• About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten
Friday, December 19, 2025
hipkultur.com
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
hipkultur.com
No Result
View All Result
Home Isu

Balita Naik Gunung, Sebenarnya Boleh atau Tidak?

Ovan Obing by Ovan Obing
14 September 2023
in Isu
0
Ilustrasi: balita naik gunung

Ilustrasi: balita naik gunung

0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Mustahil ada orang tua yang senang putra putrinya mengalami gejala-gejala penyakit macam di atas. Maka dari itu, selain memperhatikan faktor usia dan kondisi kesehatan balita, ada sejumlah hal lain yang patut diingat.

Saran dari Bu Dokter

Kali ini Hip melansir pendapat dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter. Ia mengungkapkan, “Yang harus diingat orang tua saat naik gunung adalah tekanan udara yang berbeda. Nah, organ yang paling sering terpengaruh adalah telinga. Ini sama seperti bayi saat naik pesawat. Karena masih sensitif, telinga bayi bisa terasa pengang sehingga bayi rewel.”

Perbedaan tekanan udara yang besar di ketinggian dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga. Dr. Sepriani juga mengungkapkan bahwa hal ini bisa memicu gangguan pendengaran jangka panjang.

Guna menghindari masalah tersebut, bu dokter menyarankan para pendaki untuk merencanakan perjalanan sematang mungkin.

Dalam suhu tubuh yang rendah, tentunya orang tua harus memastikan sudah membawa baju hangat untuk menjaga anak dari kedinginan. Sementara untuk menjaganya dari paparan sinar matahari yang intens di pegunungan, sebaiknya siapkan tabir surya dan pelindung panas, seperti topi yang lebar.

Perlu diingat pula bahwa kadar oksigen menipis seiring ketinggian permukaan tanah. Jadi, asupan nutrisi selama perjalanan pun jangan sampai luput dari perhatian. ASI, susu formula, bahan makan dan minum yang cukup untuk bayi, tentu dapat membantu menghindarkannya dari kekurangan cairan, bahkan kelaparan. Sebaiknya sering-sering berhenti selama perjalanan, untuk membiarkan si kecil beradaptasi terhadap ketinggian dan tekanan udara yang berbeda-beda.

Apabila bayi lemas, mengantuk, tiba-tiba tak doyan ASI, atau bahkan jari kaki, tangan, dan bibirnya mulai membiru, sebaiknya segera balik arah dan turun untuk mencari pertolongan dokter. Orang tua perlu membekali diri dengan pengetahuan kesehatan praktis sebagai pertolongan pertama. Konsultasi dokter bisa jadi solusi penting, bahkan sesaat setelah kalian punya rencana naik gunung bersama bayi atau balita.

Page 3 of 3
Prev123
Tags: balitabayinaik gunungorang tuaparentingpelesirpendaki
Previous Post

Ini Jajaran Trek Downhill yang Terkenal di Jawa Timur

Next Post

Penyanyi Ini Cuma Rilis 1 Album Semasa Hidupnya, Tapi Sukses Melegenda

Next Post
Jeff Buckley on stage at Wetlands, New York, in 1994, the year ‘Grace’ was released. (Steve Eichner/Getty Images)

Penyanyi Ini Cuma Rilis 1 Album Semasa Hidupnya, Tapi Sukses Melegenda

Please login to join discussion

Daftar Putar

Recent Comments

  • Bachelor of Physics Engineering Telkom University on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • Ani on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.