Animasi sering kali diandalkan buat jadi media edukasi anak-anak. Kata beberapa sumber, alasannya karena animasi bisa bikin anak lebih paham topik yang rumit, menarik perhatian lebih daripada film live-action, juga ngasih stimulus positif buat perkembangan otak.
Biasanya cerita dalam film animasi juga lebih simpel dan cocok buat penonton muda. Ya meski kadang bisa bikin semua umur ikut terbawa emosi. Soalnya, gaya bercerita animasi punya ciri khas. Mulai dari warna, suasana, sampai musik yang bisa bikin penonton terhanyut.
Misalnya, di film Sleeping Beauty, warna-warna cerah seperti merah muda dan biru dipakai buat karakter Aurora yang baik. Sementara Maleficent yang jahat ditampilkan dengan warna hijau dan hitam yang kontras. Bahkan, ekspresi wajah tiap karakter didesain untuk ngasih petunjuk siapa yang jahat dan siapa yang baik, bikin film lebih mudah dipahami anak-anak.
Animasi juga jadi sarana penyampai pesan-pesan rumit, tapi dalam versi yang mudah dicerna anak.
Selain itu, ternyata animasi bantu otak anak berkembang lebih baik. Menurut penelitian, animasi bisa merangsang pertumbuhan neuron baru yang berhubungan dengan memori, orientasi spasial, dan kemampuan berpikir strategis.
Tapi, ada beberapa film animasi yang justru nggak cocok ditonton anak-anak. Sutradara dan penulis naskah kadang menambahkan tema yang gelap, dewasa, atau kekerasan dengan visual yang kelihatannya aman buat anak, tapi justru bisa bikin trauma kalau mereka nonton di usia dini.
Kamu yang sudah sering nonton film, mungkin kadang bisa menebak jalan ceritanya cuma dari lihat posternya.
Apalagi kalau ada poster yang menampilkan gambar hewan lucu, karakter ramah, atau boneka menggemaskan. Otak mungkin langsung mikir, “Oh, pasti film anak-anak nih.”
Eits tunggu dulu, bisa jadi perkiraanmu salah.
Ada film animasi yang sengaja pakai simbol yang identik sama dunia anak-anak, buat ngasih cerita yang subversif, kadang mengganggu, atau bahkan mengandung kekerasan yang sama sekali nggak cocok buat si kecil.
Meski kelihatan seperti tontonan ramah anak, film-film ini punya konten yang baru aman ditonton kalau umur udah jauh lebih matang.
Film Animasi Buat Orang Dewasa
9. Waking Life (2001)
Richard Linklater terkenal dengan karya live-action, tapi di sini dia ngasih sesuatu yang beda banget lewat teknik animasi rotoscoping.
Waking Life sering dianggap sebagai masterpiece Linklater, bahkan melampaui “A Scanner Darkly.”
Film non-naratif ini bercerita tentang seorang pemuda (Wiley Wiggins), yang terjebak dalam mimpi dan sulit bangun lagi. Visualnya serasa di dunia lain, tempat batas antara mimpi dan realitas kabur banget.
Cocoknya sih buat kamu yang suka eksplorasi pikiran dan kesadaran, tapi jelas bukan buat anak-anak karena obrolannya filosofis banget dan bisa bikin pusing kepala.
8. I Lost My Body (2019)
Film ini menceritakan perjalanan aneh sekaligus emosional tentang kehilangan dalam berbagai bentuk.
Naoufel, seorang pemuda yang terobsesi untuk bertemu wanita yang dikenalnya lewat interkom, mengalami kecelakaan ngeri dan kehilangan tangannya.
Uniknya, tangan Naoufel punya tekad dan kesadaran sendiri, mencoba kembali menemukan pemiliknya dalam perjalanan survival di kota yang penuh bahaya. Penonton bakal ikut terhubung sama “tangan hidup” yang punya misi menemukan jalannya.
Selain atmosfer seram dan elemen body horror, film ini punya kedalaman emosional yang rumit. Lebih cocok buat orang-orang dewasa, yang sudah siap mencerna tema kehilangan dan makna kehidupan.
7. The Animatrix (2003)
Banyak yang mengira The Animatrix ini versi kalem dari seri Matrix karena peringkatnya PG-13. Padahal isinya brutal.
Salah satu bagian, The Second Renaissance Part I, misalnya, menampilkan adegan sadis seperti kepala yang hancur seolah lagi menghancurkan labu.
Meski visualnya keren dengan genre dan gaya animasi yang bervariasi, ceritanya nggak cuma modal tampilan aja. Ada bagian yang fokus ke personal story dan dunia dalam “Matrix” dengan filosofi yang berat.
Buat para fans Matrix, ini mungkin yang paling ikonik setelah film pertamanya, tapi tetap nggak aman buat penonton di bawah umur.
6. Aqua Teen Hunger Force Colon Movie Film for Theaters (2007)
Dari judulnya aja, film ini sudah terkesan nggak biasa. Diangkat dari acara Adult Swim, film ini diawali dengan adegan nyeleneh. Animasi ikonik “Let’s All Go to the Lobby” dibantai habis-habisan sama band heavy metal.
Bukannya bikin kita nyaman di kursi bioskop, justru film ini ngelempar humor absurd yang nggak semua orang cocok.
Tokoh utamanya bakso (Meatwad), milk shake (Master Shake), dan wadah kentang goreng (Frylock) yang mencoba mencari tahu asal usul mereka sendiri dan sekaligus menyelamatkan dunia.
Buat penonton setia Aqua Teens dan karakter-karakter eksentrik kayak Mooninites dan Carl, film ini jadi hiburan kacau yang bikin ketawa.
Tapi buat anak-anak? Mending skip dulu lah. Humor satir dan elemen dewasa yang sering jadi sorotan film ini bakal sulit mereka cerna.
5. Mary and Max (2009)
Film karya Adam Elliot ini mengusung tema suram. Menampilkan warna-warna kalem yang memvisualisasikan depresi, isolasi, dan isu kesehatan mental lainnya.
Ceritanya memang nggak bakal dibilang “nyenengin,” tapi ada banyak keindahan yang bisa dilihat dari desain karakter unik dan skenario yang nendang.
Mengisahkan persahabatan Mary yang masih kecil dengan Max yang jauh lebih tua, dua karakter berbeda yang akhirnya terhubung dalam kesepian masing-masing.
Meskipun bisa dibilang film ini menyentuh, isinya sama sekali nggak cocok buat anak-anak.
Eksplorasi emosional yang dalam dan visual suram yang lebih bisa dinikmati sama penonton dewasa yang paham kompleksitas kesehatan mental.
4. Anomalisa (2015)
Dibalut animasi stop-motion, Anomalisa bukan cuma cerita boneka biasa. Film ini mendalami isu krisis paruh baya yang suram.
Michael Stone, seorang pembicara motivasi, hidup dalam kesepian dan rasa benci terhadap diri sendiri, hingga suatu hari bertemu Lisa, satu-satunya orang yang “berbeda” di mata Michael. Sayangnya, kebahagiaan yang dia temukan cuma sementara.
Ada adegan dewasa dan dialog kasar yang bikin film ini dapat rating R. Tema psikologis yang berat soal kesepian dan ketidakpuasan diri pasti akan lebih bermakna bagi penonton dewasa.
3. South Park: Bigger, Longer & Uncut (1999)
Kalau South Park aja sudah bikin para orang tua protes sejak awal tayang, filmnya ini lebih gila lagi.
Bahkan, film ini masuk Guinness World Records karena punya “Kata-kata Sumpah Serapah Terbanyak dalam Film Animasi.”
Mengangkat tema orang tua yang sibuk protes soal kata-kata kasar sambil tutup mata terhadap kekerasan. Menyorot ironi yang ada di masyarakat.
Dibumbui lagu-lagu kocak dan sindiran sosial khas Trey Parker dan Matt Stone, film ini sukses menghantam isu penyensoran dengan cara yang cerdas.
Memang nggak cocok buat anak-anak, tapi sepertinya bakal bikin mereka penasaran. Soalnya gambar karakternya juga lucu.
2. Grave of the Fireflies (1988)
Studio Ghibli terkenal suka bikin film yang bisa dinikmati semua usia, tapi nggak semuanya cocok buat anak-anak.
Grave of the Fireflies ini film lama, tapi banyak jadi perbincangan. Mungkin sampai sekarang.
Film ini dulu rilis barengan sama My Neighbor Totoro—yang bisa bikin kamu nostalgia masa kecil. Tapi kalau film ini bikin kamu dipaksa buat dewasa lebih cepat.
Seita dan Setsuko, dua karakter utamanya, menjalani hidup yang jauh dari kata bahagia.
Alur ceritanya memang sudah ketebak, tapi tetap saja, kamu bakal ngerasa tersentuh setiap kali nonton. Siapkan tisu, karena kisah ini nggak akan gampang dilupakan.
1. Sausage Party (2016)
Sumpah ya, jangan sampai ajak anak kecil nonton film ini.
Sausage Party dibikin oleh Seth Rogen dan kawan-kawan dengan niat penuh buat ngecoh. Seolah ini film animasi ramah keluarga. Nyatanya, film ini malah bertabur humor dewasa dan sindiran pedas.
Film ini mengandung konten dewasa. Isinya juga nggak malu-malu menyentil tema agama dengan cara satir.
Para produk di supermarket—sosis, roti, kebab, dkk—mengira ada para dewa (alias pembeli) yang bakal membawa mereka ke tempat yang lebih baik. Padahal nggak tahu aja mereka mau dibawa ke nasib tragis.
Pas akhirnya seorang sosis tahu kebenarannya, dia malah berusaha mengguncang kepercayaan semua produk demi “menyelamatkan” mereka.
Sausage Party mungkin sekilas seperti animasi lucu buat anak-anak. Tapi trust me, ini bukan film keluarga dengan dalih apapun.
*
Sebenarnya masih banyak film animasi yang nggak cocok buat anak-anak. Apalagi film rilisan tahun 90an dan 80an. Tapi kebanyakan sudah ketahuan dari posternya. Kalau sampai kamu masih terkecoh ajak anak kecil nonton, ya…tau ah, salah sendiri.