The Jems kembali dengan sebuah kejutan, kali ini lewat sebuah lagu yang, sesuai judulnya, mencoba mencetak lagu pop se-pop mungkin. “Mencoba Mencetak Lagu Pop, Se-pop Mungkin” bukan sekadar eksperimen musik, tapi juga curahan hati vokalis mereka, Dito Raharjo. Setelah sempat merilis vinyl 7-inch beberapa waktu lalu, mereka kini memilih jalur berbeda—lebih personal, lebih jujur, dan tentu saja, lebih kontradiktif.
Lagu ini resmi dirilis dalam bentuk CD pada 10 September lalu dan langsung terjual hampir 100 keping. Cuma kali ini, The Jems membawanya ke ranah digital. Maksudnya buat memastikan lebih banyak telinga bisa mendengar keresahan yang mereka tuangkan dalam aransemen punk era 70-an. Sebuah langkah yang mungkin terdengar ironis, mengingat bagaimana Dito sendiri merasa terjebak dalam barikade genre yang selama ini membatasi ekspresi pribadinya.
“Aku udah nggak bisa jujur lagi di lagu-lagu The Jems sebelumnya,” ungkapnya.
Lirik lagu ini seakan menjadi bentuk perlawanan terhadap stigma bahwa lagu-lagu punk harus selalu ugal-ugalan dan bebas dari nuansa melankolis. Dito, dengan segala kegelisahannya, akhirnya memutuskan untuk menumpahkan isi kepalanya tanpa batas. Lagu ini jadi penghormatan bagi mereka yang terus berjuang di bawah ekspektasi orang-orang terdekat—entah itu orang tua, sahabat, atau pasangan.
“Rasanya berat banget kalau dipikul sendiri,” tambahnya.
Dari puing-puing harapan yang berserakan, lahirlah lagu ini sebagai teman sejenak untuk siapa pun yang merasa sendirian dalam pertarungan hidup.