Kisah Pernikahan Nabi Ishaq
Ketika Nabi Ibrahim menjadi semakin tua dan kehilangan istri, kekhawatiran pun muncul karena Nabi Ishaq belum menikah. Maka, Nabi Ibrahim meminta pelayannya untuk mencari pasangan hidup bagi putranya tersebut.
Kisah lengkap tentang pernikahan Nabi Ishaq mengungkap bahwa ia menikahi Ribka, sepupunya yang berasal dari Irak dan merupakan anak dari Betuel bin Nahor, saudara kandung Nabi Ibrahim.
Setelah pernikahan itu, Nabi Ishaq dan Ribka menetap di Palestina sambil melanjutkan tugas dakwah yang sebelumnya telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim.
Keturunan Nabi Ishaq
Istri Nabi Ishaq juga mengalami kesulitan dalam memiliki keturunan, serupa dengan ibunya yang juga tidak subur. Namun, Nabi Ishaq tidak putus asa dan selalu berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan.
Permohonannya pun dikabulkan saat usianya sudah mencapai 60 tahun, ketika Ribka mengandung anak kembar laki-laki. Setelah lahir anak kembar itu diberi nama Esau dan Yakub.
Saat lahir, Yakub menanggung tumit Esau, sementara Esau lahir dengan tubuh merah dan memiliki bulu tebal di beberapa bagian tubuhnya. Detail tentang kelahiran ini terdapat dalam Surat Al-Anbiya ayat 72.
Meskipun mereka kembar, Esau dan Yakub memiliki minat dan perilaku yang berbeda. Esau cenderung tegas dan menyukai berburu seperti ayahnya, sementara Yakub lebih tenang dan damai seperti ibunya.
Pertikaian Esau dan Yakub
Dalam perjalanan kisah Nabi Ishaq, terjadi pertengkaran antara kedua anak kembarnya. Saat itu, Nabi Ishaq meminta Esau untuk berburu dan membawa hasilnya untuk dimakan bersama, serta berjanji memberikan doa keberkahan bagi Esau.
Ribka, mendengar pembicaraan mereka, meminta Yakub yang akan menyajikan makanan untuk Nabi Ishaq agar juga diberkati. Dia dengan sengaja mengenakan pakaian Esau pada Yakub, agar Nabi Ishaq tidak menyadari perbedaannya.
Ketika Yakub memberikan makanan tersebut, Nabi Ishaq memberikan doa tanpa menyadari bahwa yang diucapkannya bukan untuk Esau tetapi untuk Yakub. Esau, setelah mengetahui hal ini, menjadi marah dan meminta ayahnya mencabut doa yang sudah diberikan kepada saudara kembarnya.
Namun, doa yang telah diucapkan tidak dapat ditarik kembali, membuat Esau murka dan ingin membunuh Yakub. Ribka yang ketakutan meminta Yakub pergi ke daerah Laban, Mesopotamia, untuk menghindari kemarahan Esau.
Setelah Yakub pergi, Ribka meninggal lebih dulu, diikuti oleh Nabi Ishaq di usia 180 tahun. Yakub, yang telah menetap di Mesopotamia dan memiliki dua istri serta 12 anak, kembali ke Palestina bersama kedua istri dan anak-anaknya, termasuk 12 putra dan dua selirnya. 12 Putra Yakub ini nantinya akan berkembang besar hingga menjadi suku-suku pertama bangsa Israel.
Di Palestina, Yakub berdamai dengan Esau, dan dia melanjutkan dakwah Nabi Ishaq serta menaati pesan ayahnya untuk menetap di sana. Ini adalah bagian dari kisah Nabi Ishaq yang menyoroti tentang anak yang patuh dan baik.

