Hasil manggung café ke café itu, Buckley akhirnya dapat tawaran merekam kaset demo dari Herb Cohen, eks kolega sang Ayah. Lahirlah trek katalisator seperti “Eternal Life” dan “Last Goodbye”.
Bakat amazing Jeff ini tercium oleh produser rekaman kenamaan Amerika dan petinggi label A&R, Clive Davis. Jeff langsung dikontrak gabung label rekaman Columbia Records.
Karirnya semakin cemerlang dan mahakaryanya akhirnya terjuwud dalam album “Grace” yang dirilis pertengahan tahun 1994. Album ini langsung bertengger di jajaran teratas tangga lagu jaman itu.
Lagu cover “Hallelujah” langsung meledak di pasaran. Diputar di berbagai channel, dari televisi hingga radio.
Trek lain seperti “So Real”, “Grace”, “Eternal Life” hingga “Last Goodbye” juga menjadi lagu sedih kebangsaan kawula muda pada masa itu.
Jeff Buckley pun dihujani pujian dari musisi lain. Seperti Jimmy Page yang menganggap album Grace sebagai album favoritnya. Bob Dylan terang-terangan bilang Buckley adalah penulis lagu terbaik di generasinya. Mr. Ziggy Stardust alias David Bowie sampai bilang kalau Grace adalah album yang wajib ia bawa saat liburan ke pulau tropis.
Masuk di puncak kejayaan, Jeff start menggarap album kedua. Tapi dia nggak mau karya musiknya terlalu ‘diatur’ label. Makanya, pengumpulan materi dan pengerjaan album keduanya cukup memakan waktu.
Belum lagi, gonjang-ganjing di manajemen juga sempat mengganggu dan membuatnya pusing. Salah satunya saat drummer-nya keluar. Columbia mulai mencari drummer pengganti. Sekalinya dapat dan sampai coba rekaman, Jeff masih merasa kurang cocok.
Terlalu sumpek dengan masalah kanan kiri, Jeff akhirnya memutuskan ikut teman-temannya di Grifters ke Memphis, Tennessee. Berkumpul dengan band-nya untuk sesi rekaman lain pada bulan Februari 1997.
Saat personel lain kembali ke New York, dia memilih untuk tinggal di sana sementara, sambil cari inspirasi dan nyicil nulis lagu.
Berhasil panen inspirasi, Jeff memanggil teman-temannya lagi ke Memphis pada 29 Mei 1997.
Dia semangat buat merilis album keduanya “Sketches for My Sweetheart the Drunk”.
Sementara menunggu personel dan produser Tom Verlaine datang ke Memphis, Jeff bersantai sambil berenang di Sungai Mississippi.
Nahas sungguh nahas, sebuah perahu melintas dan Jeff terseret gelombang perahu hingga tenggelam. Dia hilang.

