Mereka baru-baru ini bertindak sebagai satu kelompok dalam beberapa konferensi internasional, seperti G20 dan PBB. Selain berinisiatif membentuk Bank Pembangunan, negara-negara BRICS juga menunjukkan keberanian dalam perdagangan bilateral menggunakan mata uang masing-masing (swap), tanpa Dollar AS, seperti antara Tiongkok dan Brazil. Disebutkan pula rencana kesepakatan soal kebijakan luar negeri setiap anggota BRICS yang akan saling mengintervensi.
BRICS Kekinian
Lengkap sudah, lima negara telah bergabung. Berbagai rencana dan komitmen jangka panjang telah ditetapkan. Bank Pembangunan pun telah terbentuk, meski harus melalui perdebatan seru soal penempatan lokasi pusat operasional. BRICS mendirikan New Development Bank (NDB) pada tahun 2014, dengan markas besar di Shanghai, China.
Saat ini, NDB telah membuka cabang baru di Johannesburg, Afsel. Popularitas BRICS membuat negara-negara ekonomi terdepan, macam Uni Emirat Arab, Uruguay, Mesir, dan Bangladesh bergabung dalam keanggotaan NDB.
Baru-baru ini dalam KTT terakhir yang diselenggarakan di Johannesburg, ada sesuatu yang mengejutkan. Enam negara diundang, dan masing-masing pimpinan pun datang. Paling mengejutkan adalah Iran dan Arab Saudi yang sama-sama hadir, bahkan menyatakan berserikat dengan BRICS. Memang, musuh bebuyutan ini sudah bersepakat menghentikan perseteruan pada Maret 2023 lalu. Butuh seorang penengah macam Xi Jinping (Presiden China) untuk mempersatukan keduanya.
Selain Arab Saudi dan Iran, ada Mesir yang tak cuma ingin jadi nasabah NDB, tetapi sekaligus berkoalisi dengan BRICS. Negara Afrika lain, Ethiopia yang didukung penuh oleh BRICS untuk membangun ekonomi usai kecamuk perang, akhirnya juga ikut serta.
Lalu ada Argentina yang akhirnya berpartner dengan Brazil di bidang ekonomi, meski masih jadi rival di sepakbola. Terakhir, negeri saudagar minyak, Uni Emirat Arab yang selama ini dinaungi Amerika Serikat untuk urusan keamanan, pun turut bergabung. Keanggotaan negara-negara tersebut akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2024.
KTT ke-15 yang berlangsung tanggal 22 – 24 Agustus 2023 kemarin, merupakan yang pertama kali diadakan secara langsung sejak pandemi COVID-19. Semakin mengukuhkan BRICS sebagai salah satu pilar ekonomi dunia. Apalagi setelah pernyataan penutup Presiden Afsel, Cyril Ramaphosa tentang rencana perluasan BRICS tahun-tahun mendatang.
Bahkan setiap Menteri Luar Negeri anggota BRICS diberi tugas baru untuk menjaring negara mitra berpotensi pada KTT berikutnya. Akankah Indonesia ikut bergabung? Kita lihat saja.

