Isi kesepakatan itu adalah, keempat anggota akan mendorong komunikasi dan kerjasama secara bertahap, proaktif, praktis, terbuka, dan transparan. Komunikasi dan kerjasama itu tidak semata untuk kepentingan perkembangan ekonomi. Tapi juga demi menjaga perdamaian dan kemakmuran internasional. Dengan poin utama tentang pemahaman bersama mengenai cara menghadapi krisis keuangan global.
Setahun setelah KTT pertama, barulah Afrika Selatan menyatakan diri untuk bergabung, konon atas dorongan Tiongkok. Perwakilan negara Benua Afrika secara resmi menjadi anggota BRIC pada 24 Desember 2010. Itu sekaligus mengubah akronim BRIC menjadi BRICS, sampai sekarang.
Presiden Afsel kala itu, Jacob Zuma mengikuti konferensi BRICS pertamanya di Sanya, China tahun 2011. Setelah Rusia (2009), Brazil (2010), China (2011), dan India (2012), Afrika Selatan mendapat giliran menjadi tuan rumah konferensi pada 2013.
Hasil terpenting dari pertemuan 2013 di Durban, Afsel adalah pembentukan Bank Pembangunan BRICS. Tujuannya menyediakan pembiayaan proyek infrastruktur, dan persediaan dana cadangan senilai 100 miliar Dollar AS untuk membantu negara-negara anggota. Guna melawan guncangan krisis keuangan yang mungkin terjadi di masa depan.
BRICS di Kancah Dunia
Pada tahun 1992, PDB BRICS hanya sekitar 5,4 persen dari ekonomi dunia. Namun melonjak menjadi 18 persen pada 2012. Negara-negara BRICS sama-sama memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang lebih tinggi daripada negara maju.
Menurut prediksi Goldman Sachs, BRICS akan menguasai 40 persen dari PDB dunia pada tahun 2050. Secara demografi, jumlah penduduk lima negara anggota BRICS juga berkisar 40 persen dari seluruh populasi dunia.
Apalagi, Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan merupakan pemilik sumber daya alam melimpah, terutama di sektor energi. Sementara India dan Tiongkok unggul dalam ranah manufaktur. Ekspor barang murah produksi mereka ke negara-negara maju telah terbukti mengguncang pasar global beberapa tahun terakhir.
Dalam beberapa tahun setelah masuknya Afsel, BRICS semakin gencar mengeksplorasi benua Afrika. Prospek besar Afrika Selatan dalam ekonomi menjadi alasannya. Mereka pun punya sumber daya alam melimpah, tumbuhnya daya beli konsumen, dan demografi yang bagus.

