Liburan biasanya dihabiskan di tempat wisata, kebanyakan di luar daerah. Kalau masih di dalam kota, namanya bukan liburan, tetapi rekreasi. Tapi sejak munculnya istilah staycation, rekreasi tanpa pergi kemana pun juga jadi.
Apa Itu Staycation?
Staycation berasal dari gabungan kata “stay” (tinggal) dan “vacation” (liburan). Sederhananya, staycation adalah liburan yang dilakukan di dekat rumah atau bahkan di rumah sendiri. Arti yang ini menurut kamus Oxford, ya.
Mengingat istilah ini juga ikut berkembang, maka staycation akhirnya punya makna lebih luas. Sekarang, staycation lebih banyak diartikan sebagai salah satu cara liburan dengan menghabiskan waktu bermalam di penginapan, tapi masih di dalam kota sesuai domisili.
Entah ini akibat propaganda pelaku industri pariwisata atau bukan, belum ada data valid untuk membuktikannya. Yang jelas, masih menurut kamus Oxford, istilah staycation pertama kali dipakai oleh penerbit pada tahun 1944. Itu di koran Cincinnati Post bertanggal 28 Juni 1944.
Kali kedua, disebut dalam ulasan kapal pesiar di cruiseopinion.com pada tahun 1999. Dan yang ketiga, oleh Washington Post pada salah satu artikel yang terbit 4 Agustus.
Booming-nya Staycation
Meski istilah itu sudah beberapa kali dipakai, tetapi baru booming sebagai konsep liburan sejak sekitar 2008. Awalnya di Amerika Serikat, waktu dunia sedang menghadapi krisis ekonomi yang berujung resesi.
Waktu itu banyak orang terpaksa membatasi pengeluaran, termasuk anggaran liburan. Demi menjaga kewarasan, orang mulai mencari-cari lokasi terdekat di lingkungan mereka yang tepat dijadikan tempat liburan.
Pada waktu yang sama, orang-orang di banyak negara mulai menyadari soal krisis iklim. Seperti dampak penggunaan transportasi berbahan bakar fosil untuk bepergian jarak jauh terhadap kondisi lingkungan. Itu jadi salah satu alasan juga, kenapa beberapa kota tujuan wisata, seperti Barcelona atau Venesia, mulai ancang-ancang untuk membatasi jumlah wisatawan.
Namun, kesadaran itu belum terlalu meluas sampai pasca-krisis ekonomi. Staycation baru booming lagi ketika dunia dilanda pandemi COVID-19. Berbarengan dengan pembatasan mobilitas hampir semua orang di seluruh dunia.
Wisatawan mau nggak mau harus adaptasi agar tetap bisa liburan, meski pergerakan dan anggarannya terbatas. Maka dari itu, banyak orang kemudian mengadopsi konsep staycation sebagai alternatif healing mereka.
Plus Minus Staycation
Ide utamanya adalah memperoleh manfaat liburan – relaksasi, refresh energi, dan waktu berkualitas – tanpa harus melakukan perjalanan panjang atau keluar biaya besar.
Memang hemat, karena kamu nggak perlu beli tiket pesawat atau transportasi mahal, dan uang saku yang banyak. Apalagi perjalanan singkat sangat menghemat waktu, agar lebih banyak dihabiskan untuk melakukan aktivitas menyenangkan saat liburan.
Selain hemat waktu, perjalanan di dalam kota nggak butuh perencanaan rumit, sehingga jadwal bisa diatur dengan santai. Perjalanan jarak dekat juga baik untuk mendukung kampanye mengurangi jejak karbon lewat penggunaan kendaraan bermotor.
Tapi, ya namanya segala sesuatu pasti ada plus-minusnya. Staycation juga kurang pas buat kamu yang suka sensasi gegar budaya, karena tempat yang dikunjungi masih di lingkungan yang relatif sama.
Meskipun kamu bisa menonaktifkan koneksi dengan dunia luar, kemungkinan kamu masih akan merasa sulit lepas dari rutinitas. Itu karena lingkungan yang dikunjungi nggak banyak berubah, jadi kadang agak sulit untuk benar-benar merasa lagi liburan.
Sementara liburan konvensional menawarkan pengalaman baru dan seringnya lebih berkesan. Namun, itu butuh biaya lebih tinggi dan sumber daya yang besar untuk bisa dilakukan, sehingga nggak sedikit orang yang butuh berpikir ulang.
Ide Staycation dan Trik Merencanakannya
Tentu cuma kamu yang tahu betul apa yang paling kamu inginkan. Tapi, Hipmin mau ngasih beberapa ide staycation, barangkali bisa dicoba:
- Menginap di hotel estetik lokal: banyak hotel menawarkan paket khusus staycation, kamu tinggal cari yang sesuai budget dan selera estetikamu.
- Spa day di rumah: buat rumahmu jadi tempat relaksasi dengan sesi spa, lengkap dengan aromaterapi, masker wajah, dan mandi air hangat, bila perlu hubungi penyedia layanan spa yang bisa datang ke rumah.
- Camping di halaman rumah: nggak semua lokasi rumah cocok buat camping, tapi kalau rumahmu memenuhi kriteria, ini akan jadi pengalaman unik, apalagi kalau ada sesi barbekyu dan bakar api unggun.
- Tur kuliner: jelajah tempat-tempat makan otentik dan recommended yang belum pernah kamu datangi, nikmati semuanya sampai kenyang.
- Marathon film: bikin suasana bioskop di rumah dengan menonton film-film favorit atau binge-watching serial yang sudah lama ingin ditonton.
Pilih salah satu yang paling bisa bikin kamu rileks. Lalu, rencanakan dengan matang agar staycation-mu sukses dan terasa seperti liburan beneran.
- Meskipun cuma di rumah atau dekat rumah, tetap buat jadwal kegiatan agar staycation lebih terstruktur.
- Pastikan semua kewajiban sudah rampung dan tidak ada kewajiban lain yang mendesak, supaya lebih tenang.
- Matikan ponsel dan jauhkan pekerjaan. Beri jeda pada segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan media sosial.
- Siapkan buku, game, film, atau kegiatan lain yang belum sempat dilakukan sebelumnya untuk dinikmati saat staycation.
- Buat staycation lebih istimewa dengan hal-hal kecil, seperti mendekor ruangan atau masak makanan favorit yang jarang dimakan.
- Ajak orang terdekat untuk ikut serta, sehingga suasana liburan lebih seru dan menyenangkan.
Staycation adalah pilihan tepat buat kamu yang ingin bersantai tanpa perlu repot bepergian jauh. Tapi, rencananya tetap harus matang, biar kamu bisa rileks mendalam.