• About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten
Friday, December 19, 2025
hipkultur.com
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
hipkultur.com
No Result
View All Result
Home Kultur Pop

Perseteruan Puluhan Tahun Antara Oasis & Blur, Akhirnya Dimenangkan Oleh?

Ovan Obing by Ovan Obing
17 July 2025
in Kultur Pop
0
Ilustrasi Battle of Britpop antara Oasis vs Blur

Ilustrasi Battle of Britpop antara Oasis vs Blur

0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Penggemar Britpop pasti paham soal ini. Dua band yang lahir di waktu yang hampir bareng, sama-sama digemborkan jadi legenda musik baru, dan sejak awal muncul memang digoreng oleh media.

Oasis dan Blur. Masing-masing diwakili oleh sepasang Gallagher yang nyablak dan penuh percaya diri, dan Damon Albarn dkk yang artsy dan gayanya cenderung intelektual. Oasis dari Manchester, mewakili kelas pekerja. Di sisi lain, Blur jadi representasi keren anak-anak London selatan. Duelnya di ranah musik, identitas, sampai kelas sosial, bahkan kancah politik pop Inggris era ’90-an.

Blur pertama kali muncul lewat Leisure, tahun 1991 dengan single andalan, “She’s So High” dan “There’s No Other Way”. Album pertama Damon, Graham Coxon, Alex James, dan Dave Rowntree itu memang dinilai sukses secara komersial, terjual 100 ribu kopi.

Tiga tahun kemudian datanglah ‘penantang’ dari timur. Lima orang pemuda Manchester yang menamakan diri mereka Oasis, mengalihkan perhatian khalayak lewat “Rock And Roll Star”, “Live Forever”, dan “Supersonic”. Tiga lagu itu, dan 8 konten lainnya dalam Definetely Maybe juga langsung melejit. Sukses secara komersial sekaligus dapat banyak review positif.

Sebelum debut Oasis terbit dan membius publik, Blur sejauh ini sudah merilis dua album lanjutan dalam rentang waktu tiga tahun, Modern Life Is Rubbish (1993) dan Parklife (1994). Sambutan publik kurang lebih sama dengan album pertama, meskipun Parklife bisa dibilang lebih positif.

Parklife, dengan konten andalannya, seperti “Girls & Boys” dan “Parklife”, berhasil jadi representasi jiwa London yang intelektual dan multikultural. Album ini colorful, menyenangkan, tapi juga sarkas dan penuh sindiran sosial.

Battle of Britpop

Tapi, pas Blur lagi asyik-asyiknya menikmati puncak popularitas, Oasis datang kayak badai dari Manchester. Definitely Maybe meledak di mana-mana dan langsung bikin Oasis jadi ikon baru.

Aura pemberontakan, lirik yang jujur dan mentah, plus karisma Noel dan Liam Gallagher, bikin banyak orang merasa, “Akhirnya Britpop punya wakil dari jalanan. Bukan dari galeri seni atau ruang kelas, tapi dari pub, lorong beton, dan tribun stadion.”

Inilah momen ketika persaingan berubah dari “dua band bagus” menjadi “perang budaya populer”. Media Inggris yang terkenal jahil, seolah bikin ajang kompetisi buat dua band tersebut. Duel setting-an itu jadi sorotan baru, menggantikan riwayat benturan sebelumnya antara The Beatles versus The Rolling Stones.

NME dan Melody Maker, sampai tabloid umum, seperti The Sun dan Daily Mirror, entah kenapa senang banget sama isu rivalitas ini. Mereka sengaja bikin posisi Blur vs Oasis jadi simbol perseteruan antara “anak kota selatan berpendidikan” melawan “anak jalanan utara yang nekat”.

Setiap pernyataan sinis, bahkan gestur kecil pun di-blow-up jadi headline. Media mem-framing mereka selain dua band sukses, juga sebagai dua pihak berpengaruh yang saling menyingkirkan.

Asyiknya lagi, situasi ini malah bikin dua band semakin kompetitif, di samping fansnya yang sudah kayak rival suporter bola. Plus, label rekaman juga ikut bermain, lebih banyak promo dan agresif jualan “drama”. Puncaknya, sengaja merancang rilisan di waktu hampir sama, yang kebetulan diamini sama band.

Losing a Battle to Win The War

Agustus 1995, Blur rilis single “Country House”, Oasis dengan “Roll With It”. Media langsung jualan drama, nyebut “pertarungan hidup-mati” antara dua musik dari dua grup yang paling merepresentasikan Inggris. Akhirnya fans pun terbagi dua, sampai banyak muncul polling kayak pas kampanye politik, bahkan BBC ikut menyorot “pertempuran” ini di program berita utama.

Hasilnya? “Country House” nangkring di posisi #1 UK Singles Chart, “Roll With It” di #2. Tapi, itu nggak seberapa.

Beberapa bulan sebelum momen Battle of Britpop itu tadi, Blur juga ‘ngalahin’ Oasis di Brit Awards. Parklife jadi Album of The Year 1995, unggul dari nominasi yang nggak kaleng-kaleng. Ada Definetely Maybe, The Division Bell-nya Pink Floyd, Protection dari Massive Attack, dan Always & Forever dari Eternal.

Tapi, kemenangan di Brit Awards dan UK Singles Chart itu ternyata cuma kesenangan sesaat. Pun waktu mereka rilis The Great Escape di bulan September-nya. Album ini seolah jadi statement yang menegaskan bahwa mereka lebih pintar, lebih kompleks, dan lebih ‘berisi’ daripada Oasis.

Banyak yang menilainya sebagai respons terhadap dominasi Oasis, tapi kritik justru nyebut album itu terlalu dibuat-buat.

Apalagi setelah dua bulan kemudian, Oasis rilis album kedua, (What’s The Story) Morning Glory?. Album yang isinya ada lagu-lagu legendaris kayak “Wonderwall” dan “Don’t Look Back In Anger”, yang bahkan sudah jadi anthem generasi masa kini.

Kebalikan dari Great Escape, Morning Glory dapat review positif plus untung besar. Terjual 4 juta kopi di Inggris, dan total lebih dari 22 juta kopi di seluruh dunia. Jadi album Inggris terlaris ke-5 sepanjang masa.

Oasis nggak cuma menguasai radio dan televisi, tapi juga festival, stadion, dan rak koleksi CD anak muda Inggris dari berbagai kelas sosial. Menang di tangga lagu sekaligus memori publik. Unggul telak, dan akhirnya ‘meresmikan’ dirinya sebagai band yang benar-benar mimpin Britpop.

Perang Lanjut, Sampai..

Namun, kemenangan komersial itu justru bikin panggung makin panas. Di balik persaingan chart, ada pula drama personal. Ada rumor soal hubungan Damon Albarn dan Liam Gallagher dengan wanita yang sama, konon Justine Frischmann dari Elastica.

Belum lagi adu komentar pedas di media. Kayak Noel Gallagher yang nggak segan nyebut Blur sebagai “band buat anak-anak universitas.” Pernah bilang juga kalau lagu Blur “Girls & Boys” itu “musik buat orang yang nggak tahu cara main gitar.”

Bahkan, ‘Juru bicara’ paling vokal dari kubu Manchester ini pun pernah bikin pernyataan kontroversial. Waktu diwawancara majalah The Observer tahun 1995, ia bilang, “I hope Damon Albarn catches AIDS and dies.” Pernyataan yang bikin dia dikecam, lalu minta maaf secara terbuka, ngaku “emosional dan lepas kendali”. Bikin Oasis makin dikenal sebagai band bad-boy yang gaya ngomongnya sama sensasionalnya dengan musiknya.

Sementara itu, Damon Albarn, meski lebih kalem, juga nggak ragu membalas dengan sindiran halus tentang Oasis yang “too simple”. Dan nyebut band itu cuma mengandalkan “arogansi dan volume.”

Noel yang frontal dilawan sinisnya Damon tentu jadi santapan empuk media Inggris. Setiap kali salah satu bicara, media akan menggoreng dan menyuguhkan drama baru. Perang komentar ini seperti serial bersambung, dan fans di kedua kubu menikmatinya sambil menyulut argumen di majalah, radio, bahkan pub.

Tapi di balik itu semua, keduanya mulai capek.

Antiklimaks

Damon Albarn kemudian mengakui bahwa masa-masa itu sangat berat. Dalam wawancara dengan The Guardian (2003). Ia bilang, “I was falling apart. I was totally messed up. I didn’t want to be in that situation, but I couldn’t avoid it.”

Ia merasa terjebak di perang yang sebetulnya nggak ia inginkan dari awal. Tapi egonya, nama besar band-nya, dan sorotan media bikin dia nggak bisa mundur.

Sementara Oasis juga tak luput dari tekanan. Noel dan Liam terlibat konflik yang terus meruncing. Tur dunia yang melelahkan dan ekspektasi publik bikin hubungan keduanya makin kacau, jadi titik rapuh band itu di masa depan.

Akhirnya, baik Blur maupun Oasis mulai menjauh dari keributan ini. Kedua band menempuh jalur berbeda. Blur mulai menjauh dari Britpop lewat album Blur (1997) dan 13 (1999), jadi lebih eksperimental dan emosional. Damon Albarn bahkan mendirikan Gorillaz yang semakin kaya warna musiknya.

Sementara Oasis merilis Be Here Now (1997), yang sangat ditunggu-tunggu, tapi berakhir dikritik karena terlalu bombastis dan berlebihan. Album itu masih sukses, tapi Oasis dibilang sudah kehilangan kilaunya.

Oasis resmi bubar tahun 2009, setelah aneka pertengkaran dan satu kejadian ikonik di belakang panggung festival Paris, Rock en Seine. Waktu Noel akhirnya ngomong, “Aku nggak tahan lagi.” Liam tetap lanjut bikin Beady Eye, sementara Noel membentuk High Flying Birds.

Blur, meski nggak pernah benar-benar bubar, sempat vakum panjang. Mereka sibuk dengan proyek masing-masing, Damon dengan Gorillaz, Graham solon karir, dan personel lain santai menjalani hidup. Blur baru benar-benar kembali di awal 2010-an. Sempat rilis Magic Whip (2015) dan The Ballad of Darren (2023). Mereka menggelar konser reuni di Wembley, menyentuh dan penuh nostalgia.

Oasis, setelah 16 tahun, duo Gallagher akhirnya manggung bersama. 4 Juli 2025 mereka mengawali Live ’25 Tour di Cardiff, Principality Stadium. Dengan momen paling emosional waktu Liam spontan meluk Noel, yang sekaligus simbol dekade penuh konflik.

Jadi, Siapa yang Menang?

Damon Albaran diwawancara The Sun, 10 Juli 2025, dia bilang, “Well, it was obvious, wasn’t it? I think we can officially say that Oasis won the battle, the war, the campaign, everything.”

Pernyataan ini menandai pengakuan resminya atas kemenangan Oasis, tapi tanpa sentimen buruk. Damon menegaskan kalau mereka adalah pesaing yang sama-sama untung oleh perseteruan itu, dan sekarang semuanya sudah damai, saling menghormati.

Damon juga nambahin, “It’s their summer and God bless them,” melihat suksesnya Oasis yang lagi reuni dan tur global. Sambil bilang juga kalau dirinya kini “di tempat yang sangat, sangat berbeda,” dan nggak bisa lagi ngikutin ritme tur yang panjang itu.

Di beberapa momen, Damon Albarn dan Noel Gallagher sebenarnya sudah nunjukin perdamaian mereka. Contohnya pas tampil bareng di acara amal Teenage Cancer Trust pada 2013. Noel juga sempat ngisi vokal latar dan gitar di lagu We Got the Power-nya Gorillaz, Humanz (2017).

Adu argumen yang dulunya pedas, kini berubah saling memuji. Pasca 2015, Noel sering bilang kalau Damon adalah musisi jenius, nyebut kolaborasi mereka di Gorillaz menyenangkan, bahkan bercanda kalau lebih cocok kerja sama Damon daripada Liam.

Bassis Blur, Alex James juga pernah menyebut Liam “rock star sejati” dan bilang kalau dia bakal senang manggung bareng. Sedangkan Liam, pun pernah meng-quote tweet kabar album Blur dengan ucapan singkat, “Cool.”

Rivalitas itu pun akhirnya mereda. Seiring waktu, semua berubah. Dua band yang dulu saling sindir dan saling jual arogansi, kini sudah sama-sama rileks, berdampingan.

Dan kalau ditanya siapa yang menang, jawabannya tergantung lombanya di kategori apa. Soalnya, secara angkaOasis unggul telak. Lagu-lagu mereka jadi anthem yang memorable, plus meraup penjualan yang fantastis. Tapi di sisi lain, Blur lebih berani main-main dengan artistik. Musik mereka berevolusi, makin eksperimental, nunjukin musikalitas yang lebih berwarna.

Tags: isumusikmusisi
Previous Post

Drew Struzan, Tangan di Balik Megahnya Poster Film Klasik

Next Post

Iklan Digital yang Bikin Risih Disulap Jadi Karya Seni di Pameran “Imposter”

Next Post
Pameran Imposter.

Iklan Digital yang Bikin Risih Disulap Jadi Karya Seni di Pameran “Imposter”

Please login to join discussion

Daftar Putar

Recent Comments

  • Bachelor of Physics Engineering Telkom University on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • Ani on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.