Musik nggak selalu harus tunduk pada pakem tertentu. Itu yang coba dibuktikan oleh Visual Disorder yang bermain musik di ranah nggak familiar, dengan lirik absurd dan frekuensi yang nggak terduga.
Unit asal Jakarta ini hadir membawa pengalaman yang berbeda. Musik mereka bergerak luwes di antara psychedelic rock, stoner, eksperimental, sampai punk. Semua dilebur dengan pendekatan yang nggak lazim.
Memang, Visual Disorder agak nggak sreg dengan apa yang disebut genre. Meski sering disebut band psychedelic rock, justru menolak dikotakkan dalam genre tertentu.
“Bahasan genre adalah hal yang cukup usang,” ungkap mereka.
Sementara itu, inspirasi musik mereka datang dari nama-nama, seperti Sroeng Santi, Black Sabbath, Ramayana Soul, sampai NOFX. Hasilnya, kombinasi yang susah ditebak.
Eksperimentasi jadi nyawa utama komposisi mereka. Dengan elemen-elemen nggak umum, misalnya suara mainan anak-anak. Apakah terdengar lucu atau justru menyeramkan?
“Semua kembali ke persepsi pendengar,” kata mereka.
Dalam hal lirik, tema-temanya mengambil soal keresahan manusia modern. Tapi, dengan diberi sentuhan absurd yang mengena, karena menurut mereka, “Kreativitas bisa datang dari mana saja.”
Mereka ngasih contoh bunyi eskalator rusak yang akhirnya jadi inspirasi, menghasilkan sebuah beat spontan. Lainnya, tentang seorang gadis bernama Dila dengan rumah penuh rumput, yang kemudian melahirkan salah satu lagu dalam maxi single ini, “Dila Adalah Rumput”.
Sedikit Profil Visual Disorder
Visual Disorder adalah Ghama (vokal, gitar), Bimo (bass), Haris (drum), dan Adit (gitar). Plus, sesosok misterius yang ikut serta dalam proses kreatif mereka, diperkenalkan sebagai “pawang fauna”.
Debut mereka bermula pada 2013 dengan album Natsinadhays. Meski sempat terkendala dalam distribusi digital, tahun ini mereka merilis ulang album tersebut dalam versi remaster. Memperkenalkan kembali awal perjalanan mereka kepada pendengar baru, sekaligus mengajak nostalgia pendengar lama.
Tahun 2018, mereka meluncurkan maxi single “Nurahman” dan “Sylvia”, menegaskan posisi mereka di kancah musik. Lalu 2024, mereka hadir dengan maxi single dua konten, masing-masing “Inyiminnimouse” dan “Dila Adalah Rumput”.
Kini, mereka tengah mempersiapkan materi baru yang digadang-gadang membawa kejutan, terutama ketika ditampilkan di atas panggung. Memang Visual Disorder lebih baik dirasakan secara langsung ketimbang cuma didengar.
Salah satu momen ikonik mereka terjadi saat sepanggung dengan BarBars, The Stocker, dan Arc Yellow. Waktu itu mereka menutup set dengan perang-perangan menggunakan pistol mainan. Menunjukkan kegilaan mereka yang khas di setiap pentas.