Thursday, May 15, 2025
Kirim tulisan
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
Ilustrasi: Reog Ponorogo

Sejarah & Makna Tari Reog Ponorogo yang Sempat Diklaim Malaysia

by Bayu Aditya Saputra
3 October 2023
in Trivia
A A
0
SHARES
136
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Reog Ponorogo adalah salah satu seni tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini merupakan maskot yang dipentaskan oleh sekelompok seniman, terdiri dari penari, musisi, dan pemain topeng yang disebut sebagai Jathilan atau Warok.

Pertunjukan Reog Ponorogo biasanya digelar dalam perayaan acara-acara tertentu, seperti pernikahan, pesta rakyat, atau agenda-agenda penting lainnya.

Tidak ada catatan tertulis yang dapat memberikan validasi tentang sejarah Reog Ponorogo. Namun, ada beberapa legenda dan cerita rakyat yang beredar mengenai asal-usulnya.

Salah satu legenda yang terkenal adalah kisah tentang Ponorogo yang dihantui makhluk mengerikan bernama “Singa Barong” atau Barongan. Menurut legenda, Raja Kelono Sewandono dari Kediri pernah jatuh cinta kepada Dewi Ragil Kuning, putri dari Kyai Bagus Warno, seorang pemimpin perang di Ponorogo.

Legenda Reog Ponorogo

Raja Kelono Sewandono menginginkan Ragil Kuning sebagai istrinya, tetapi Kyai Bagus Warno menolak karena tidak setuju dengan penguasa yang zalim.

Raja Kelono Sewandono merasa sakit hati, kemudian mengutus pasukannya untuk menaklukkan Ponorogo dan membawa Dewi Ragil Kuning kembali ke Kediri. Namun, pertempuran sengit terjadi dan Ponorogo hampir dikalahkan.

Kyai Bagus Warno kemudian berusaha mencari bantuan dari roh-roh gaib untuk mengatur pertunjukan tari dan musik yang menggambarkan kekuatan dan kemegahan Singa Barong.

Dalam pertunjukan tersebut, penari menampilkan kostum yang menggambarkan raksasa Singa Barong, atau dikenal sebagai Barongan yang diyakini mampu mengusir musuh. 

Setelah pertunjukan Reog Ponorogo berakhir, terjadilah keajaiban. Di mana Singa Barong muncul sebagai simbol kekuatan dan semangat juang Ponorogo.

Pasukan Raja Kelono Sewandono ketakutan dan kalah dalam pertempuran. Kyai Bagus Warno berhasil mempertahankan Ponorogo dan memenangkan hati Raja Kelono Sewandono. Ponorogo pun tetap merdeka dan Ragil Kuning tidak harus pergi.

Sejak saat itu, Reog Ponorogo menjadi warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat dan dijadikan sebagai bagian dari perayaan tradisional. Tarian ini menggambarkan semangat juang, keberanian, serta kekuatan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam kehidupan.

Makna Tari Reog Ponorogo

Reog Ponorogo memiliki berbagai makna dan simbolisme mendalam bagi masyarakat Ponorogo, menjadi identitas budaya penting dari daerah tersebut. Beberapa makna dari Reog Ponorogo antara lain:

  • Menggambarkan kekuatan dan keberanian masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam kehidupan.
  • Barongan yang gagah dan menakutkan menjadi simbol kebanggaan dan semangat juang masyarakat Ponorogo dalam menjaga identitas dan martabat daerah mereka.
  • Reog Ponorogo merupakan bentuk seni pertunjukan yang khas dan unik dari daerah Ponorogo, representasi sekaligus identitas daerah tersebut.
  • Pertunjukan ini menjadi cerminan budaya, kearifan lokal, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. 
  • Pertunjukan Reog Ponorogo melibatkan berbagai elemen yang bekerja sama, sehingga mengajarkan nilai keharmonisan dalam mencapai tujuan bersama.
  • Tarian Reog Ponorogo juga memiliki unsur-unsur mistis dan spiritualitas, terutama terkait dengan Barongan yang diyakini mewakili kekuatan gaib.

Pertunjukan ini juga dihubungkan dengan ritual-ritual tradisional yang berhubungan dengan pemujaan terhadap roh-roh atau leluhur.

SendShareShareTweet

Tulisan Lainnya

Trivia

Serba-Serbi Wisuda dari Zaman Baheula

2 May 2025
Trivia

Bukan Cuma Manusia, Ternyata Tanaman Juga Bisa ‘Kesepian’

20 April 2025
Trivia

The Red Car Theory: Dunia yang Kelihatan Kompak Sebenarnya Cuma Ilusi

14 April 2025
Trivia

Asal Usul Gelar Haji, Titel Khas Indonesia yang (Nyaris) Nggak Ada di Tempat Lain

26 March 2025
Next Post

4 Fashion Show Unik dengan Venue Mustahil, Pernah Terbayang?

Fakta Unik Gajah: Pinter Tapi Gampang Baper

Narkoba Katanya 'Halal' di 5 Negara Ini

TikTok Nggak Bisa Buat Jualan, Yaudah Mau Gimana Lagi..

Please login to join discussion

© 2025 hipKultur.com

Opsi Lainnya

  • About
  • Contact

Ikuti

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Sign Up
Kirim Tulisan
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result

© 2025 hipKultur.com