
Tipe-Tipe NPD
Meskipun DSM-5 nggak memisahkan NPD ke dalam subtipe, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai cara NPD bisa muncul. Setidaknya ada dua tipe utama yang bisa dibedakan:
1. Grandiose Narcissism (Berlebihan dan Terbuka)
Orang dengan tipe ini biasanya cenderung percaya diri berlebihan, sering pamer, dan nggak peduli sama perasaan orang lain.
Mereka cenderung agresif, suka mengeksploitasi, suka jadi pusat perhatian, dan bisa terlibat dalam perilaku eksibisionis.
2. Vulnerable Narcissism (Rentan dan Terselubung)
Kalau tipe ini cenderung lebih sensitif dan defensif. Mereka ingin diakui, tapi kalau nggak mendapat perhatian yang diharapkan, mereka lebih sering menarik diri dan merasa rendah diri.
Selain dua tipe utama ini, ada beberapa subtipe lain yang juga disebutkan peneliti, seperti narsisme hypervigilant, yang ditandai dengan perasaan mudah terluka dan sangat sensitif, dan high-functioning narcissism—di mana seseorang kelihatannya normal, tapi sering kali nggak bisa memahami perasaan orang lain dan punya ego yang tinggi.
Narsistik juga bisa muncul dalam beberapa bentuk lain, tapi mungkin nggak sampai dikategorikan sebagai gangguan kepribadian.
Misalnya, ada narsisme antagonis (suka konflik), komunal (ingin terlihat dermawan tapi punya motif tersembunyi), dan narsisme ganas (cenderung agresif atau bahkan kasar).
Seperti ditulis di awal tadi, menunjukkan sifat narsistik tertentu bukan berarti seseorang otomatis punya gangguan kepribadian narsistik.
Lalu Apa Tanda-Tanda Seseorang Punya NPD?

Biar lebih paham, berikut beberapa ciri khas yang biasanya dimiliki orang dengan NPD:
1. Merasa Istimewa dan Berhak Diperlakukan Khusus
Orang dengan NPD sering merasa mereka “beda” dari yang lain dan harus diperlakukan secara istimewa.
Nggak cuma minta perlakuan spesial, mereka juga merasa punya hak lebih untuk diutamakan dalam banyak hal. Pokoknya, eksistensi mereka selalu harus diakui.
Mereka suka iri, tapi percaya orang lain juga iri sama mereka. Perilaku yang arogan dan suka pamer juga jadi ciri khasnya.
2. Haus Pujian dan Validasi
Mungkin kamu pernah ketemu orang yang suka banget sama pujian dan nggak bisa lepas dari validasi orang lain. Mereka selalu mencari pengakuan, entah di dunia nyata atau maya.
Sering kali juga, prestasi dan bakat mereka dibesar-besarkan, seolah nggak ada tandingannya. Fantasi mereka juga berisi kesuksesan, kekuasaan, atau pasangan sempurna.
3. Tidak Punya Empati
Orang dengan NPD sulit sekali punya empati. Mereka nggak begitu peduli sama perasaan orang lain atau kondisi yang dialami orang sekitar.
Misalnya, kalau kamu cerita lagi down, mereka malah adu nasib. Balik fokus ke masalah mereka sendiri.
4. Suka Mendominasi dan Manipulatif
Dalam hubungan, mereka cenderung dominan dan bisa manipulatif. Nggak jarang mereka bikin pasangan atau teman dekat merasa terkuras emosinya, karena biasanya mereka mengutamakan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri.
Hubungan bisa terasa “berat sebelah” dan bikin orang sekitar cepat merasa lelah.
5. Memanfaatkan Situasi, Ekspektasi Tinggi
Harapan mereka ke orang lain tinggi banget. Bahkan, mereka ingin orang lain langsung patuh tanpa banyak tanya.
Demi mencapai keinginan mereka, nggak jarang orang di sekitar dijadikan “alat bantu”.
Makanya, kadang, mereka cuma cari teman yang selevel, dan cenderung meremehkan siapa pun yang menurut mereka B aja.
Bayangin kalau harus berurusan sama orang dengan sifat-sifat di atas. Nggak heran kalau hubungan mereka—baik itu romantis, pertemanan, atau pekerjaan—bisa penuh konflik dan sering berakhir nggak baik.
Orang dengan NPD biasanya kesulitan menerima kritik dan malah cenderung defensif atau marah saat dikritik.
Mereka juga bisa jadi bossy di kantor atau di mana aja, dan bikin lingkungan sekitar jadi nggak nyaman.
Kapan Harus Cari Bantuan?
Kalau kamu atau orang terdekat merasa sifat-sifat ini udah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungan dengan orang lain, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu metode yang efektif untuk mengelola gejala dan membantu orang dengan NPD memahami serta memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Tapi, memang nggak semua penderita NPD sadar ada yang salah dalam dirinya. Kalau memungkinkan, dorong terus mereka untuk mencari bantuan.
Kalau mereka menolak dan kamu merasa terganggu tapi nggak bisa jauh-jauh, pertimbangkan juga untuk bicara ke profesional sendiri. Supaya kamu bisa memulihkan harga diri dan memahami situasi dengan lebih baik.

