Masih ada daftar film berdurasi lebih dari 3 jam yang seru dan nggak bikin bosen ditonton.
Btw, sebenarnya, durasi 3 jam lebih itu masih normal-normal saja kok di industri perfilman. Jangan kaget kalau kamu tahu ada film yang durasinya 857 jam alias sekitar 35 hari 17 jam. Judulnya Logistics (2012).
Bayangin, butuh lebih dari sebulan buat selesaiin satu film. Nonton ini bisa bikin Netflix maratonmu nggak ada apa-apanya.
Dibuat oleh duo seniman Swedia, Erika Magnusson dan Daniel Andersson, Logistics adalah film eksperimental yang jadi bagian proyek Institut Film Swedia dan Dewan Seni Swedia. Tujuannya mengeksplorasi rantai pasokan global dan bikin kita mikir tentang kompleksitas konsumerisme. Jadi, film ini literally ngikutin perjalanan sebuah produk dari awal sampai akhir.
Tapi menurut Guinness World Records, film terpanjang di dunia masih dipegang oleh The Cure for Insomnia (1987). Durasinya “cuma” 85 jam.
Isinya gambar seorang penulis skenario, LD Groban, lagi baca puisinya selama tiga setengah hari. Sebagai selingan, ada klip video musik heavy metal dan video dengan unsur dewasa. Film ini mungkin lebih cocok disebut seni pertunjukan daripada hiburan standar bioskop.
Ya memang bosen nggak bosen tergantung preferensi masing-masing penonton. Tapi sesuai yang hipmin tulis sebelumnya, kita pakai kriteria film dengan alur cerita kuat, sinematografi oke, dan emosinya sampai ke penonton.
Jadi genrenya bisa macem-macem. Ada yang action, crime, sci-fi, sampai romance.
Lanjutan dari artikel sebelumnya: Film yang Durasinya Panjang Tapi Nggak Bikin Bosen (1)
9. The Irishman (2019)
Buat kamu yang suka film mafia, The Irishman pasti udah ada di daftar tonton. Film garapan Martin Scorsese ini berdurasi 3 jam 29 menit.
Berlatar di Pennsylvania pada 1950-an, kita diajak ngikutin perjalanan Frank Sheeran (Robert De Niro), seorang sopir truk yang akhirnya jadi pembunuh bayaran terkemuka yang bekerja untuk mafia dan pemimpin serikat pekerja, Jimmy Hoffa (Al Pacino).
Frank yang dulunya seorang veteran perang ini jadi ngerasain gimana rumitnya dunia kejahatan terorganisir, politik, dan tentunya, pengkhianatan.
Ceritanya diangkat dari buku I Heard You Paint Houses karya Charles Brandt. Nggak cuma menggali kisah Frank, tapi juga hubungan rumit yang dia punya dengan Hoffa dan keluarga mafia lainnya.
Meskipun durasinya panjang, ceritanya tetap kuat dan nggak pernah kehilangan ketegangan. Akting De Niro, Pacino, dan Joe Pesci luar biasa banget, apalagi ditambah dengan teknologi CGI yang bikin mereka terlihat lebih muda di beberapa bagian—ini bener-bener bikin kita merasa ‘ditarik’ ke dalam setiap detik perjalanannya.
Scorsese juga berhasil memadukan elemen komedi dan drama dengan cara yang pas, bahkan lewat adegan-adegan yang awalnya terasa sederhana, tapi punya impact besar.
10. Once Upon a Time in America (1984)
Film karya Sergio Leone ini bercerita tentang persahabatan, cinta, dan pengkhianatan dalam dunia gangster di New York. Durasinya panjang, tapi storytelling yang mendalam dan sinematografi bernuansa nostalgia bikin film ini seperti novel yang sulit ditutup sebelum finish.
Beda dari gaya koboi spaghetti yang udah jadi ciri khasnya, Sergio Leone mempersembahkan Once Upon a Time in America sebagai karya perpisahan yang megah dan bikin kita tertegun.
Dari awal sampai akhir, film ini dirancang dengan detail yang luar biasa. Sinematografi yang megah berpadu sempurna dengan musik latar epik karya Ennio Morricone, sahabat sekaligus kolaborator setia Leone.
Kalau kamu ngefans berat sama duo gangster Robert De Niro dan Joe Pesci di The Irishman, film ini bakal memuaskan kamu—bahkan mungkin bisa lebih.
Akting James Woods, Elizabeth McGovern, Tuesday Weld, Burt Young, dan Treat Williams juga sama-sama mengesankan. Chemistry mereka bikin drama panjang ini nggak terasa berat, malah justru menghantui emosional.
11. A Brighter Summer Day (1991)
Sebelum Edward Yang bikin mahakarya Yi Yi di tahun 2000, ada satu film lain yang sering disebut sebagai salah satu karya terbaik dalam beberapa dekade terakhir. Judulnya A Brighter Summer Day, sebuah film coming-of-age dengan sentuhan kriminal yang berlatar Taiwan tahun 1960-an.
Film ini menceritakan perjalanan seorang anak laki-laki menghadapi rintangan kehidupan—dari mempertahankan persahabatan, jatuh cinta, hingga tumbuh dewasa di tengah tekanan sosial dan politik.
Oke, durasinya memang hampir empat jam. Tapi, film ini nggak bakal bikin kamu ngelirik jam terus-terusan.
Meski ceritanya berjalan lambat, visualnya indah banget dan nuansanya bikin hati adem sekaligus mendalam.
Buat yang nggak punya banyak waktu, ada versi tiga jamnya, tapi fans sejati Edward Yang pasti merekomendasikan versi empat jam sebagai yang paling “otentik” dan sesuai visi sutradara.
Oh iya, di Rotten Tomatoes, A Brighter Summer Day bahkan dapat rating 100%.
12. Avatar: The Way of Water (2022)
13 tahun penantian akhirnya terbayar lunas dengan suguhan yang nggak cuma memanjakan mata, tapi juga bikin hati terhanyut.
Avatar: The Way of Water nggak cuma “lebih besar” dari film pertamanya, tapi juga berani menyelam lebih dalam—secara harfiah dan emosional—ke dunia Pandora.
Durasinya yang 192 menit (alias lebih panjang setengah jam dari Avatar pertama) malah terasa seperti petualangan yang terlalu singkat.
Sang sutradara James Cameron—yang pernah bikin dunia terkagum-kagum lewat Titanic (1997—membuktikan seolah membuktikan kalau dia lah adalah rajanya epik layar lebar.
Secara cerita, mungkin ini nggak jauh beda dari struktur klasik yang sudah kita kenal. Tapi visualnya yang oke bikin penonton betah berlama-lama duduk manis.
13. RRR (2022)
Kalau kamu lagi cari film aksi yang durasinya panjang tapi nggak ada satu detik pun yang bikin menguap, coba nonton RRR. Disutradarai oleh maestro box office S.S. Rajamouli, film ini berhasil bikin Hollywood ikut heboh.
Nggak heran, banyak yang beranggapan RRR layak masuk nominasi Oscar—nggak cuma buat kategori Film Fitur Internasional Terbaik, tapi juga untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, bahkan Aktor Terbaik.
Berlatar tahun 1920-an di masa kolonial Inggris, RRR adalah kisah bromance epik antara dua pria super yang sama-sama punya tujuan besar. Ada Ram (Ram Charan), seorang perwira militer keren yang setangguh baja, sampai-sampai dia bisa mengalahkan pemberontakan besar sendirian. Di sisi lain ada Bheem (N.T. Rama Rao Jr.), penduduk desa yang jago banget berburu harimau dan menyusup ke kota besar dengan misi menyelamatkan gadis kecil yang diculik oleh nyonya gubernur Inggris yang super kejam.
Dari awal sampai akhir, film ini penuh dengan adegan aksi yang absurd tapi seru, momen emosional yang bikin deg-degan, dan koreografi tarian yang—serius—keren banget.
Durasi panjang sering jadi momok buat film aksi, tapi RRR berhasil menjadikannya nilai plus. Setiap adegan terasa penting dan intens, nggak ada yang buang-buang waktu.
14. The Lord of the Rings: The Return of the King (2003)
Kalau film ini nggak masuk daftar, rasanya kurang lengkap. The Return of the King menjadi puncak epik trilogi The Lord of the Rings, menyajikan pertempuran besar, drama emosional, dan penyelesaian yang memuaskan.
Meski berdurasi 201 menit (versi teatrikal), setiap adegannya terasa penting dan mendebarkan, terutama untuk para penggemar Middle-earth. Peter Jackson berhasil menciptakan film panjang yang sangat impressive.
Makanya, nggak heran film ini memborong 11 penghargaan Oscar, termasuk kategori Film Terbaik.
Kalau mau jujur, versi extended-nya lebih menggoda lagi buat ditonton karena ada banyak detail tambahan yang bikin dunia Middle-earth terasa semakin hidup.
Tapi ya, pastikan posisi dudukmu nyaman dulu, soalnya nonton film ini bikin kamu lupa waktu.
15. Killers of the Flower Moon (2023)
Martin Scorsese kembali menunjukkan kelasnya lewat Killers of the Flower Moon, sebuah film berdurasi 206 menit yang mengisahkan pembunuhan sistematis suku Osage di Amerika pada 1920-an.
Dengan plot yang penuh ketegangan, akting ciamik dari Leonardo DiCaprio, Lily Gladstone, dan Robert De Niro, juga penggarapan cerita yang berlapis, film ini sukses bikin penonton terpaku sampai akhir.
Film ini diangkat dari buku terlaris karya David Grann, Killers of the Flower Moon.
Buat kamu yang suka film berbobot dan punya tema yang nggak cuma tentang aksi, tapi juga penuh makna sejarah, Killers of the Flower Moon pasti nggak bakal bikin kamu bosan. Durasinya panjang, tapi setiap detiknya worth it.
16. Hamlet (1996)
Coba tonton Hamlet versi Kenneth Branagh yang dirilis pada 1996. Durasinya memang hampir empat jam, tapi kalau kamu adalah pecinta Shakespeare sejati, atau lagi penasaran sama tragedi Pangeran Denmark ini dalam versi utuh, film ini wajib banget ada di daftar tontonanmu.
Banyak adaptasi Hamlet di luar sana yang rela memotong sana-sini demi mempersingkat durasi. Tapi Branagh justru nekat menyuguhkan versi lengkap dari naskah asli. Bisa dibilang, ini adalah Hamlet versi “full package”.
Dari alur cerita, karakter, hingga dialog Shakespeare yang terkenal berat, semuanya hadir tanpa pengurangan.
Memang ada sedikit kendala dalam eksekusinya, apalagi di bagian-bagian tertentu yang agak terhambat oleh pemeran yang kesulitan dengan pentameter Shakespeare, seperti Jack Lemmon yang kurang pas.
Tapi, penampilan Branagh sebagai Hamlet dan para aktor top lainnya seperti Julie Christie, Derek Jacobi, Kate Winslet, dan Michael Maloney berhasil menghidupkan drama ini dengan penuh emosi dan intensitas yang mendalam. Setiap scene, meski panjang, rasanya sangat bernilai.