikap tulus ikhlas, terutama agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Berbagai penemuan yang dihasilkan Nabi Idris ditujukan untuk mempermudah hidup manusia. Sehingga amalnya tetap lestari meski secara fisik sudah meninggal dunia.

Report