in

Enamore Rilis “Linger”, Theme Song Muram untuk Ratapi Kehilangan

Artwork single Linger oleh Enamore (dok: hip)
Artwork single Linger oleh Enamore (dok: hip)

Enamore kembali merilis single baru, sekuel dari single sebelumnya. Di sini, mereka meluapkan ekspresi tentang momen kehilangan yang ternyata bisa terasa amat berat dan sulit dilupakan.

Unit emotive asal Batu baru saja merilis single bertitel Sandikala. Tidak berselang lama, Linger juga diluncurkan, sebagai trailer kedua untuk album yang akan datang.

Enamore sengaja merilis single dari album mendatang, satu per satu. Mereka punya inisiatif untuk mengajak para pendengar, agar ikut merasakan betapa beratnya melewati proses kehilangan.

“Single terbaru ini semacam lanjutan atas atas apa yang kami utarakan lewat Sandikala,” tutur Shafa selaku vokalis dan penulis lirik.

Menurut Shafa, Linger cukup berbeda dengan single sebelumnya, di mana mereka mencoba optimistik memandang momen kehilangan.

Namun kali ini, unit yang terbentuk pada 2017 ini justru ingin menyampaikan sebaliknya. Bahwa mengikhlaskan dan merelakan sebuah kehilangan, tidak semudah yang dibayangkan atau diucapkan.

Gambaran penyesalan atas kehilangan itu bisa dirasakan lewat salah satu larik yang berbunyi, “I won’t lie…, I wanna fly…, to stop the star falls…” 

“Kerap kita merasa kuat dan berharap bisa melewati kehilangan dengan baik-baik saja. Tapi nyatanya itu tidaklah mudah, dan kerap berujung penyesalan,” lanjut Shafa.

Enamore

Sekilas Enamore

Enamore terbentuk pada tahun 2017 di kota Batu. Sejauh ini Enamore sudah merilis satu mini album yang diberi judul Such Is Life pada 2019. Lalu dua tahun kemudian, dua single Unpleasant Path dan Beneath the Last Breath, I Left in Vain pada 2021. Selain itu, mereka juga pernah terlibat dalam kompilasi bertajuk Supersub Vol. 2 besutan Leeds Records.

Berhenti sejenak selama dua tahun, akhirnya Enamore kembali dan membuka lembaran baru pada 2023. Pembaruan itu tampak sejak single “Sandikala” dilempar ke publik. Di mana band yang kini beranggotakan Ezra Adi Nugroho (drum), Andrian Adianto (gitar), Gigih Yanuar Pratama (gitar), Rachmad Adi Cahyo Nugroho (bass), dan Shafa Ashfihany (vokal) mengusung lebih banyak warna dan racikan aransemen pada struktur lagu mereka. 

“Dua single terbaru kami bisa jadi cetak biru bagaimana pondasi musik Enamore, sebelum pendengar masuk ke album terbaru akan datang yang sekarang sudah masuk dalam tahap produksi,” ujar Shafa.

Pondasi musik yang dimaksud, terdiri dari kemuraman shoegaze, atmosfer post-rock nan megah yang lebur dengan elemen emotive. Bisa dibilang, musik Enamore adalah paduan dari band-band semacam Pianos Become The Teeth dan Envy.

Kembali ke Linger, pengerjaannya dilakukan terpisah di dua studio, Haum Studio dan Virtuoso Studio. Sedangkan untuk mixing dan mastering dipercayakan kepada  Armando Aprilson Loekito dari Artefakt Studio.