“Jadi perempuan tuh beneran nggak gampang. Kamu cantik banget, pinter juga, dan nyesek rasanya kalau kamu ngerasa belum cukup baik. Seolah-olah kita harus selalu jadi luar biasa, tapi entah kenapa kita selalu dianggap salah. Kamu harus langsing, tapi nggak boleh terlalu kurus. Dan kamu nggak boleh bilang pengen kurus, kamu harus bilang pengen sehat, tapi tetep harus langsing. Kamu harus punya uang, tapi nggak boleh minta uang karena kesannya nggak sopan. Kamu harus jadi bos, tapi nggak boleh galak. Kamu harus bisa mimpin, tapi nggak boleh matiin ide orang lain…”
Kalimat di atas adalah penggalan monolog Gloria, tokoh yang diperankan oleh America Ferrera di film Barbie (2023).
Monolog itu menggambarkan tekanan yang dialami perempuan untuk selalu tampil sempurna, tapi tetap dianggap salah, tidak peduli seberapa keras usaha mereka.
Universitas Stanford pernah melaporkan hasil studi yang menyatakan kalau kata sifat yang paling diinginkan untuk menggambarkan wanita adalah penyayang, hangat, ceria, bertutur kata lembut, dan setia. Sifat yang sangat ‘good girl’.
Sementara untuk pria, kata sifat yang paling diinginkan adalah mandiri, tegas, dan dominan. Jadi bisa dibilang, wanita paling diinginkan saat menjadi sosok yang lembut, dan pria saat mereka kuat.
Pola didik orang tua sejak kecil juga cukup berpengaruh. Kalau dari kecil perempuan dibiasakan untuk selalu nurut, tidak boleh kasar, lemah lembut, baik hati, dsb., bikin mereka bisa-bisa nggak berdaya berhadapan dengan orang lain.
Mereka kemudian akan fokus untuk selalu menyenangkan orang lain, karena berusaha jadi sempurna dan menghindari menerima umpan balik negatif.
Fenomena ini dikenal dengan istilah Good Girl Syndrome, di mana perempuan merasa perlu menjadi “gadis baik” yang memenuhi harapan semua orang, tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Kelihatannya mungkin nggak bahaya. Tapi awas, ini bisa memengaruhi harga diri dan tingkat kepercayaan diri perempuan dalam jangka waktu tertentu.
Apa Itu Good Girl Syndrome?
Good Girl Syndrome adalah kondisi di mana seorang perempuan terus-menerus merasa harus menjadi sempurna di mata orang lain—baik di keluarga, teman, maupun lingkungan kerja.
Mereka memprioritaskan kebahagiaan dan kepuasan orang lain di atas kebahagiaan mereka sendiri. Seolah-olah, jika mereka tidak memenuhi harapan tersebut, mereka akan kehilangan cinta dan penerimaan dari orang-orang di sekitarnya.
Menurut Susan Albers, PsyD, seorang psikolog di Wooster Family Health Center, Good Girl Syndrome bukanlah istilah medis. Tapi produk dari budaya populer yang mengajarkan perempuan untuk selalu patuh, setia, dan bersikap baik.
Sindrom ini sering muncul dari bagaimana pengasuh, seperti orang tua atau guru, berinteraksi dengan anak perempuan dan membentuk cara mereka bersikap sejak kecil.
Tanda-Tanda Good Girl Syndrome
Mungkin banyak yang nggak sadar mereka lagi mengalami Good Girl Syndrome. Kalau kamu sering merasa terjebak dalam ekspektasi orang lain dan berusaha selalu terlihat “baik” di mata mereka, mungkin ini saatnya untuk refleksi. Lihat dulu tanda-tanda berikut ini:
1. Susah Menolak Permintaan Orang Lain
Kalau kamu selalu merasa nggak enak untuk bilang “nggak” ketika seseorang meminta bantuan, bahkan saat kamu sendiri lagi butuh istirahat, ini bisa jadi tanda awal.
Kamu merasa takut mengecewakan orang atau takut dianggap egois, padahal kamu punya hak untuk menolak hal-hal yang nggak sesuai dengan kapasitasmu.
2. Lebih Suka Menyenangkan Orang Lain
Perempuan dengan Good Girl Syndrome biasanya selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Mereka mencari validasi dari luar dan merasa perlu menjadi sempurna untuk mendapatkan pengakuan.
Sampai-sampai kebutuhan orang lain selalu diprioritaskan di atas keinginan atau kebutuhan pribadi.
3. Menghindari Konflik
Mereka yang punya Good Girl Syndrome sering kali menghindari konflik karena takut dianggap nggak baik atau terlalu keras.
Akhirnya, mereka memilih untuk tetap diam meski sebenarnya tidak setuju atau merasa tersakiti oleh orang lain.
3. Perfeksionisme Berlebihan
Memiliki standar tinggi memang baik, tapi kalau kamu merasa harus sempurna dalam segala hal dan selalu mencari pengakuan dari orang lain, ini bisa membahayakan kesejahteraan mentalmu.
Perasaan “nggak pernah cukup” ini terus menghantui, meski kamu sudah melakukan segalanya dengan maksimal.
4. Mementingkan Pendapat Orang Lain
Ketika kamu lebih peduli dengan apa yang orang lain pikirkan daripada apa yang kamu inginkan, kamu patut curiga lagi mengalami Good Girl Syndrome.
Kamu cenderung mengikuti harapan orang lain daripada bertanya pada dirimu sendiri, “Sebenarnya pengenku gimana, sih?”
5. Sulit Merayakan Kesuksesan Diri Sendiri
Perempuan dengan Good Girl Syndrome sering kali merendahkan prestasi mereka sendiri.
Bahkan saat mereka mencapai sesuatu yang besar, mereka lebih memilih merayakan kesuksesan orang lain atau meragukan pencapaian mereka, takut dianggap sombong.
6. Merasa Bertanggung Jawab Atas Segalanya
Mereka yang lagi mengalami sindrom ini cenderung merasa bertanggung jawab atas semua hal, baik yang positif maupun negatif.
Merasa harus menanggung beban orang lain, meskipun sebenarnya itu bukan tanggung jawab mereka. Ini bisa bikin mereka merasa tertekan karena selalu merasa harus memikul semua masalah. Padahal harusnya bisa aja bilang “Ah biarin, bukan urusanku!”
7. Merasa Harus Unggul
Perempuan dengan Good Girl Syndrome sering merasa harus selalu unggul dalam semua hal, baik di pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Mereka mematuhi aturan dengan ketat dan berambisi jadi yang terbaik. Bahkan sampai harus mengorbankan kesejahteraan mereka sendiri.
Dampak Buruk Good Girl Syndrome
Mengalami Good Girl Syndrome dalam jangka waktu lama bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional kamu. Beberapa dampaknya antara lain:
- Stres berlebihan karena selalu berusaha menyenangkan orang lain.
- Menderita kecemasan karena takut tidak memenuhi ekspektasi.
- Rasa minder dan rendah diri, karena kamu merasa nggak pernah cukup baik.
- Burnout karena terus-menerus memaksakan diri untuk menjadi sempurna.
- Hubungan personal yang tidak sehat karena kamu cenderung menempatkan kebutuhan orang lain di atas dirimu sendiri.
Cara Mengatasi Good Girl Syndrome
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk keluar dari lingkaran Good Girl Syndrome ini. Mulailah menjalani hidup tanpa selalu berambisi jadi yang sempurna.
1. Coba Bilang “Tidak”
Belajar menolak adalah keterampilan penting. Mulailah dari hal-hal kecil, dan sadari bahwa menolak bukan berarti kamu menjadi orang yang buruk. Menolak dengan tegas adalah cara kamu melindungi diri dari beban yang nggak perlu.
2. Latihan Menghadapi Konflik
Menghadapi konflik bukan berarti kamu mencari masalah, tapi justru menunjukkan bahwa kamu mampu membela diri dan pendapatmu. Cobalah berbicara lebih jujur tentang apa yang kamu rasakan, tanpa merasa bersalah.
3. Kurangi Perfeksionisme
Ingat, nggak ada yang sempurna di dunia ini, dan itu termasuk dirimu. Sempurna hanya milik Tuhan YME~
Fokus pada progres daripada hasil akhir. Lebih baik mencapai 80% dari targetmu dengan tenang, daripada berusaha 100% sempurna tapi malah stres sendiri.
4. Hargai Diri Sendiri
Mulai perhatikan apa yang kamu inginkan dan hargai dirimu atas setiap pencapaian, sekecil apa pun itu. Rayakan keberhasilanmu, dan jangan terlalu cepat merendahkan diri sendiri.
5. Fokus pada Kesehatan Mental
Luangkan waktu untuk menjaga kesehatan mentalmu. Mungkin kamu bisa mencoba meditasi, journaling, atau bahkan sesi terapi untuk memproses perasaan dan emosi yang kamu pendam.
6. Buat Batasan yang Sehat
Menetapkan batasan bukan berarti kamu membatasi dirimu dari orang lain, tapi justru menjaga keseimbangan antara kebutuhan dirimu dan orang lain.
Batasan ini bisa berupa batasan waktu, emosi, atau energi yang kamu berikan kepada orang lain.
Bye Good Girl Syndrome
Good Girl Syndrome mungkin kesannya baik, tetapi dampaknya bisa sangat buruk bagi kesehatan mental dan kesejahteraan jangka panjang.
Jangan biarkan ekspektasi dari orang lain menguasai hidupmu. Kamu berhak untuk menetapkan batas, menolak dengan sopan, dan mengejar apa yang benar-benar membuatmu bahagia. Ingat, menjadi baik nggak selalu berarti harus mengorbankan dirimu sendiri. Terlalu baik itu nggak baik.
Cobalah jadi diri sendiri tanpa harus selalu memenuhi harapan orang lain. Sebab, bagaimanapun, kamu tetap pantas untuk dicintai—baik sebagai seorang “good girl” atau dirimu yang sebenarnya. Yash Queen!