in ,

Nabi Muhammad SAW, Sang Pemimpin Utusan Allah

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah wajahnya yang terang melebihi sinar bulan. Beliau merupakan salah satu nabi dan rasul yang bergelar ulul azmi.

Nabi Muhammad juga disebut dengan uswatun hasanah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu Surah Al-Ahzab ayat 21.

“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw dilahirkan pada senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah (570 M) di Mekah. Beliau merupakan anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.

Abdullah merupakan anak dari Abdul Muthalib bin Hasyim, yang merupakan pemimpin konfederasi suku Quraisy.

Pada tahun yang sama, tentara gajah di bawah kepemimpinan Abrahah dari Habasyah menyerbu Ka’bah. Namun, tentara gajah itu berhasil dikalahkan oleh burung ababil yang diutus secara langsung oleh Allah SWT. Burung ababil tersebut menjatuhkan batu-batu untuk melawan pasukan gajah.

Nabi Muhammad Saw besar sebagai seorang anak yatim piatu. Ayahnya telah meninggal dunia sebelum kelahirannya, sementara ibunya meninggal saat beliau berusia enam tahun.

Setelah kematian ibunya, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, dua tahun setelahnya, beliau kehilangan kakeknya yang meninggal dunia. Kemudian, pada usia delapan tahun, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.

Sejak lahir, Nabi Muhammad Saw sudah diberkati Allah SWT dengan berbagai tanda kebesaran dan keajaiban, seperti sinar yang menerangi rumahnya dan bau harum yang harum wangi dari tubuhnya.

Pernikahan dengan Khadijah

Bersama pamannya, Nabi Muhammad Saw mulai belajar berdagang, bahkan memulainya pada usia yang sangat muda, yaitu saat berusia 12 tahun.

Karier dagang Nabi Muhammad Saw berkembang pesat, dan dia dikenal sebagai individu yang jujur dan terpercaya, sehingga memperoleh gelar Al-Amin yang artinya “orang yang dapat dipercaya”.

Berita tentang kejujuran Nabi Muhammad Saw tersebar luas di seluruh negeri. Salah satu yang mendengar berita tersebut adalah Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang memiliki posisi tinggi di masyarakat Arab, bijaksana, cerdas, dan sukses sebagai pedagang.

Di usia 25 tahun, Nabi Muhammad Saw dipercaya oleh Khadijah binti Khuwailid untuk mengurus dagangannya ke Syam. Khadijah senang melihat barang dagangannya laris dan mendapat keuntungan yang konsisten. Kepercayaannya kepada Nabi Muhammad Saw semakin bertambah.

Khadijah tertarik pada Nabi Muhammad Saw, dan ia mengirimkan sahabatnya, Nafisah binti Umayyah, untuk membantunya melamar Nabi Muhammad Saw. Setelah Nafisah binti Umayyah menyampaikan niat Khadijah, Nabi Muhammad Saw memberitahu pamannya tentang hal tersebut.

Nabi Muhammad Saw dan pamannya kemudian mengunjungi rumah Khadijah untuk melamar. Nabi Muhammad Saw menikahi Khadijah saat berusia 25 tahun, sementara Khadijah pada saat itu berusia 40 tahun.

Pernikahan Nabi Muhammad Saw dan Khadijah dikaruniai dengan mahar 20 ekor unta betina muda.

Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dan Khadijah berjalan bahagia, mereka dikaruniai anak-anak yang kemudian menjadi panutan umat Islam.

Nabi Muhammad dikenal dengan julukan Abu al-Qasim, yang artinya “Bapaknya Qasim”, karena pada suatu masa ia memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Qasim, meskipun anak tersebut meninggal sebelum mencapai usia dewasa.

Diangkat Menjadi Rasul Allah

Sebelum turunnya wahyu pertama, Nabi Muhammad Saw bermimpi dimana Malaikat Jibril mendatanginya.

Setelah itu, Nabi Muhammad Saw memutuskan untuk menyendiri di Gua Hira untuk merenungkan mimpinya tersebut. Di sana, beliau melakukan ibadah selama beberapa malam.

Ketika perbekalannya habis, Nabi Muhammad Saw kembali ke Khadijah untuk mengambil bekal dan kembali lagi ke Gua Hira. Saat itu, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad Saw dan memerintahkannya untuk membaca.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak bisa membaca.” Malaikat Jibril merangkulnya, membuatnya merasa kepayahan, lalu melepaskannya, kemudian berkata, “Bacalah!”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak bisa membaca.” Malaikat Jibril merangkulnya lagi, membuatnya merasa kepayahan, lalu melepaskannya, dan berkata lagi, “Bacalah!”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak bisa membaca.” Malaikat Jibril merangkulnya untuk ketiga kalinya, membuatnya merasa kepayahan, kemudian melepaskannya, dan berkata:

“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mu lah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq ayat 1-5).

Setelah bertemu dengan Malaikat Jibril, Nabi Muhammad Saw pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan meminta diselimuti oleh Khadijah. Beliau kemudian menceritakan kejadian itu kepada Khadijah, yang menghiburnya dengan berkata:

“(Bergembiralah), demi Allah! Allah Azza wa Jalla tidak akan membinasakanmu selama-lamanya. Karena engkau menyambung tali silaturrahim, berbicara jujur, menghormati tamu, mampu menahan beban tanpa berkeluh-kesah, membantu orang yang tidak memiliki, serta menolong duta-duta kebenaran.”

Nabi Muhammad Saw menjadi Rasul pada usia 40 tahun, dan dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan.

Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah SWT di Gua Hira. Dalam wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai utusan Allah, rasul terakhir yang diutus untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada umat manusia.

Perjalanan Dakwah

Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad Saw mulai menyebarkan ajaran Islam secara rahasia di Mekkah selama tiga tahun. Beliau mengajak penduduk Mekkah untuk memeluk agama Islam.

Di antara mereka yang mengikuti ajarannya adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Bilal, dan Abu Bakar as-Shiddiq sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW yang kemudian menjadi Khalifah pertama.

Setelah itu, Nabi Muhammad Saw melanjutkan dakwahnya secara terbuka selama sepuluh tahun di Mekkah. Meskipun menghadapi perlawanan dari suku dan bahkan keluarganya sendiri, beliau tetap gigih dalam menyebarkan dakwahnya.

 Perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW tidaklah mudah, beliau sering mendapat tantangan dan cobaan dari kaum Quraisy yang tidak setuju dengan ajaran Islam.

Namun, situasi di Mekkah menjadi tidak aman. Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya menghadapi hujatan, hinaan, bahkan kekerasan fisik. Akhirnya, atas perintah Allah Swt, beliau dan para pengikutnya hijrah ke Madinah.

Di Madinah, dakwah Nabi Muhammad Saw disambut dengan hangat. Beliau menerapkan strategi dakwah dengan membangun masjid sebagai pusat kegiatan, mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, mendirikan pasar untuk menggerakkan ekonomi, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah. Nabi Muhammad Saw terus berdakwah di Madinah selama sepuluh tahun.

Mukjizat Nabi Muhammad Saw

Sebagai nabi terakhir yang diberkahi dengan banyak keistimewaan oleh Allah, kisah Nabi Muhammad mendapatkan mukjizat yang luar biasa, sebagaimana halnya dengan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa, Isa, dan Sulaiman.

Berikut beberapa mukjizat Nabi Muhammad Saw dari Allah SWT:

1.     ASI yang melimpah

Nabi Muhammad SAW memperoleh mukjizat pertamanya ketika ia masih bayi dari ibu susunya, Halimah. Meskipun Halimah adalah seorang wanita kurus, ia mencoba untuk menyusui Nabi Muhammad.

Air susu yang keluar dari payudaranya mengalir deras, meskipun sebelumnya ia merasa kurang dalam menyusui anak-anaknya.

Keajaiban ini tidak hanya terjadi pada Halimah, tetapi juga pada suaminya, yang terheran-heran karena mukjizat yang lain terjadi karena kehadiran bayi Muhammad.

Unta yang biasanya menjadi hewan peliharaan keluarga tersebut juga tiba-tiba mengeluarkan banyak susu setelah menyusui Nabi Muhammad. Keluarga itu kemudian menggunakan susu unta tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

2.     Dada Nabi Muhammad Dibelah

Selama dua bulan, Muhammad dijaga oleh Halimah karena ibunya menolak untuk membesarkan anaknya di Mekkah, karena menurutnya lingkungan tersebut tidak cocok untuk perkembangan Muhammad.

Sehingga, pada usia dua bulan, Muhammad diasuh oleh Halimah dan tumbuh bersama dengan saudara-saudaranya.

Ketika sedang menggembala bersama saudaranya, tiba-tiba dua orang laki-laki berpakaian putih mendatangi Muhammad. Mereka langsung membelah dada Muhammad dan mengambil benda hitam dari dalamnya.

Muhammad sendiri tidak mengerti apa maksud dari kejadian tersebut, dan bahkan ibu dan ayah asuhnya juga bingung tentang tujuan dari peristiwa tersebut.

3.     Membelah bulan

Tidaklah mengherankan ketika kaum kafir menentang Nabi Muhammad karena mereka ingin menguji kenabiannya.

Dengan izin Allah SWT, Rasulullah memperlihatkan kebesaran Allah SWT dengan membelah bulan. Banyak di antara kaum Quraisy yang terkejut oleh tindakan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ini adalah bukti lain dari keagungan Allah SWT yang ditunjukkan melalui mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan salah satu dari banyak mukjizat yang dimilikinya.

4.     Jari Tangan Mengalirkan Air

Pada saat itu, ketika Nabi Muhammad telah selesai berwudhu, orang-orang yang hadir merasakan haus yang sangat mendalam. Mereka mengatakan bahwa tidak ada cukup air untuk minum dan berwudhu, hanya sepanci air kecil yang tersedia, yang jelas tidak cukup untuk semua orang.

Kemudian, Nabi Muhammad meletakkan tangannya pada wadah air tersebut, dan tiba-tiba air mulai mengalir dari jari-jari tangannya. Semua orang yang hadir dapat meminum air yang keluar itu dan merasa lega dari rasa haus mereka.

5.     Mengenyangkan Orang Banyak Dengan Segelas Susu

Nabi Muhammad memiliki sebuah mukjizat yang luar biasa, yaitu mampu memberi makan banyak orang hanya dengan minum satu gelas susu.

Abu Hurairah, seorang teman Nabi yang miskin dan sering kelaparan namun memiliki pengetahuan dan hafalan yang luar biasa, diundang oleh Nabi Muhammad untuk bertemu dengannya. Saat itu, Nabi menemukan satu gelas susu dan mengundang banyak orang ke rumahnya.

Abu Hurairah adalah orang pertama yang meminum susu tersebut, diikuti oleh seluruh undangan. Semua orang merasa kenyang setelah minum susu tersebut.

6.     Sedikit Makanan yang Mengenyangkan

Ketika Nabi Muhammad merasa lemah, Abu Thalhah dan istrinya mendengar kabar tersebut dan mengundang beliau untuk makan di rumah mereka.

Namun, Nabi Muhammad datang bersama dengan banyak sahabatnya, jumlahnya sekitar 70 hingga 80 orang. Tentu saja, Abu Thalhah dan istrinya merasa bingung karena jumlah tamu yang datang melebihi perkiraan dan makanannya tidak mencukupi.

Sebelum mempersilahkan tamu lain untuk makan, Nabi Muhammad mendoakan makanan tersebut. Makanan disajikan secara bergantian kepada 10 orang sekaligus, dan semua merasa kenyang setelah giliran makan tersebut.

7.     Doa Diturunkan hujan

Saat Rasulullah memberikan khutbah pada Shalat Jum’at, ada seseorang yang memohon kepada beliau untuk memohon kepada Allah agar hujan turun karena kondisi kekeringan yang telah berlangsung cukup lama dan berdampak besar pada kehidupan.

Nabi Muhammad SAW berdoa untuk hujan hingga Jumat berikutnya, dan akhirnya hujan pun turun. Namun, ada laporan bahwa hujan yang terus menerus menyebabkan kerusakan pada banyak rumah. Kemudian, Nabi berdoa lagi agar dapat pindah ke Madinah sesuai permintaan umatnya.

8.     Hidupnya Kerikil

Salah satu kisah menarik dari Nabi Muhammad adalah ketika beliau mengalami mukjizat hidupnya yang berhubungan dengan kerikil. Ini terjadi ketika Nabi Muhammad berzikir dengan menggunakan batu-batu kecil di tangannya.

9.     Mengobati Sakit Mata

Ali bin Abi Thalib, seorang sahabat Nabi, mengalami keluhan sakit mata saat menjadi pemegang bendera pada waktu itu. Nabi kemudian memanggil Ali dan meludahi matanya. Mukjizat yang diberikan Allah adalah kesembuhan mata Ali secara instan.

 Penyembuhan ini terlihat dari fakta bahwa Ali sebelumnya tidak pernah mengalami sakit mata. Dengan demikian, tugas Ali sebagai pemegang bendera dapat dilaksanakan dengan lancar.

10. Peristiwa Isra’ Mi’raj

Peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad adalah Isra’ Mi’raj, yang menjadi titik awal dari perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu bagi umat Muslim.

Perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad sangatlah menakjubkan karena beliau berhasil mengunjungi Sidratul Muntaha, melewati langit dan bumi.

Peristiwa ini dimulai ketika Malaikat Jibril mendatangkan Buraq, kendaraan yang luar biasa cepat, untuk Nabi Muhammad. Buraq adalah makhluk berupa hewan putih dengan sayap yang terletak di antara kakinya.

Isra’ Mi’raj memiliki tujuan utama untuk memberikan perintah kepada umat Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat. Namun, dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad juga bertemu dengan banyak nabi yang telah datang sebelumnya.

11. Al Quran

Mukjizat terbesar yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an, kitab suci yang memiliki nilai luar biasa dalam kehidupan umat Islam sebagai panduan moral dan spiritual.

Untuk memahami Al-Qur’an dengan baik, Nabi Muhammad meminta bantuan dari ahli bahasa, sastra, dan syair. Mukjizat ini merupakan yang paling penting bagi Nabi Muhammad SAW, yang datang dari Allah SWT.

Al-Qur’an memuat seluruh ajaran dari kitab-kitab sebelumnya yang diberikan kepada 4 nabi dan rasul, menjadikannya pedoman yang abadi dan terakhir. Kitab suci Al-Qur’an relevan dan berlaku sepanjang masa, tidak terpengaruh oleh perkembangan zaman.

Al-Qur’an menyediakan banyak pembelajaran melalui kisah Nabi Muhammad, kisah orang kafir, dan berbagai mukjizat nabi-nabi sebelumnya, yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Sebelum meninggal, Nabi Muhammad Saw mengalami sakit selama beberapa hari dan bahkan meminta izin untuk dipindahkan ke ruang tidur yang terhubung dengan masjid agar bisa memberikan nasihat dan arahan kepada umatnya.

Dalam pesan terakhirnya, Nabi Muhammad Saw menekankan pentingnya umatnya untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama Islam, mengambil Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, dan menjaga konsistensi dalam mendirikan shalat.

Pada hari terakhirnya, Nabi Muhammad Saw juga mengumumkan bahwa Abu Bakar as-Shiddiq akan menjadi pemimpin umat Muslim setelah wafatnya, menandai awal masa kekhalifahan Islam.

Nabi Muhammad Saw meninggal pada usia 63 tahun pada tanggal 8 Juni 632 Masehi (12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah) di kediaman istrinya, Aisyah r.a. Wafatnya beliau menimbulkan kesedihan mendalam di kalangan umat Islam, dan peristiwa ini dikenang sebagai salah satu momen penting dalam sejarah Islam.