Ayam goreng kayaknya jadi makanan favorit hampir semua orang (kecuali para vegan). Di tanah air saja banyak sekali varian hidangan ayam goreng. Ada ayam goreng lengkuas, ayam krispi, ayam kremes, ayam kalasan, ayam geprek, ayam penyet, terus yang resepnya lagi viral ayam goreng ketumbar sama bawang putih. Belum lagi yang dikasih tambahan saus tradisional.. bwanyaak.
Sekarang hampir semua negara punya resep ayam gorengnya sendiri. Teknik menggorengnya juga macem-macem. Tapi btw, siapa sih penemu menu ayam goreng ini?
Kalau dikulik-kulik, ternyata sejarahnya panjang sekali. Dulu katanya orang-orang di Asia Tenggara yang diperkirakan pertama kali memelihara nenek buyutnya ayam. Tapi nggak ada info pasti apa mereka juga mengonsumsinya. Apalagi, di zaman itu ayam juga salah satu hewan yang dihormati.
Masuk kisaran abad ke-17 sampai 19, ayam goreng mulai nge-trend di Amerika Serikat. Tepatnya di wilayah Selatan, yang jadi rumah para imigran Skotlandia dan orang-orang Afrika yang dibawa sebagai budak.
Kalau penemu pasti ayam goreng sebenernya masih agak misterius. Yang pasti, orang-orang di Amerika Selatan lah yang paling getol mempopulerkan hidangan ini ke seluruh AS sampai akhirnya mendunia.
Bisa Jadi dari Skotlandia
John F. Mariani dalam The Encyclopedia of American Food & Drink (1983) bilang kalau ayam goreng ada di mana-mana, mulai dari ga xao di Vietnam, pollo fritto di Italia, sampai Wiener Backhendl di Austria. Tapi, soal siapa pembawa tradisi menggoreng ayam ke Amerika Selatan, banyak teori yang mengarah ke Skotlandia.
Kalau di Eropa, kebanyakan orang Inggris lebih suka memanggang atau merebus ayam mereka. Beda cerita sama orang Skotlandia yang justru suka menggoreng ayam tanpa banyak bumbu.
Waktu para imigran Skotlandia dan Skotlandia-Irlandia pindah ke koloni di Amerika Selatan tahun 1700-an, mereka mengenalkan teknik menggoreng ini.
Sejarawan Stana Nenadic dari Universitas Edinburgh mencatat, di tahun 1773, James Boswell, seorang penulis biografi, menulis dalam buku hariannya tentang makan malam ayam goreng yang disajikan di Pulau Skye, Skotlandia. Dari sini, teori muncul bahwa teknik menggoreng ayam ala Skotlandia ini ikut dibawa ke Amerika Selatan.
Meski tekniknya dari orang Skotlandia, ayam goreng baru benar-benar berkembang waktu diolah sama juru masak Afrika-Amerika yang diperbudak di Amerika Selatan.
Bahkan ada klaim bahwa hanya orang Afrika-Amerika yang bisa bikin ayam goreng paling enak. Soalnya, masyarakat Afrika memang terkenal sama tradisi memasak dengan bumbu kaya rasa.
Jauh sebelum orang Eropa datang, masyarakat di sana sudah terbiasa mengolah ayam dan memasaknya dengan cara digoreng. Tapi, ayam goreng ala Afrika Barat sebenarnya lebih mirip fricassée—ayam digoreng sebentar lalu dimasak lagi dalam saus berbumbu.
Resep ayam goreng tertulis pertama di AS muncul dalam buku masak The Virginia House-Wife karya Mary Randolph tahun 1824.
Mary Randolph berasal dari keluarga pemilik budak dan masih punya hubungan keluarga sama Presiden ke-3 AS, Thomas Jefferson. Di bukunya, dia menuliskan cara memasak ayam goreng yang cukup simpel:
“Potong ayam menjadi beberapa bagian seperti fricassée, baluri dengan tepung, taburi garam, masukkan ke dalam minyak panas, lalu goreng hingga kecokelatan.”
Sejak itu ayam goreng mulai punya standar resep yang terus diikuti sama para juru masak di Amerika Selatan selama beberapa generasi.
Seiring waktu, ayam goreng jadi makanan khas Amerika Selatan, sepopuler kacang polong hitam, roti jagung, sawi hijau, makaroni keju, dan pai ubi jalar.
Tapi Ada yang Lebih Dulu Nulis Resepnya
Tapi, jauh sebelum ayam goreng dikenal di Amerika, resep yang mirip sudah ada dalam buku masak Inggris tahun 1747 berjudul The Art of Cookery Made Plain and Easy oleh Hannah Glasse.
Resep Bu Hannah ini cukup ribet:
“Potong dua ekor ayam jadi empat bagian, rendam dalam cuka selama tiga atau empat jam, tambahkan merica, garam, daun salam, dan beberapa cengkeh. Buat adonan yang sangat kental, pertama-tama campurkan dengan setengah liter anggur dan tepung, lalu kuning telur (dari dua butir telur), sedikit mentega cair, sedikit pala parut, dan peterseli cincang. Kocok hingga tercampur rata, celupkan ayam ke dalam adonan, lalu goreng dalam minyak babi yang banyak. Minyak tersebut harus direbus terlebih dahulu sebelum Anda memasukkan ayam ke dalamnya.”
Buku ini sukses besar dan menyebar ke berbagai belahan dunia. Kemungkinan besar sih juga ikut mempengaruhi cara memasak ayam di Amerika.
Dulu, di Amerika Serikat, banyak juragan mengizinkan budaknya untuk beternak ayam dan menjual atau menukar telurnya. Tapi kalau ayam mereka sakit atau mati, nggak ada pilihan lain selain memasaknya sendiri.
Dari situlah muncul ide buat membersihkan daging ayam, membumbuinya dengan paprika dan rempah-rempah khas Afrika Barat, lalu menggorengnya dalam minyak kelapa sawit panas.
Tapi karena bikin ayam goreng butuh waktu dan tenaga—mulai dari menyembelih, mencabuti bulu, membersihkan, memotong, membumbui, memberi tepung, sampai menggorengnya—makanan ini awalnya cuma disajikan di acara-acara spesial.
Biasanya, ayam goreng muncul di meja makan dari musim semi sampai musim gugur, jadi hidangan khas di perayaan 4 Juli (hari kemerdekaan Amerika Serikat), atau jadi menu utama di makan malam Minggu setelah kebaktian gereja.
Yang lebih muda biasanya lebih enak buat digoreng karena dagingnya lebih empuk, sedangkan ayam yang lebih tua lebih cocok buat direbus.
Ayam Goreng Kecintaan Banyak Orang
Bagi orang Afrika-Amerika yang diperbudak, ayam juga punya peran penting dalam ekonomi perkebunan di Selatan. Ayam bukan cuma sumber makanan, tapi juga punya makna spiritual. Soalnya di Afrika Barat, hewan ini sering digunakan dalam berbagai ritual keagamaan.
Di Selatan, ayam goreng jadi makanan utama buat makan bersama setelah kebaktian gereja atau saat pendeta diundang makan ke rumah jemaat. Sebagai tamu kehormatan, pendeta selalu dapat bagian ayam terbaik (biasanya dada). Sampai tahun 1950-an, kebiasaan itu dikenal sebagai “bagian pendeta.”
Karena erat hubungannya sama tradisi keagamaan, ayam goreng juga punya julukan unik di budaya Afrika-Amerika, “Gospel bird”.
Dalam buku Building Houses out of Chicken Legs: Black Women, Food & Power, Dr. Psyche Williams-Forson juga menceritakan Gordonsville, Virginia—sebuah kota kecil dengan populasi sekitar 900 orang—yang dijuluki sebagai “Ibu Kota Ayam Goreng Dunia” di paruh kedua 1800-an.
Waktu itu, banyak perempuan Afrika-Amerika yang menjual ayam goreng buat mencari nafkah dan membangun kehidupan yang lebih baik. Saking besarnya dampak ekonomi dari ayam goreng, banyak dari mereka bisa pindah, bahkan beli rumah sendiri.
Tapi, yang bikin ayam goreng melejit secara komersial justru seorang pengusaha kulit putih. Tahun 1950-an, “Kolonel” Harland Sanders melirik potensi besar dari ayam goreng ala Selatan yang telah disempurnakan sama masyarakat Afrika-Amerika.
Dia punya terobosan memasak lebih cepat dengan teknik produksi massal dan mulai mewaralabakan restoran Kentucky Fried Chicken (KFC).
Dengan konsep restoran bertema Antebellum dan ayam goreng cepat saji yang siap disantap, KFC langsung mendunia (dan bertahan sampai sekarang, nggak mungkin kamu nggak tahu).
Tahun 1970-an, waralaba ini makin besar dan akhirnya mengenalkan ayam goreng khas Selatan ke banyak negara.
Sampai sekarang, ayam goreng bisa ditemukan di mana-mana, siapa saja bisa memasak dan membelinya dengan mudah.
Popularitasnya juga melahirkan banyak inovasi kuliner. Kayak ayam goreng khas Korea manis-pedas sampai variasi fusion dengan bumbu-bumbu lokal di berbagai negara.
Menurut National Chicken Council, orang Amerika sekarang mengonsumsi rata-rata 99 pon ayam per tahun. Porsi itu jauh lebih banyak dibanding daging sapi (57 pon) atau daging babi (53 pon). Perubahan ini kelihatan dari statistik konsumsi ayam di AS. Tahun 1960, rata-rata orang Amerika makan sekitar 28 pon ayam per tahun.
Bahkan, Amerika sampai punya Hari Ayam Goreng Nasional yang diperingati tiap tanggal 6 Juli.
Kalau di Indonesia, kurang tahu ya berapa porsi konsumsi ayam gorengnya. Males cari datanya juga. Kamu kira-kira sendiri deh.
Oh iya, jadi menurutmu siapa yang sebenarnya pertama kali menemukan resep ayam goreng?