• About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten
Friday, December 19, 2025
hipkultur.com
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
hipkultur.com
No Result
View All Result
Home Kultur Pop

Siapkan Mental Buat Nobar Film Merah Putih: One For All

Lionita Nidia by Lionita Nidia
12 August 2025
in Kultur Pop
0
Karakter film animasi Merah Putih: One For All.

Karakter film animasi Merah Putih: One For All.

0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Menjelang perayaan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia (yg sejatinya belum sepenuhnya merdeka ini) rakyat dapat surprise kemunculan film animasi bertema patriotik berjudul Merah Putih: One For All.

Seharusnya ini jadi kabar menggembirakan dan membanggakan, ya. Ada lagi film animasi lokal, cerita tentang kepahlawanan. Bahkan katanya jadi film animasi anak Indonesia pertama bertema kebangsaan yang naik ke layar lebar.

Sayangnya, sejak trailernya rilis, justru gelombang kritik datang bertubi-tubi. Bukan karena ceritanya dianggap kurang menarik, tapi visualnya yang… bikin banyak orang bingung, heran, geli, dan bersedih.

Netizen bilang grafis film ini kayak diburu-buru. Visualnya nggak jauh beda sama proyek tugas anak sekolah yang dikerjakan seminggu sebelum deadline (ini beneran kata netizen di kolom komentar trailernya di YouTube). Kamu lihat sendiri trailernya lah:

Merah Putih: One For All dijadwalkan rilis tanggal 14 Agustus 2025. Diproduseri Perfiki Kreasindo, anak dari Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Sutradaranya Endiarto dan Bintang Takari. Dua nama katanya juga nulis naskah bareng produser Toto Soegriwo dan eksekutif produser Sonny Pudjisasono.

Dari posternya, vibe-nya sudah nasionalis sekali. Ada delapan bocah dengan latar bendera merah putih berkibar. Taglinenya:“Kami kecil… tapi cinta kami untuk Merah Putih tak pernah kecil.”

Sinopsis resminya menceritakan tentang sekelompok anak desa yang diberi tugas sakral untuk menjaga Bendera Pusaka buat upacara 17 Agustus. Tapi, tiga hari sebelum hari H, benderanya lenyap entah ke mana.

Bocah-bocah ini datang dari latar budaya beda-beda (Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, Tionghoa), dan harus kerja sama menembus hutan, sungai, badai, menghadapi hewan buas. Semua demi satu misi mengibarkan bendera di hari kemerdekaan.

Sangat heroik. Tapi eksekusinya mengecewakan publik. Menurut netizen, visualnya dianggap nggak pantes masuk bioskop. Ada burung kakak tua yang suaranya kayak monyet, sampai detil random seperti laras panjang yang disimpan di Gudang desa. Nggak tahu fungsinya apa.

Gerakan karakternya kaku kayak robot, jalannya patah-patah, gesture-nya seolah preset animasi default.

Film ini kabarnya digarap mulai Juni 2025, cuma butuh sekitar dua bulan sebelum akhirnya nongol di bioskop. Yang bikin kaget lagi, budget yang dikeluarkan mencapai Rp6,7 miliar. (Sebagai perbandingan, biaya produksi serial anime Demon Slayer (Kimetsu no Yaiba) yang juga lagi hype, diperkirakan sekitar US$80.000 sekitar Rp1,2 miliar per episodenya).

Saking mengejutkannya, netizen mulai menganalisa seluk beluk film ini. Muncullah dugaan penggunaan aset animasi murah buat masing-masing karakternya.

Beberapa karakter di film ketahuan mirip banget sama model 3D yang dijual di situs software animasi 2D dan 3D untuk konsumer global, Reallusion. Ada yang kayak Jayden karya Junaid Miran, Tommy dari Chihuahua Studios, sampai Ned dan Francis yang literally nongkrong di katalog Reallusion.

Source: Instagram/dimas.es1
Source: Instagram/dimas.es1

Harga per karakter cuma sekitar USD 43,50 alias Rp700 ribuan. Bahkan ada paket buatan Junaid Miran, desainer asal Pakistan sekaligus pendiri Robust Films, yang cuma USD 10–20.

Ya kira-kira kalau kamu nabung uang jajan seminggu sudah bisa dapat satu karakter yang jadi bintang di film miliaran ini.

Sampai banyak netizen yang reach out ke kreatornya langsung buat tanya apa bener itu karya doski yang dipakai. Tapi, sang kreator malah bilang kalau pihaknya nggak dikabari atau dibayar langsung sama tim produksi Indonesia. Waduh.

“Thanks for the appreciation, everyone from Indonesia! To answer the most common question: No, no one from the production team has reached out to me or given me any credit for my characters being used as main characters in the movie. They’ve used a total of 6 characters,” kata Miran di kolom komentar kanal YouTube-nya.

Tapi sampai beberapa hari kabarnya beredar, pihak Perfiki Kreasindo belum klarifikasi info tsb.

Produser film Merah Putih: One For All hanya memberikan klarifikasi seputar tudingan yang seliweran kalau budget fantastis itu pemberian pemerintah.

“Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah, apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang dituduhkan,” kata Toto Soegriwo di akun official X-nya.

Pak Toto juga bilang kalau pemerintah lewat Wamen Ekonomi Kreatif, Irene Umar, cuma bantuin ngasih masukan soal cerita, karakter, visual (look & feel), trailer, sama aspek kreatif lainnya. Ohh…

Habis Jumbo Terbitlah..

Ngomongin standar animasi lokal, Merah Putih: One For All langsung anjlok di mata penonton, apalagi setelah rilisnya film Jumbo karya Ryan Adriandhy, Maret 2025 lalu.

Film itu dianggap sudah menyumbang upgrade besar-besaran buat kualitas animasi Indonesia. Sampai tembus 10 juta penonton dalam waktu 60 hari penayangan

“Umm… Didn’t we just have Jumbo few months ago?” kata salah satu netizen X.

Meski trailernya mengecewakan, ada yang masih berharap tim produksinya bisa memberi kejutan terakhir sebelum versi finalnya tampil di layar lebar.

Kalau kamu mau dan penasaran buat nobar nanti, siapkan mental. Mungkin kamu ikut bangga, terharu, atau ikut rame-rame jadi editor dadakan di kolom komentar. Nggak ada yang tahu.

Oh iya, btw, Merah Putih: One For All tayang di bioskop barengan sama film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle Part  1—kualitas animasi kelas dunia dari studio Ufotable yang jadi rekor box office Jepang. Hehe, kayaknya saingan berat. Tapi baiknya didukung juga dong karya anak bangsa. Love!

 

*Artikel ini habis di-update setelah muncul klarifikasi resmi dari Produser film Merah Putih: One for All, (11/8/2025) malam. 

Tags: filmlagiramereview film animasisinopsis filmstreaming film
Previous Post

Single: Flowstone Ceritakan Rasa Penyesalan Mendalam Lewat “Aftermath”

Next Post

EP: “Shadows” – Kebangkitan Kastil Usai 24 Tahun Hibernasi

Next Post
Kastil

EP: “Shadows” – Kebangkitan Kastil Usai 24 Tahun Hibernasi

Please login to join discussion

Daftar Putar

Recent Comments

  • Bachelor of Physics Engineering Telkom University on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • Ani on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.