Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa fakultas teknik, Risyad Bachtiar Z. selalu menyempatkan waktu untuk menciptakan musik. Dalam mengekspresikan karya-karyanya, ia memakai Redientz sebagai nama panggungnya.
Sejak mulai berkarir, solois satu ini sudah merilis debut single-nya, “Everytime I Go To Ride” pada tahun 2023. Ia pun memantapkan kiprahnya di blantika musik dengan meluncurkan EP perdana bertajuk MOVING.
Cukup dalam, Risyad memperlakukan lagu-lagu dalam debut EP-nya ini sebagai pelengkap episode yang hilang dalam hidupnya.
“Sebelumnya aku ga pernah sampai netesin air mata selama produksi lagu, kecuali saat proses menulis dan rekaman trek MOVING ini”, ujar Redientz.
“Who’s gonna stay if we’re no longer okay dan if you’re gone who’s gonna miss you. Tiba-tiba aja tuh lirik muncul, dan ga sadar aku netesin air mata pas abis ngetik lirik itu”, ungkapnya.
Sebagai penggemar film dengan alur maju-mundur, Redientz terinspirasi untuk menerapkan gaya tersebut dalam MOVING.
“Kalau ngomongin soal timeline MOVING, ini alurnya maju-mundur, karena trek terakhir “The Story Is Over” yang rilis duluan. Terus trek “Moving” aku jadiin pembuka pada EP ini sebagai conclusion sekaligus prolog untuk cerita-cerita yang dimuat di track ke-2,3,4,5, dan 6,” jelasnya lebih lanjut.
Romantisasi Kesedihan dan Kehilangan
Lewat EP debut ini, Redientz mengisahkan pengalaman sedih dan kekosongan yang pernah dialaminya di masa lalu.
“Pada saat ini, aku merasa lebih luwes buat nulis hal-hal kesedihan yang pernah kualami. Kadang aku pas ngelamun, tiba-tiba muncul lirik dan nada, terus aku rekam biar ga lupa. Mungkin juga gara-gara aku terbiasa ngedengerin lagu-lagu nangis, jadi yang keluar dari lamunanku juga mirip-mirip,” Redientz.
Berbicara nuansa musik, mendengarkan EP MOVING akan membuatmu serasa naik rollercoaster. Trek demi trek merepresentasikan emosi, bahkan genre yang berbeda. Apalagi dengan proses pengerjaan yang seluruhnya memakan waktu kurang lebih tiga tahun. Tentu banyak hal yang terjadi selama itu, termasuk pengaruh musik yang kian bervariasi.
Selama produksi, Redientz mengaku bahwa ia mengonsumsi aneka ragam asupan musik. Sebut saja M83, Lil Gunnr, Conan Gray, Joji, Chase Atlantic, Olivia Rodrigo, Keshi, sampai Cigarettes After Sex. Pengaruh nama-nama tersebut terdengar dalam aransemen setiap trek dalam EP MOVING. Dari situ, sedikit banyak para pendengar bisa mengetahui, seperti apa selera musik Redientz.
Proses produksi EP ini dimulai pada Mei 2021, sejak rilisnya track keenam “The Story Is Over”. Namun, konsep dan finishing EP, serta penambahan lagu baru dimulai pada Januari 2024.
Dalam produksinya, Redientz dibantu oleh Syaekhu, produser yang mengerjakan vokal utama pada trek ketiga, “INSOMNIAAA”. Serta Afa yang mengambil bagian bass di “Favorite Watcher”.
Seluruh proses produksi dilakukan di The Radiance Headquarter Beta, kamar Redientz sendiri. Sementara artwork bernuansa sinematik dan dreamy dibuat oleh adik perempuannya.
EP “MOVING” sudah dirilis 26 Juli 2024 kemarin, dan bisa didengarkan di semua platform musik digital, termasuk di sini:
Lirik Lead Single
Redientz – “Moving”
Who’s gonna stay, if we’re no longer okay
My mind is fallin’ over you
All lives matter to you
If you’re gone, who’s gonna miss you
Guilty feeling, got a lot to do
Haunt like a ghost, maybe no issue
Hard to feel, I’m sorry, I sometimes I lose my mind
Who’s gonna stay, if we’re no longer okay
My mind is fallin’ over you
Oh this is so sad, in the end
Who knows, how far we’ll go
Back into the track, oh someday
If we find a way, we will move and stay
Tryin’ to not make a mess, oh someday
Oh this is so sad, in the end
Makin’ mistake, all the time
They keep moving on
(Music)
Who’s gonna stay, if we’re no longer okay
My mind is fallin’ over you
(I’m fallin’ over you)
Oh this is so sad, in the end
Who knows, how far we’ll go
Back into the track, oh someday
If we find a way, we will move and stay
Tryin’ to not make a mess, oh someday
Oh this is so sad, in the end
Makin’ mistake, all the time
They keep moving on