Duduk di kursi Indomaret jadi sarana praktis buat merenungi hidup yang kadang nggak jalan sesuai harapan. Tren ini populer sekitar setahun lalu, mungkin sampai sekarang masih relevan. Cukup dengan modal Rp10 ribu, bahkan nol, kita bisa ambil jeda sebentar dari gempuran problema hidup absurd yang baru datang.
Itu jauh lebih hemat dibanding sesi konseling berbayar yang harus antre, apalagi kalau kamu belum punya akses Kartu Indonesia Sehat, atau mental yang kuat buat cerita ke orang lain.
Tarik napas dulu sebelum menentukan sikap. Alih-alih bereaksi spontan—dan biasanya emosional—yang seringnya bikin masalah makin runyam. Duduk diam, sambil lihat lalu lalang kendaraan atau staf minimarket yang sibuk melayani pembeli di dalam, dan biarkan waktu berhenti.
Cuma yang perlu diingat, pastikan Indomaret yang dituju nggak lagi bongkar muat stok dari truk box kiriman gudang. Soalnya, kalau kamu ada di situasi itu, ketenangan yang diinginkan bisa hancur berantakan.
Duduk diam dan mikir ulang, bukan kabur. Ini adalah bentuk koping yang dikenal dalam psikologi sebagai emotion-focused coping, strategi mengelola emosi saat masalah nggak bisa langsung diselesaikan. Cara ini dianggap lebih realistis, soalnya nggak semua problem bisa langsung ketemu solusinya. Kamu nggak bisa ngubah keputusan pacarmu yang minta breakup di minggu-minggu ujian. Atau majuin tanggal gajian di tengah kondisi dompet yang meraung kelaparan.
Menghadapi masalah yang nggak bisa langsung beres kayak gitu, kamu butuh momen buat mikir. Berdamai dulu, mindfull, menyadari apa pun yang terjadi saat ini. Kalau sudah tenang, baru tentukan langkah atau strategi terbaik.
Alternatif Selain Kursi Indomaret
Nah, kalau kamu si paling edgy yang nggak suka mainstream, atau sedikit telat sehingga kursi Indomaret-nya penuh semua, artinya kamu butuh spot healing alternatif yang karakteristiknya sama, nyaman, aman, dan ekonomis. Tenang saja. Masih ada tempat-tempat lain yang bisa jadi tempat merenung sementara, sebelum kembali ke realita. Berikut ini beberapa pilihannya, cek sampai akhir buat healing level maksimal.
Opsi Paling Praktis
1. Toilet SPBU
Spot ini masuk kategori desperate times call for desperate measures, opsi kepepet yang masih oke kalau nggak ada pilihan lain. Paling nggak, kamu bisa nangis tanpa terlihat orang lain. Privasi level maksimal, meski nggak nyaman-nyaman banget. Ada sedikit kekurangan, yaitu gangguan aroma kombinasi antara bensin, kamper, dan buang air yang kurang siraman. Plus, ketukan pintu mendadak yang mungkin bikin jantung deg-degan.
2. Halte
Halte kendaraan umum jadi saksi bisu drama hidup warga sehari-hari. Di sini kamu bisa nonton banyak orang bergelut dengan masalah masing-masing. Sekaligus belajar dari mereka, gimana menyikapi masalah dan cara jalan terus sambil bawa beban. Kamu nggak akan merasa kesepian, bahkan muncul solidaritas dengan sesama pemilik kesengsaraan. Minusnya? Konsentrasi bisa buyar tiap ada bus datang atau penumpang lewat.
3. Kursi Alfamart atau Minimarket Lain
Sebenarnya cuma beda brand, model kursi, dan jenis snack yang dijual, tapi intinya sama saja kayak kursi Indomaret.
4. Kursi Trotoar
Trotoar, di mana-mana, adalah cocok jadi representasi hidup. Ada yang mulus, bolong, atau penuh rintangan. Duduk di situ sambil lihat kendaraan lalu-lalang bisa jadi terapi murah meriah. Tapi siap-siap debu, knalpot, dan suara klakson yang lebih nyaring dari jeritan batin kamu. Dan kalau ada tukang parkir yang datang dan mau narik, jawab aja yang jujur, “Sori om, cuma mau numpang galau.”
Lumayan, Tapi Agak Ribet
5. Sambil Berkendara
Ini cara merenung yang direkomendasikan khusus buat kamu yang sudah jago kontrol emosi. Kenapa begitu? Soalnya kalau pikiran lagi kusut terus nyetir motor atau mobil, kemungkinan besar kamu malah tambah ngegas. Cuma kalau memang terpaksa, pastikan pilih rute yang aman dan familiar, di jam-jam sepi dengan kecepatan santai. Atau kalau bisa, cari tempat berhenti sebentar di pinggir jalan biar kepala kamu dingin dulu. Biar nanti nggak sampai nambah masalah baru di kantor polisi.
6. Lapangan Kosong (Daerah Tertentu)
Lapangan bola kosong di sore hari punya vibe yang unik. Rumput (kalau ada), gawang yang berdiri bisu, dan langit senja bakal jadi background sempurna. Kamu bisa duduk di pinggir lapangan sambil nostalgia masa kecil, ketika masalah terbesar cuma PR matematika atau dimarahin ibu karena telat pulang. Cuma, pastikan lapangannya nggak lagi dipakai latihan atau pertandingan. Kecuali kamu memang butuh kena hantam bola yang nyasar ke muka.
7. Laundry Koin
Suara mesin cuci itu white noise yang bisa bikin tenang, kayak ASMR tapi versi rumah tangga. Tempat ini biasanya sepi di jam-jam tertentu, ber-AC, dan ada kursi plastik yang lumayan nyaman. Bonusnya, kamu jadi produktif. Ada waktu sekitar 30-45 menit buat mikir sambil nunggu cucian selesai dan kering. Tapi jangan terlalu larut sampai lupa ambil cucian.
8. Tempat Cuci Kendaraan
Satu lagi alternatif spot healing produktif selain kursi Indomaret. Waktu motormu dicuci, kamu bisa lihat gimana kotorannya pelan-pelan hilang. Itu persis kayak hidupmu yang lagi ada masalah, nanti pasti juga ketemu jalan keluarnya. Tapi memang beda, soalnya masalah hidup nggak selalu bisa beres dalam waktu 15 menit dengan biaya Rp15 ribu. Kadang suara mesin steam dan percikan air yang kena celana bisa mengganggu. Cuma, ketutup sama bau wangi sabun cuci motor dan pemandangan busa mirip winter di Austria.
Mulai Asyik
9. Pos Ronda/Satpam Perumahan
Pos ronda malam hari punya suasana yang tenang, klasik, sesekali seram. Kalau di perumahan modern, biasanya dijaga satpam. Tapi di perkampungan, kadang dijaga bapak-bapak baik hati dan bisa jadi teman ngobrol ringan, kadang kosong. Suasana malam, suara jangkrik, dan lampu redup bisa bikin kamu tenang tanpa harus merasa sendirian. Cocok buat kontemplasi sampai ngantuk. Asal nggak sampai ketiduran.
10. Taman Kota/Komplek/Kampus
Taman di mana-mana memang disediakan, salah satunya buat meningkatkan kualitas hidup, fisik dan mental. Ada bangku, pohon rindang, dan udara segar, kadang pedagang asongan. Pagi biasanya ada ibu-ibu senam atau bapak-bapak jogging, sorenya anak-anak main atau muda-mudi pacaran. Malam hari, biasanya sepi dan cocok buat merenung. Tapi jangan lupa pakai lotion antinyamuk dulu buat persiapan.
11. Warkop Murmer Kekinian
Warung kopi zaman now yang harga kopinya masih di bawah Rp10 ribu, tapi estetik, biasanya punya spot-spot tertentu yang nyaman buat sendirian. Apalagi kalau selera musik baristanya cocok sama atmosfer permenunganmu. Lo-fi hip hop atau indie yang pas banget buat refleksi sambil nyeruput kopi. Bonusnya, kamu jadi keliatan deep dan artsy.
12. Parkiran Rooftop Mall
Hidden gem yang jarang orang tau, karena cuma ada di daerah tertentu. Parkiran rooftop mall biasanya sepi, dengan angin sepoi-sepoi, dan punya city view lumayan. Kamu bisa lihat hiruk-pikuk kota dari atas, biar kerasa detached dari masalah-masalah di bawah sana. Gratis—cuma bayar parkir, relatif aman dari gangguan, dan open-air. Kamu punya ruang yang luas buat mikir lebih dalam. Tapi ingat, jangan kelamaan. Kalau perlu minta izin ke satpam biar nggak curiga kamu mau aneh-aneh.
The Ultimate Healing Spot
13. Perpustakaan Umum
Ke perpustakaan nggak harus baca buku. Meski memang, baca buku bisa jadi sarana healing yang lebih inspiratif. Di sini ada AC dingin, kursi empuk, suasana yang pastinya hening, dan atmosfer intelektual yang mungkin bisa bikin kamu merasa tercerahkan. Surga tersembunyi buat yang suka ketenangan tapi budget-nya terbatas.
14. Tempat Ibadah
Masjid, gereja, vihara, pura, bahkan candi dan punden, semua punya atmosfer yang tenang dan damai. Tempat ibadah dirancang khusus buat introspeksi dan naikin spiritualitas. Kamu bisa melakukan ritual agama, langsung berdoa, meditasi, atau sekadar menikmati keheningan. Energinya beda, lebih tenang dan napak tanah. Banyak orang yang datang ke tempat ibadah bukan cuma buat ritual keagamaan, tapi juga cari ketenangan batin. Kalau kamu nggak melanggar aturan dan etika tempat ibadah, ini bakal jadi spot yang healing level-nya maksimal.
15. Balkon Kamar
Balkon kamar akan jadi lokasi yang sempurna. Tempat paling ideal buat mikir sambil ngopi, lihat bintang atau pemandangan sekitar. Privat dan personal sekaligus dapat udara segar. Bisa kamu atur sendiri suasananya, pasang lampu string, bawa bantal, bawa snack dan minuman hangat, nyetel musik penggugah gairah. Sepi, bisa langsung bablas ke alam mimpi. Atau meluncur ke kasur kalau tiba-tiba pengen rebahan sambil mikir. Waktu paling pas buat merenung di balkon adalah tengah malam sampai menjelang subuh.
16. Kamar
Terakhir, solusi pamungkas buat semua masalah yang kamu hadapi. Balik ke kamar di rumah, tempat segala sesuatu dimulai. Kamar kamu adalah tempat paling pribadi dan nyaman buat merenung. Mau ngapain? Nangis, teriak ke bantal, atau rebahan sambil lihat plafon? Bebas, tanpa tekanan, kamu bisa ngapa-ngapain tanpa gangguan. Mau joget velocity versi two step juga boleh. Free style rap pakai musik instrumental pun aman. Kamar adalah tempat di mana kamu bisa jadi diri sendiri sepenuhnya, nggak perlu pakai topeng lagi.

