in

Wisata Timor Leste, Hidden Gem Luar Negeri yang Masih Sepi

Peta & bendera Timor Leste
Peta & bendera Timor Leste

Keluar mulut buaya, masuk ke mulut singa. Itu pepatah paling tepat buat menggambarkan sejarah negara satu ini. Habis merdeka dari 4 abad penjajahan oleh salah satu negara Eropa. Eh, langsung “dicaplok” sama negara tetangga, yang duluan merdeka dari negara Eropa satunya. Baru sekitar 20 tahun kemudian, negara itu benar-benar bisa berdaulat sendiri.

Negara tetangga yang dimaksud menempati separuh Pulau Timor dan beberapa pulau kecil di dekatnya. Nama resminya Repúblika Demokrátika Timór-Leste, tapi lebih familiar disebut Timor Leste atau East Timor. Kata leste berasal dari bahasa Portugis, dan artinya memang “timur”.

Orang Barat menyebut Timor Leste berlokasi di bagian timur Kepulauan Sunda Kecil dan di ujung selatan Kepulauan Melayu. Lokasi ini berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia dari segala penjuru, kecuali selatan yang lebih mepet ke Australia.

Penduduk Timor Leste kebanyakan orang Austronesia, Melayu, Polinesia, dan Papua. Ada juga minoritas Tionghoa dan keturunan Portugis yang disebut orang Mesticos. Sebagian besar mereka berkomunikasi dengan bahasa Portugis dan Tetun, campuran antara bahasa lokal degan kosakata Portugis.

Wisata Luar Negeri, Tapi Timor Leste

Belum lama ini, VISA melakukan studi Green Shoots Radar buat menganalisis perilaku konsumen di berbagai sektor, termasuk wisata. Survey ke sejumlah responden Indonesia jadi salah satu acuan, beberapa negara luar yang dipilih wisatawan. Di antaranya Jepang (33%), Singapura (31%), serta Australia dan Korea Selatan (17%). (Media Indonesia 29/3/2024)

Sisanya, 19% adalah negara-negara selain tiga nama di atas. Di antara negara-negara lain itu, apa ada Timor Leste? Mungkin ada, tapi sedikit.

Begini, sebuah artikel dari Christine Retschlag yang terbit di laman Adventure.com menguak fakta-fakta unik tentang negara eks-wilayah Indonesia ini. Christine berkunjung ke sana, dengan dipandu warlok setempat bernama Anastacio Madeira.

Menurut Madeira, negara ini punya potensi, meski nggak ada destinasi besar yang populer secara masif.

“Banyak orang menganggap Timor-Leste nggak punya destinasi wisata besar dan terkenal, tapi justru itu yang jadi daya tariknya,” kata Madeira. Di sini, pengunjung disuguhkan keaslian yang jarang ditemukan di destinasi wisata yang lebih populer.

Ia juga bilang, kalau jumlah wisatawan yang datang ke Timor Leste, paling-paling cuma 10 orang per hari. Ini jelas beda dengan Singapura. Pada 2023 saja, pelancong Indonesia mencapai 2,3 juta orang dalam setahun. Kalau dirata-rata, berarti ada sekitar 30 ribu wisatawan Indon setiap harinya.

Hidden Gem Asia Tenggara

Salah satu hidden gem yang jadi andalan adalah Pulau Atauro, pulau kecil di utara Dili. Pulau ini nggak terkenal secara umum, tapi populer di kalangan penyelam internasional. Atauro punya keanekaragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia, menjadikannya lokasi sempurna untuk snorkeling dan diving.

Selain pemandangan bawah lautnya kaya, Pulau Atauro juga terkenal sebagai jalur migrasi paus dan lumba-lumba. Buat kamu yang gemar eksplorasi alam, ini akan menawarkan pengalaman yang unik dan langka.

Lalu ada Gunung Ramelau, titik puncak Timor-Leste dengan ketinggian 2.986 meter di atas permukaan laut. Daya tarik utamanya adalah pemandangan matahari terbit di pegunungan dan lembah sekitarnya. Ini bisa diperoleh setelah beberapa jam pendakian dimulai dini hari.

Timor Leste juga kaya akan budaya tradisional yang tetap terjaga hingga saat ini. Sebuah ritual unik yang disebut Tara Bandu menggabungkan hukum adat dengan tradisi lokal untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan masyarakat. Tradisi ini berfungsi sebagai semacam “kontrak sosial” antara manusia dan alam, serta dihormati oleh masyarakat setempat dan dipercaya memberikan perlindungan dari roh leluhur.

Soal kuliner, kamu juga bisa menikmati pengalaman otentik di Dili, salah satunya di restoran Ahi Matan. Restoran ini didirikan oleh pemuda-pemuda Timor, sajiannya masakan khas lokal seperti Lekirauk Ikun—minuman keras lokal dari tumbuhan gunung—dan Batar Tuku Belar atau “semur popcorn” khas Pulau Atauro.

Jika tertarik dengan budaya kopi, Timor Leste bahkan punya festival kopi tahunan di Maubisse, daerah pegunungan yang sejuk. Di festival ini, pengunjung bisa mencicipi kopi asli hasil budidaya turun-temurun masyarakat lokal. Selain menyeruput secangkir kopi, kamu juga bisa menyaksikan langsung bagaimana kopi diproses secara tradisional.

Cukup oke, nggak? Dengan fakta menurut Madeira bahwa Timor Leste dikunjungi 10 wisatawan setiap harinya. Ini akan jadi lokasi tepat buat kamu yang ingin pengalaman berbeda, lebih autentik, jauh dari hiruk-pikuk turis.

Travel ke Timor Leste, Apa yang Perlu Disiapkan?

Pertama-tama tentu kamu harus punya paspor dan visa. Ada kebijakan terbaru dari pemerintah setempat, menyatakan kalau WNI bisa masuk Timor Leste tanpa visa, dengan masa kunjungan maksimal 30 hari, tanpa perpanjangan. WNI bisa mengajukan visa di pos perbatasan mana saja yang didatangi pertama kali.

Syaratnya, kamu harus melengkapi kartu kedatangan di pos perbatasan. Di situ, mungkin kamu akan ditanyai seputar beberapa hal, seperti tujuan kedatangan dan ketersediaan dana. Kamu pun sebaiknya memegang paspor atau dokumen perjalanan yang masih berlaku (minimal 6 bulan). Juga memastikan punya tiket pulang pergi, plus penginapan yang menampungmu nanti. Oh iya, di sini transaksinya pakai USD dan koin Centavo yang setara dengan 1 sen dollar AS, atau sekitar Rp160,-.

Selain soal administrasi, ada hal lain yang perlu kamu persiapkan kalau ingin mengunjungi Timor Leste, yaitu kewaspadaan tingkat tinggi. Jangan lupa, bahwa negara ini baru merdeka dan sebelumnya pernah bermasalah dengan milisi bersenjata.

Sebelum berangkat, pastikan kondisi tubuh benar-benar fit. Soalnya kalau sampai sakit di negeri orang, akan sangat merepotkan. Selain nggak puas menikmati kunjungan wisata, Timor Leste juga belum punya sarana kesehatan yang mumpuni.

Berdasarkan data Organized Crime Index, Timor Leste masih terancam oleh kejahatan terorganisir. Menduduki posisi ke-150 dari 193 negara paling rawan di dunia, dan ke-41 dari 46 negara di Asia. Tingkat kriminalitas paling tinggi terjadi karena urusan finansial. Sementara kontrol terhadap keamanan dari pemerintah setempat masih dinilai lemah.

Jadi kalau kamu ingin travelling ke Timor Leste, sebaiknya mempertimbangkan soal keamanan. Hindari bepergian sendirian, terutama waktu malam hari. Bersiaplah dengan kemungkinan mengalami pelecehan seksual verbal, apalagi kalau kamu berpakaian seksi. Tempat menginap sebaiknya juga dipilih dengan jeli, karena ada juga potensi perampokan atau pencurian di akomodasi.