in ,

Ujung-Ujungnya Duit: Sedikit Soal BRICS, Kongsi Dagang Saingan Barat

Forum pertemuan BRICS ke-15 di Afrika Selatan (foto: nypost)
Forum pertemuan BRICS ke-15 di Afrika Selatan (foto: nypost)

BRICS. Singkatan dari nama lima negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat dalam beberapa puluh tahun terakir. Lima negara itu, antara lain Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa).

Blok baru ini muncul di kancah ekonomi global. Bisa jadi sebagai respons atas dominasi Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa selama ini. Sejauh ini mereka tidak meresmikan diri sebagai persekutuan politik baru. Pasalnya, keempat negara penggagas sejak awal cuma terlibat dalam kerjasama sektor ekonomi.

Para anggota BRICS punya agenda pertemuan tahunan. Umumnya membahas tentang perjanjian kerjasama multilateral, kemitraan strategis, dan penggunaan cadangan devisa. Namun ada satu pembahasan lain yang cukup krusial di mata internasional, yaitu soal pembentukan Bank Pembangunan BRICS.

Tentu saja ini membikin Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia, agak terganggu dan mungkin ketar-ketir. Karena seperti kita semua tahu, selama ini dua institusi itulah yang ‘menguasai’ ekonomi dunia.

Terbentuknya BRICS

Istilah BRIC pertama kali muncul dalam makalah Goldman Sachs, Building Better Global Economics BRICs (2001). Makalah itu ditulis oleh Jim O’Neill, seorang pegawai Goldman Sachs.

Kalau kalian tahu, Goldman Sachs adalah perusahaan keuangan berskala global terkemuka, berdiri pada tahun 1869. Selain populer karena bisnis keuangan dan aktivitas filantropi, institusi satu ini juga mendapat sorotan karena kegiatan operasionalnya yang dicap kontroversial.  

Kembali ke Jim O’Neill. Tahun 2001 ia meramal tren ekonomi masa depan, salah satunya soal kiprah Brazil, Rusia, India, dan China dalam perekonomian global. Mantan Kepala Ekonom Goldman Sachs ini memprediksi negara-negara tersebut bakal punya andil besar dalam pergeseran kekuatan ekonomi internasional.

Awalnya kelompok informal ini hanya beranggotakan empat negara, minus Afrika Selatan. Jika dirunut lebih jauh lagi lini masanya, inspirasi terbentuknya kelompok ini berasal dari Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung tahun 1955 (Spirit Bandung ’55)

Lalu Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM) tahun 1956, pembentukan G-77 tahun 1964, hingga keikutsertaan Afrika Selatan dalam KTT G-8 sebagai perwakilan GNB. Setidaknya itu yang disebutkan di laman brics2023.gov.za.

Selanjutnya, pemimpin empat negara: Brazil, Rusia, India, dan Tiongkok untuk pertama kalinya bertemu pada 2006. Itu berlangsung di St. Petersburg, di tengah agenda KTT G-8, bulan Juli tahun yang sama. Hanya berselang dua bulan kemudian, lewat perwakilan Menteri Luar Negeri masing-masing, keempatnya sepakat meresmikan BRIC secara formal. Itupun dilakukan di sela-sela pertemuan PBB di New York, Amerika Serikat.

BRIC menjadi BRICS

Sejak itulah BRIC terbentuk. Namun, Konferensi Tingkat Tinggi BRIC resminya baru digelar pertama kali tahun 2009, bertempat di Yekaterinburg, Rusia. KTT itu menghasilkan kesepakatan bersama tentang tujuan pembentukan BRIC.