in

Unit Post-Hardcore Tangerang, The Jems Rilis Vinyl EP Terbaru ‘We Owe You Nothin’

Setelah album Malah Petaka rilis 2 tahun lalu, nama The Jems tampak hilang dari radar pergaulan musik anak muda. Namun kali ini mereka kembali mengejutkan dengan sebuah rilisan berbentuk vinyl 7inch yang ditujukan untuk mini album terbaru mereka We Owe You Nothin.

We Owe You Nothin sendiri merupakan sebuah mini album pelunas utang dari The Jems untuk melunasi segala tagihan, serta penantian para penikmat yang telah lama menunggu karya terbaru mereka.

Menurut The Jems, EP ini sebetulnya adalah jawaban atas beberapa pertanyaan pendengar soal kapan mereka mengeluarkan rilisan lagi. Ijal (Bass), Kesid (Gitar), Dito (Vocal), dan Fikri (Drum) menganggap pertanyaan ini menjadi sebuah “kewajiban” dan “utang” kepada para penggemar untuk memuaskan mereka.

Meski demikian, mereka mengklaim bahwa perilisan EP We Owe You Nothin bebas dari deadline, ekspektasi penggemar, merdeka dari tren pasar, bahkan batasan genre.

“Kita merasa kaya: orang kita ga punya hutang ke kalian kok kalian nagih-nagih. Kita benar- bener merilis materi ini secara murni atas kemauan kita. Maka dari itu, materi di dalam mini album ini pun beragam dan tidak patuh kepada ekspektasi siapa pun. Dari drum band ala-ala lagu nasional sebagai opening. Terus musik pop yg pakai broken piano di track duanya. Lalu ada dua lagu hardcore setelahnya. Kita benar-benar tidak pasang barikade terhadap genre apa pun di mini album ini. Intinya isi materi dari mini album ini tuh benar-benar apa yang kita mau. Bebas dari deadline, bebas dari ekspektasi pendengar, merdeka dari tren pasar maupun batasan genre,” jelas Dito, vokalis The Jems.

Dito sepenuhnya menulis seluruh lagu dalam mini album ini. Dalam prosesnya, ia mengungkapkan dirinya sangat terpengaruh nuansa album Instrument milik Fugazi. Judul album ini sama dengan judul film dokumenter karya Jem Cohen yang menceritakan tentang band post-hardcore kawakan asal Amrik tersebut.

“Kalo secara nuansa jujur gue nengok banget ke ‘Instrument’-nya Fugazi. Keren aja gitu band ugal-ugalan tapi ga sembarangan,” tambahnya.

Hingga resmi diluncurkan pada tanggal 20 April 2024, The Jems memakan waktu sekitar 4 bulan untuk merampungkan We Owe You Nothin. Selama penggarapan, Dito mengaku timbul sedikit ketakutan untuk merilis sesuatu lagi setelah perginya sang drummer lama Didit.

Pemain drum, Fikri sendiri baru masuk sebelum hajat Tur Pra-dengar yang berlangsung awal tahun 2023 lalu. Tepatnya pada H-1 sebelum rangkaian tur dimulai. Menggantikan drummer pertama, Didit yang memutuskan untuk berpisah.

“Gue sejujurnya agak takut untuk membuat sesuatu lagi bareng The Jems selepas Didit pergi. Takut berubah aja soul-nya, karna kita ga bisa boong Didit teman baik kita, dan band ini berdiri pun atas asas pertemanan, jadi kaya kerasa banget aja kehilangan ketika Didit pergi” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kesid (gitaris) menjelaskan pula bahwa mini We Owe You Nothin’ ini merupakan representasi The Jems yang baru. Khususnya setelah masuknya Fikri di belakang set drum.

“Album ini sih sebenarnya kita ciptain untuk pengenalan bentuk dan bagaimana The Jems yang baru, setelah Fikri datang dan mengisi bangku drum di belakang,” ia menggambarkan. 

Dito seakan mengamini pernyataan tersebut. Menjelaskan nuansa baru yang terasa dalam mini album ini.

“Tapi emang kerasa banget sih, untuk materi-materi yang ngebut musiknya, di mini album ini bener-bener terasa nendang banget secara bagaimana bentuk sound dari mini album kita ini,” tambah Dito sang vokalis.

Secara sound The Jems kembali menghadirkan beberapa nuansa ke dalam karya-karya nya. Dalam salah dua materi ngebut yang difitrah dengan nama “Kalian Memang Bodoh” dan “Bang, Bang, Bang!” mereka sepakat dengan bassline ala reggae, hingga solo gitar klasik yang untuk menyatukan beberapa unsur seperti Bass-line yang identik dengan musik Reggae hingga solo gitar klasik yang kadang secara tidak sengaja dikeluarkan oleh sang gitaris Kesid,

Sedangkan di luar dari salah dua materi dari mini album tersebut, seperti ‘Mars The Jems’ mereka mengeluarkan unsur musik marching band. Lagu ini juga didapuk sebagai lagu kebangsaan resmi milik The Jems. lalu satu track lagi di isi dengan ‘We Owe You Nothin’ sebuah lagu pop-depresif yang hanya berisikan sebuah vokal ‘tak niat dari sang vokalis dan dentingan broken piano yang dimainkan dengan skill seadanya.

“Secara lirikal gue juga gak mau nga-nge-ngo kaya di lagu ‘Kalian Memang Bodoh’ gue secara gamblang kasih tau aja ke mereka apa yang kita suka, dan apa yang biasanya kita suka lakuin bareng-bareng, ‘kan liriknya kaya gini ‘Slank Belum Mati Masih Berkumandang, Tattoo Rock Petir Hormati Komunal, Sambangi Gigs Tuk’ Cari Refrensi, Pagi Tertidur Lalu Mulai Lagi’ gitu deh pokoknya haha.” sambung Dito sembar tertawa.

The Jems juga menjual vinyl dengan harga HPP tanpa ambil profit, dengan tujuan agar kolega-kolega mereka masih bisa menjangkau rilisan mereka. Bahkan sempat ada beberapa label yang menawari akan meriliskan namun, karena harga yang ditawarkan terlalu mahal untuk kolega mereka, akhirnya mereka memutuskan untul self release.

“Ngerilis sebuah karya dalam format vinyl kayanya suatu hal yang wajib lo rasain sih di dalam sekali hidup lo,” ujar Dito, vokalis The Jems.