Setelah Timnas Indonesia meraih hasil imbang 2-2 saat melawan Bahrain dalam kuafikasi Piala Dunia ronde ketiga semalam, banyak suporter menyoroti kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf.
Bagaimana suporter Indonesia nggak mencak-mencak. Awalnya, pertandingan 90 menit sudah dimenangkan Timnas Indonesia dengan skor 2-1. Namun pada perpanjangan waktu, kemenangan itu musnah setelah Mohamed Marhoon mencetak gol yang menyamakan kedudukan jadi 2-2.
Masalahnya, gol Bahrain itu tercipta pada menit ke-99. Sementara sebelumnya, official pertandingan mengumumkan bahwa durasi injury time hanya selama 6 menit. Jadi, pertandingan harusnya sudah selesai sebelum menit terjadinya gol.
Maka nggak heran kalau kemudian kepemimpinan wasit asal Oman itu menuai kekecewaan. Suporter Indo meluapkan kemarahannya kepada pak Al Kaf di media sosial. Bahkan menuduhnya curang, korup, sampai terima uang sogokan.
Kontroversi macam itu bukan yang pertama kali dialami Timnas Indonesia, juga kerap terjadi di dunia sepak bola. Beberapa keputusan wasit yang absurd malah pernah terjadi di laga-laga krusial, bahkan salah satunya di babak Final Piala Dunia.
Keputusan Wasit Kontroversial dalam Sejarah Sepakbola
Kali ini, hipmin coba merangkum sejumlah kesalahan wasit yang kontroversial. Ini nggak cuma bikin ketawa, tapi juga mengubah hasil pertandingan dan sejarah sepak bola.
8. Ahmet Akcay
Wasit Ahmet Akcay dari Turki bikin sejarah pada tahun 1986. Kalau biasanya kontroversi wasit berkaitan dengan keputusan-keputusannya, orang ini agak beda.
Waktu itu dalam pertandingan antara Ankaragücü melawan Besiktas dengan skor tanpa gol. Tapi, tiba-tiba pemain Ankaragücü menendang bola melenceng dan mengenai wajah wasit, sehingga bola memantul dan berhasil masuk ke gawang.
Gol! Sayangnya, Ahmet Akcay menghitungnya sebagai gol yang sah. Ankaragücü pun menang secara mengejutkan, sekaligus membuyarkan harapan Besiktas untuk jadi juara Liga Turki musim itu. Sampai akhir musim, Besiktas kalah satu poin dari Galatasaray yang akhirnya jadi juara.
7. Silvia Regina de Oliviera
Terbang ke Brasil, laga antara Santacruzense melawan Atletico Sorocaba. Skor sampai 90 menit pertandingan dimenangkan Atletico Sorocaba 0-1. Namun Santacruzense menyamakan skor di menit terakhir pertandingan, lewat gol yang dicetak seorang bocah pengambil bola.
Itu bukan julukan pemain atau nama salah satu pemain yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pencetak gol penyeimbang itu memang benar-benar ball boy yang mungkin bercita-cita jadi striker. Ia menendang bola yang keluar lapangan sampai “jleb” masuk ke gawang.
Sayangnya, entah kenapa, wasit malah mengesahkan gol tersebut. Silvia Regina de Oliviera nama wasit tersebut, nggak peduli protes keras dari pemain Atletico Sorocaba. Skor tetap 1-1 sampai peluit akhir. Dan wasit wanita ini pun dihukum larangan memimpin pertandingan selama 240 hari.
6. Tom Henning Ovrebo
Fans Chelsea mungkin masih menyimpan dendam kepada Tom Henning Ovrebo. Ia jadi wasit di semifinal leg ke-2 Liga Champions 2009, Chelsea vs Barcelona. Fans tim London Biru sampai menganggapnya sebagai “perampokan”.
Waktu itu, Ovrebo nggak menyetujui empat klaim penalti buat Chelsea, hasil empat kali pelanggaran di pertahanan Barcelona. Yang kemudian itu dihubungkan dengan kegagalan mereka masuk Final Liga Champions.
Tahun 2013, Ovrebo yang asal Norwegia pensiun jadi wasit karena cedera lutut . Baru 13 tahun setelah kejadian. ia mengaku, “Saya nggak berpikir pendukung Chelsea benar, ketika mereka mengklaim empat dari lima penalti. Tapi saya pikir semua orang yang tahu sepakbola dan aturan permainan tahu, seharusnya ada penalti yang diberikan (buat Chelsea).”
5. Charles Corver
Tahun 1982, kiper Jerman Barat, Harald Schumacher, “menghajar” brutal Patrick Battiston. Pemain asal Prancis ini sampai hilang giginya, retak tulang rusuk, dan cedera tulang belakang. Padahal waktu itu dia baru 10 menit main, menggantikan Bernard Genghini di menit ke-50.
Tapi, Harald Schumacher seperti nggak punya rasa bersalah sama sekali. Setelah Battiston ditandu keluar lapangan, Schumacher langsung melakukan tendangan gawang. Lebih aneh lagi, wasit Charles Corver juga melanjutkan permainan seolah nggak terjadi apa-apa.
Wasit disebut kontroversial karena nggak memberi tendangan bebas, apalagi kartu kuning atau merah. Corver menyebutnya bukan pelanggaran, nggak ada niat melukai lawan.
Pertandingan pada semifinal Piala Dunia 1982 di Spanyol itu sendiri penuh drama. Jadi pertama yang pemenangnya ditentukan lewat adu penalti. Skor akhir imbang 3-3, dan adu penalti dimenangkan Jerman Barat. Schumacher sendiri dinobatkan sebagai orang Jerman paling dibenci setelah Adolf Hitler oleh media Prancis. Itu setelah “melukai” Battiston, sekaligus sukses menahan 2 penalti pemain Prancis.
4. Martin Hansson
Playoff Piala Dunia 2010 mempertemukan Prancis dan Irlandia. Momen kontroversial terjadi saat striker Prancis, Thierry Henry memakai tangannya untuk mengatur arah bola. Kemudian memberikan assist buat William Gallas yang akhirnya mencetak gol penentu kemenangan.
Insiden itu sangat jelas. Bahkan Henry sendiri mengakui kesalahan itu kepada bek Irlandia, Richard Dunne. Tapi apa mau dikata, Prancis tetap melaju ke putaran final Piala Dunia. FIFA? Mereka seolah nggak peduli.
Wasit yang memimpin pertandingan itu adalah Martin Hansson, orang Swedia. Ia memutuskan nggak ada handball dan tetap mengesahkan gol Prancis yang membuatnya bisa berlaga di Afrika Selatan 2010. FIFA juga tetap memasukkan nama Martin Hansson ikut serta di gelaran Piala Dunia yang vuvuzela (bukan fufufafa) itu.
3. Ali Bin Naser
Penggemar sepakbola klasik pasti tahu betul dengan insiden “Hand of God”. Makin mudah diingat, karena dilakukan oleh salah satu pemain terbaik dunia sepanjang masa, Diego Maradona. Ia jelas-jelas menggunakan tangannya untuk memukul bola sampai masuk gawang.
“Gol Tangan Tuhan” adalah salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Piala Dunia. Perempat final Piala Dunia 1986, Argentina vs Inggris dipimpin wasit Tunisia, Ali Bin Naser. Ia mungkin nggak jelas melihat aksi tangan Maradona, sehingga gol dianggap sah. Sampai ia dan hakim garis Bogdan Dochev saling salah-salahan.
Maradona dan fans Argentina sangat diuntungkan. Tapi Inggris? Tentu saja marah besar. Dan barangkali masih menyimpan dendam abadi kepada tim sepakbola Argentina.
2. Janny Sikazwe
Pada Piala Afrika 2021, wasit Zambia, Janny Sikazwe, bikin keputusan aneh bin lucu dan unik. Ia dua kali meniup peluit akhir, padahal pertandingan masih belum menginjak menit ke-90. Pemain Tunisia bahkan sudah kembali ke ruang ganti, tapi dipanggil lagi untuk menyelesaikan pertandingan kontra Mali itu.
Laga awalnya berjalan lancar. Babak pertama imbang 0-0, lalu Mali unggul 1-0 pada menit ke-48. Skor nggak berubah sampai menit ke-80. Lalu secara mengagetkan, Janny Sikazwe meniup peluit akhir di menit ke-85.
Awalnya dimaklumi, karena Janny cepat sadar kalau keputusannya salah, lalu pertandingan dilanjutkan. Eh, tapi pada menit ke-89, ia mengulangi kesalahannya lagi, meniup peluit akhir pertandingan. Pemain Tunisia yang kalah langsung masuk ruang ganti.
Ketika keduakalinya wasit sadar dan meminta pertandingan dilanjutkan lagi, semua sudah terlambat. Tunisia menolak kembali ke lapangan, dan hasil akhir tetap 1-0 untuk Mali. Ternyata, Sikazwe mengalami heatstroke dan dehidrasi, yang membuatnya kehilangan konsentrasi total.
1. Graham Poll
Daftar ini berakhir dengan kesalahan wasit paling konyol yang terjadi pada Piala Dunia 2006, antara Australia vs Kroasia. Konyol, karena wasit kontroversial Graham Poll, memberikan tiga kartu kuning kepada bek Kroasia, Josip Simunic. Harusnya dua kartu kuning saja cukup untuk mengeluarkannya dari pertandingan.
Entah kenapa, wasit profesional seperti Poll bisa lupa kalau Simunic sudah dapat dua kartu sebelumnya. Pemain itu sendiri, setelah menerima dua kartu kuning, juga nggak langsung keluar lapangan. Ia seperti nggak sadar, memanfaatkan situasi, karena nggak melihat dirinya diganjar kartu merah.
Kabarnya, usai pertandingan Josip Simunic marah-marah ke Graham Poll soal kartu kuningnya. Insiden ini juga langsung memaksa wasit asal Inggris itu pulang lebih awal, dan pastinya nggak diundang lagi untuk memimpin putaran final.
Ya, namanya wasit juga manusia. Meski sekarang sudah dibantu VAR, keputusan final tetap ada di tangannya.