in

Selamat Hari Kopi Internasional, Sudah Berapa Cangkir Hari Ini?

kopi, sejarah, komoditas, timur tengah, hari kopi internasional, ICO, perayaan, peringatan, indonesia, robusta, arabika,
Ilustrasi: bubuk kopi

Hari Kopi Internasional diperingati setiap tahun, pada tanggal 1 Oktober. Perayaan ini diikuti oleh 77 negara anggota Organisasi Kopi Internasional (ICO) dan puluhan asosiasi kopi di seluruh dunia.

Perayaan ini tujuannya mulia, yang pasti untuk menghargai kenikmatan kopi dengan berbagai variannya. Baik dalam urusan pertanian, perdagangan, maupun kulineran.

Selain itu, juga menghargai semangat para stakeholder perkopian seluruh dunia, kecuali fotokopi.

Sejarah Hari Kopi Internasional

Hari Kopi Internasional pertama kali diperingati pada tahun 2015 oleh ICO di Milan, Italia.

Sebelum 2015, sudah ada beberapa negara yang memiliki hari kopi nasional mereka sendiri. Misalnya, Indonesia yang merayakannya pada 11 Maret, Jepang pada 1 Oktober, dan Filipina 21 Oktober.

Mungkin karena alasan tanggal muda, maka ICO memilih tanggal 1 untuk diperingati sebagai Hari Kopi Internasional. Tapi itu masih mungkin.

Ide Minuman Kopi

Sementara itu, ide tentang siapa orang yang pertama kali mencetus minuman kopi sendiri masih diperdebatkan.

Salah satu legenda terpopuler adalah tokoh bernama Kaldi, seorang penggembala kambing dari Ethiopia.

Tapi jujur saja, sebenarnya bukan Kaldi yang menemukan khasiat kopi pertama kali, melainkan gembalaannya.

Iya, para kambing ini ‘tak sengaja’ mengunyah buah mirip beri berwarna merah. Kaldi yang menyaksikannya, kemudian merasakan ada perubahan pada kambing-kambingnya. Mereka jadi lebih bersemangat usai makan buah tersebut.

Kelak, biji buah berwarna merah itu populer digunakan untuk menyeduh minuman kopi.

Penasaran, Kaldi turut mencoba mencicipi buah beri tersebut. Ia pun merasakan efek samping enerjik yang sama seperti kambing-kambingnya.

Masih belum percaya, Kaldi pun membawa biji kopi tersebut ke biara. Ia hendak menanyakan pengetahuan soal buah beri merah itu kepada para biarawan. Para biarawan ortodok klasik yang skeptis membuang biji kopi ke dalam api, karena menganggapnya ciptaan setan. Haram.

Tapi yang terjadi selanjutnya malah sedikit berkebalikan. Aroma yang keluar dari biji kopi yang terpanggang malah membuat mereka penasaran.

Ilham datang dan para biarawan kemudian mencampurkan biji beri merah panggang dengan air. Mereka meminumnya, lalu merasa ada kelebihan energi usai mengkonsumsinya, dan mulai menyebarluaskannya ke daerah lain.

Meski cerita ini cuma berstatus legenda yang sulit dibuktikan benar tidaknya, pada akhirnya kopi pun populer juga. Tak ada pula catatan sejarah tentang nama Kaldi. Apakah dia ditetapkan sebagai Bapak Kopi Dunia atau tidak, mungkin Kaldi akan tetap bersahaja, menggembala kambing seperti biasa.

Namun, legenda ini telah menjadi bagian sejarah penemuan biji kopi yang ternyata bisa dikonsumsi, selama berabad-abad lamanya.

Industri Kopi pun Bermula

Sebelum bisa diseruput dengan nikmat di pagi, sore, siang, atau malam, ada beberapa tahapan yang harus dilalui biji kopi.

Terpenting dan paling pertama, pohon kopi atau coffea spp. harus tumbuh subur hingga menghasilkan buah matang yang siap petik. Buah kopi dipetik dari pohon, kemudian melalui proses pengupasan untuk mengeluarkan bijinya.

Selanjutnya, biji kopi dicuci guna membersihkan daging dan kulit buahnya sama sekali. Lalu dikeringkan sampai memiliki kadar air sekitar 10-12 persen.

Belum selesai, biji kopi masih harus dikupas lagi cangkang luarnya. Ini tujuannya untuk menghasilkan biji kopi hijau yang kemudian dipanggang sampai coklat dan mengeluarkan aroma harum.

Setelah itu, barulah biji kopi panggang tadi digiling hingga menjadi bubuk. Untuk selanjutnya bisa diseduh dengan air dan dikonsumsi sebagai minuman.

Minuman kopi mulai dikonsumsi secara luas, awalnya di Yaman pada abad ke-15. Bahkan Pelabuhan Mukha menjadi pusat perdagangan kopi dunia pada abad ke-17.

Kopi juga dikenal sebagai “anggur Arab” karena merupakan minuman yang populer di kalangan umat Islam. Selanjutnya, kopi menyebar ke Eropa melalui pedagang-pedagang yang membawanya dari Timur Tengah.

Prancis yang merupakan salah satu konsumen kopi terbesar dunia, pertama kali kenalan dengan kopi pada tahun 1669. Mak comblang-nya adalah duta besar Kekaisaran Ottoman untuk Raja Louis XIV, Suleyman Aga, yang membawa sekantong biji kopi ke istana. Tokoh ini berpengaruh besar terhadap budaya minum kopi di Prancis, khususnya Paris. Sementara kedai kopi pertama di Paris dibuka oleh seorang warga negara Armenia pada tahun 1671.

Kopi juga mencapai Amerika pada abad ke-17 dan menjadi minuman favorit di kalangan revolusioner. Pada abad ke-19, kopi telah menjadi komoditas kedua paling banyak diperdagangkan di dunia setelah minyak bumi. Kopi juga menjangkau Asia melalui koloni-koloni Eropa yang menanam biji kopi di daerah-daerah seperti Sri Lanka dan Pulau Jawa.

Di Nusantara, bibit kopi dibawa oleh pemerintah kolonial pada abad ke-17, dari Malabar, India. Petani Kedawung adalah yang pertama kali mencicipi kebijakan cultuur stelsel untuk varietas satu ini. Jadi, mari berterima kasih sebesar-besarnya atas pengorbanan mereka. Selamat hari kopi internasional.