Alkisah, tersebutlah seorang ilmuwan bernama George Land. Tersebutlah juga, lembaga penelitian antariksa bernama NASA. Pada suatu ketika NASA mendadak kepo, ingin tahu alasan di balik kreativitas alamiah orang-orang. Keingintahuan lembaga peluncur Apollo ini membawa mereka bertemu George Land, karena dia tahu apa yang harus dilakukan.
George Land adalah seorang ilmuwan, sekaligus konsultan, penulis, dan pembicara. Salah satu rumusan terbesarnya adalah Teori Transformasi, yakni teori proses alamiah yang memadukan prinsip-prinsip kreativitas, pertumbuhan, dan perubahan. Teori ini melahirkan berbagai macam pemikiran strategis dan sistem inovasi unik, yang kini sudah dilisensikan oleh lebih dari 400 perusahaan di seluruh dunia.
Pada tahun 1968, George Land pernah melakukan penelitian dengan cara menguji kreativitas anak-anak peserta Head Start. Subjek yang diteliti sebanyak 1.600 anak, umurnya antara 3 sampai 5 tahun.
Sedikit info, Head Start adalah program peningkatan pendidikan, kesehatan, gizi, sosial, dan emosional. Program ini ditujukan bagi anak-anak prasekolah dari keluarga berpenghasilan rendah di Amerika Serikat. Dicoba pada tahun 1964, lalu digas sejak setahun kemudian.
Waktu itu, Amerika Serikat dipimpin Presiden Lyndon B. Johnson. Sementara program Head Start dijalankan Departemen Layanan Manusia dan Kesehatan/Health & Human Services (HHS).
Hasil Penelitian George Land
George Land berkolaborasi dengan Beth Jarman dalam penelitian yang awalnya dirancang buat NASA itu. NASA sendiri memakai tes George Land sebagai satu cara untuk merekrut insinyur dan ilmuwan inovatif.
Selain 1.600 anak usia 3-5 tahun, George dan Beth juga memberikan tes untuk generasi-generasi di atasnya. Di antaranya anak-anak usia 10 tahun, remaja 15 tahun, dan sekitar 280 ribu orang dewasa.
Kenapa begitu? Karena mereka berdua ingin mempelajari kapasitas kreatif seseorang selama masa kanak-kanak.
Mereka mengungkapkan temuannya dalam buku Breakpoint and Beyond: Mastering the Future Today (2000). Hasilnya, begini skor kreativitas masing-masing subjek penelitian menurut kelompok umurnya.
- Anak-anak 3-5 tahun : 98%
- Anak usia 10 tahun : 30%
- Remaja umur 15 tahun : 12%
- 280.000 dewasa rata-rata 31 tahun : 2%
Kamu bisa membaca di situ, bahwa seiring berjalannya waktu, anak-anak jadi semakin tidak kreatif. Atau dengan kata lain, kreativitas seseorang akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Kenapa Makin Tua Semakin Tidak Kreatif?
Forbes pernah menerbitkan sebuah artikel untuk menjawab pertanyaan di laman Quora. “Mengapa orang yang lebih muda cenderung lebih kreatif?”
Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh Paul King, seorang ilmuwan saraf dan manager data sains Siri milik Apple. Menurutnya, imajinasi anak-anak lebih aktif daripada orang dewasa. Sementara pemuda tidak terlalu membatasi diri dengan pola pikir mereka yang terdahulu.
Lebih lanjut, menurutnya seseorang yang beranjak dewasa perlahan-lahan akan memiliki keterampilan hidup yang baik. Sendirinya ia mengembangkan kebiasaan berpikir yang selalu membantu dan memberi manfaat buatnya. Akhirnya:
- Pertama, kebiasaan itu bisa membantunya menjalani hidup dengan lebih efektif.
- Kedua, ia bisa bersosialisasi dengan baik, karena mampu beradaptasi dengan norma dan pola pikir yang diterima di masyarakat.
- Ketiga, berdasarkan pengalaman ia mengetahui jalur aman dengan memakai kebiasaan berpikir yang sudah terbukti bermanfaat, daripada mengambil risiko atau ketidakpastian.
Namun, orang-orang yang berkecimpung di dunia kreatif pada umumnya tetap bisa kreatif. Berlawanan dengan pola yang sebelumnya, orang-orang di ranah ini mengembangkan kebiasaan berdasarkan pengalaman mereka juga, tetapi mengarah pada ketidakpastian dan risiko-risiko tak terduga.
Golongan ini juga punya imajinasi, tetapi berbeda dengan milik anak-anak yang aneh menurut orang dewasa. Jika dikombinasikan dengan pengalaman hidup dan keterampilan yang mumpuni, mereka bisa lebih berdampak, salah satunya memperoleh penghasilan tinggi. Kamu mau seperti mereka yang ini?