Pelajaran dari Kisah Nabi Ishaq
Keteladanan Nabi Ishaq juga dapat dilihat dalam pengabdiannya kepada orang-orang lemah dan miskin. Beliau selalu siap untuk membantu dan melindungi mereka yang membutuhkan, tanpa memandang status sosial atau kekayaan. Sikap belas kasih dan kepedulian Nabi Ishaq terhadap sesama manusia menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Nabi Ishaq juga dikenal sebagai nabi yang memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya. Beliau selalu menghormati dan mematuhi perintah kedua orang tuanya, serta selalu merawat dan mendoakan mereka dengan penuh kasih sayang. Sikap hormat dan penghargaan Nabi Ishaq terhadap orang tua menjadi pelajaran penting bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan yang berkelimpahan berkah.
Dengan segala keutamaan dan keteladanan yang dimiliki oleh Nabi Ishaq, tidak mengherankan jika beliau dihormati dan diagungkan oleh umat Islam sebagai salah satu nabi terbaik dalam sejarah agama Islam. Kisah hidup dan perjuangan beliau menjadi sumber inspirasi bagi umat manusia dalam berjuang menuju kebenaran dan keadilan.
Wafatnya Nabi Ishaq
Seperti nabi dan rasul Allah lainnya, Nabi Ishaq juga mengembuskan napas terakhirnya. Nabi Ishaq wafat pada usia 180 tahun, menunjukkan bahwa saat wafatnya, usianya sudah sangat tua.
Meskipun telah tiada, warisan kebijaksanaan Nabi Ishaq dalam bentuk pelajaran hidup tetap memberikan inspirasi bagi umatnya hingga saat ini.
Pada akhirnya jasad Nabi Ishaq dimakamkan di tanah Palestina, di gua Makfilah (Makhpela), di kota Al-Khalil Hebron. Tempat peristirahatan terakhir ini menjadi tempat bersatu dengan kedua orang tuanya, yaitu Sayyidina Sarah dan Nabi Ibrahim.
Sepanjang hidupnya, Nabi Ishaq mendapatkan berbagai nikmat dan karunia dari Allah SWT, sebagai hasil sebanding dari perjuangannya di dunia dalam menyebarkan kebenaran.

