Usai merilis lagu “Dago Atas” beberapa bulan silam, pria Depok yang dikenal dengan nama Danuwin kembali memperkenalkan karya terbarunya dengan judul “Bukan Pelabuhan”.
Walau kini disibukkan dengan aktivitas Tri Dharma, yakni sebagai dosen di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Sama sekali tidak mengurangi hasrat Danuwin dalam berkarya.
Lagu ini merupakan karya sederhana namun ditafsirkannya sebagai redefinisi terhadap analogi pelabuhan yang seringkali diromantisisasi oleh banyak orang.
“Lagu ini bisa dibilang lagu yang easy listening, namun saya jadikan lagu yang mudah dihafal ini memiliki muatan kritik sosial yang membuat kita semua berpikir”, ujar Danuwin
Danuwin juga mengajak pendengar untuk melihat bahwa pelabuhan kurang tepat sebagai objek untuk menggambarkan tentang rencana dan tujuan hidup.
“Saya setahun tinggal di dekat Pelabuhan Uskudar (Istanbul) yang terbilang aktif sekali. Di tengah hiruk pikuknya pelabuhan, saya melihat orang-orang tersebut hanya menjadikan pelabuhan sebagai tempat transit untuk sampai ke kantor atau kembali ke rumah. Ketika waktu sudah malam hari, pelabuhan tersebut pun tutup. Sehingga saya melihat meromantisisasi pelabuhan adalah hal yang perlu ditinjau ulang,” papar Danuwin.
Menurut Danuwin, penggunaan analogi pelabuhan dalam urusan asmara juga sedikit tidak tepat.
“Coba kita korelasikan dengan cinta di mana kita nampak akrab dengan istilah pelabuhan. Namun pelabuhan itu sendiri bukanlah tujuan. Tapi tempat untuk kita turun dan tempat transit menuju tujuan yang sesungguhnya,” tambah Danuwin.