in

Rick Rubin, “Guru Spiritualnya” Musisi-Musisi Top Dunia

Rick Rubin
Rick Rubin

Kalau boleh menyebut produser musik paling berpengaruh selama 50 tahun terakhir, salah satunya ya Rick Rubin. Ia dikenal luas lewat kiprahnya jadi produser lebih dari 100 musisi top dunia berbagai genre.

Saking banyaknya artis yang pernah kerja bareng dia, mungkin lebay-nya begini. Coba sebutkan satu nama musisi mainstream favoritmu, niscaya di salah satu rilisannya pasti ada kredit buat Rick Rubin. Mulai Beastie Boys sampai Kanye West, Slipknot sampai Adele, pun Johnny Cash, Lady Gaga, Imagine Dragons, Metallica, dan banyak lagi.

Orangnya nyentrik, jujur, dan punya indera pendengaran akurat. Ia juga menerapkan metode unik dalam setiap produksi musik yang dikerjakan, pakai meditasi segala. Jadi selain bekerja secara teknis, dia juga merangkap spiritualis, menggarap elemen mistis.

Memang, tampangnya lebih mirip penyihir daripada produser musik. Posturnya tinggi besar, dengan wajah berkumis-jenggot yang tebal dan panjang, plus rambut pendek yang botak pada puncaknya. Terlihat sangar sebelum kamu mendengarnya bicara. Tapi setelah suaranya keluar, akan muncul kesan ramah dan bijaksana.

Masa Kecil-Awal Karir Rick Rubin

Rick Rubin lahir dengan nama Frederick Jay Rubin, pada tanggal 10 Maret 1963, di Long Island, New York, Amerika Serikat. Ia adalah putra dari pasangan Linda dan Michael Rubin, sepasang Yahudi Amerika Serikat. Linda adalah seorang guru seni, sedangkan Michael bekerja di bidang pemasaran sepatu.

Michael dan Linda bercerai, lalu Ricky ikut ibunya pindah ke Lido Beach, masih di New York. Ia bersekolah di SMA Lawrence, di mana ia berteman dengan kepala studio audiovisual yang berjasa mengajarinya main gitar dan nulis lagu.

Sejak kecil Ricky sudah terpapar pendengarannya oleh berbagai genre musik. Dalam perkembangannya, ia punya ketertarikan khusus pada punk dan heavy metal. Bakatnya itu disalurkan dengan membentuk band bersama 3 orang rekannya, dengan nama The Pricks.

Menurut cerita, melansir Wikipedia, The Pricks pernah main di CBGB, tetapi disuruh turun panggung setelah baru main dua lagu.

Para personel band membikin onar dengan meladeni salah satu penonton yang mengganggu. Padahal, penonton ini sebenarnya adalah teman mereka sendiri yang memang diajak untuk membuat skenario rusuh, demi agar pertunjukan The Pricks jadi perhatian.

The Pricks sendiri akhirnya nggak jalan. Rick Rubin lulus SMA dan lanjut kuliah di NYU (New York University), tinggal di asrama sekitar tahun 1981. Di NYU, Rick sebenarnya mendaftar sebagai mahasiswa filsafat, tapi akhirnya lebih memilih belajar tentang produksi film.  

Bikin Label Rekaman Sendiri

Masa-masa kuliah, pria bongsor ini punya ketertarikan lebih dalam pada hiphop. Ia kenalan dengan skena musik kulit hitam itu, mendatangi gigs mereka, sampai bertemu dengan tokoh-tokoh bawah tanah skena, salah satunya DJ Jazzy Jay. Jazzy Jay ini adalah salah satu legenda hiphop underground New York, rekan sepermainan Afrika Bambaataa.

Awal menghuni kampus, ia membentuk grup band Hose bersama Joel Horne, Rick Rosen, dan Warren Bell. Hose jadi eksperimen pertama Rick Rubin di bidang produksi musik, mulai dari bikin lagu sampai rilisan. Band yang dilabeli bergenre artcore ini merilis dua EP, salah satunya jadi rilisan pertama (1982) berlogo Def Jam Recordings, label musik milik Rick Rubin sendiri.

Semuanya dilakukan di kamar asrama Rick Rubin di NYU. Saat itu semua masih sederhana. Ada yang bilang kalau rekaman Hose cuma pakai boombox plus satu unit mikrofon. Baru setahun kemudian, tahun 1983, Rick benar-benar memulai Def Jam sebagai unit bisnis musik, dengan bantuan kredit lunak dari orang tuanya.

Garapan profesional pertama Rick Rubin adalah lagu “It’s Yours” oleh TLA Rock dan Jazzy Jay. Meskipun nggak rilis di bawah Def Jam, trek itu jadi batu pertama pondasi hiphop bawah tanah jadi bangunan arus utama.

Adalah Jazzy Jay juga yang mempertemukan Rick dengan Russel Simmons, promotor dan manajer dari beberapa grup hiphop, termasuk Run-D.M.C. Duo Rick Rubin dan Russel Simmons kemudian mengembangkan Def Jam sampai punya nama besar dalam beberapa tahun mendatang. (lanjut ke halaman 2)