Nabi Syuaib alaihissalam dikenal sebagai “Khotibul Anbiya” yakni orang yang berperan sebagai juru bicara para nabi. Sebab Nabi Syuaib terkenal mahir dalam berpidato dan berdakwah. Ia merupakan sosok pembawa keadilan dan kebaikan di tengah-tengah masyarakat yang tengah dilanda ketidakadilan dan kekacauan.
Nabi Syuaib, juga dikenal sebagai Nabi Jethro dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Diutus oleh Allah SWT untuk memperingatkan kaumnya yang terjerumus dalam praktik korupsi, eksploitasi, dan ketidakadilan.
Nabi Syuaib disebutkan sebanyak sebelas kali dalam Al-Qur’an, dengan kisahnya dijelaskan dalam beberapa surah, termasuk Surah Al-A’raf (7): 85-93, Hud (11): 84-95, Al-Hijr (15): 78-79, Asy-Syu’ara’ (26): 176-191, dan Al-‘Ankabut (29): 36-37.
Kisah Hidup Nabi Syuaib
Nabi Syuaib merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim Alaihissalam. Kelahiran Nabi Syuaib diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 1600 SM. Beliau diutus untuk kaum Madyan yang tinggal di daerah Syam.
Menurut buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, dikisahkan bahwa masyarakat Madyan merupakan suku Arab yang tinggal di kota Madyan, yang terletak di wilayah Mu’an di perbatasan antara Syam dan Hijaz. Kota ini berdekatan dengan danau yang dikenal sebagai danau kaum Luth.
“Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah mengutus) saudara mereka Syu’aib, dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan.” Al-Quran Surah Al Ankabut ayat 36
Kaum Madyan pada waktu itu dikenal sebagai masyarakat yang kaya raya, tetapi korup. Mereka punya kebiasaan berdagang yang tidak jujur, menipu, dan merugikan orang lain. Nabi Syuaib diutus oleh Allah untuk mengingatkan mereka agar kembali kepada jalan yang benar, juga agar mereka membayar zakat seperti seharusnya.
Nabi Syuaib dikenal sebagai seorang yang tegas namun juga penuh kasih sayang kepada umatnya. Dalam menghadapi kaum Madyan yang keras kepala, Nabi Syuaib tetap sabar dan terus memberikan dakwah kepada mereka. Beliau mengajak mereka untuk meninggalkan perbuatan dosa dan menjalani kehidupan yang benar menurut ajaran Allah.
Kaum Madyan
Kaum Madyan merupakan bangsa Arab yang menetap di wilayah pinggiran Suriah, berbatasan dengan Hijaz dan berdekatan dengan Danau Luth, terkenal dengan kehidupan perdagangan dan pertanian yang subur karena kondisi tanahnya yang subur, tetapi kebanyakan dari mereka lupa akan sumber anugerah ini dan malah menyembah pohon-pohon.
Mereka tidak mengikuti ajaran agama atau petunjuk Ibrahim Alaihissalam dan para nabi sebelumnya,. Malah terlibat dalam perilaku tidak bermoral, seperti kecurangan dalam perdagangan yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi.
Kehidupan ekonomi Madyan tergantung pada praktik-praktik curang ini, dengan pedagang kecil sering menjadi korban. Namun, para pelaku curang tersebut diuntungkan secara material.
Nabi Syuaib A.S diutus oleh Allah untuk membawa ajaran yang benar kepada kaum Madyan, mengajak mereka meninggalkan perilaku tidak baik dan kembali kepada jalan yang benar, menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap pohon.
Meskipun ajakan beliau ditolak dan dihina, Nabi Syuaib tetap sabar dan berusaha membimbing mereka. Namun, kaum Madyan tetap keras kepala dan bahkan mengancam beliau. Mereka tidak menyadari bahwa keengganan mereka untuk taat kepada Allah akan berujung pada azab dan siksaan di neraka.
Azab Menghantam Kaum Madyan
Karena kaum Madyan keras kepala dan sulit untuk dipulihkan ke jalan yang benar, Nabi Syuaib Alaihissalam mulai memperingatkan mereka tentang azab yang akan diberikan oleh Allah sebagai konsekuensi dari perbuatan buruk mereka. Namun, penduduk Madyan tidak gentar dan malah mengancam beliau setelah mendengar kata-kata peringatan dari Nabi Syuaib.
Meskipun telah melakukan berbagai upaya dakwah dan ajakan untuk kembali kepada jalan yang benar, tetapi kaum Madyan tetap dalam kekafiran. Akibatnya, Allah murka karena kaum Madyan yang keterlaluan maksiatnya sehingga diberi azab oleh Allah.
Allah lalu memerintahkan Nabi Syuaib dan para pengikutnya yang beriman untuk meninggalkan kota yang dikuasai oleh kaum kafir.
Setelah Nabi Syuaib dan para pengikutnya meninggalkan kota tersebut, Allah menurunkan cuaca yang sangat panas dan kering, menyebabkan tanaman mati dan kesulitan mendapatkan kesejukan. Kemudian, Allah juga mengirimkan gempa bumi dan petir yang menakutkan, menyebabkan kematian bagi kaum kafir Madyan, seperti hari kiamat. Semua bencana itu terjadi karena kaum Madyan menolak untuk kembali ke jalan Allah.
Namun, Nabi Syuaib dan para pengikutnya yang beriman diselamatkan dari bencana alam tersebut, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Hud ayat 94-95.
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum samud (juga) telah binasa.”
Keteladanan Nabi Syuaib
Nabi Syuaib merupakan sosok yang sangat berani dalam menegakkan kebenaran meskipun harus menghadapi tekanan yang besar. Beliau tidak pernah takut untuk menyampaikan pesan Allah kepada umatnya meskipun umatnya tidak menyukainya. Beliau juga sangat tegas dalam menegakkan keadilan dan melarang segala bentuk penipuan dan ketidakadilan.
Nabi Syuaib juga dikenal sebagai seorang yang sangat sabar dan penuh kasih sayang. Meskipun umatnya terus melakukan kesalahan dan tidak mendengarkan nasihatnya, beliau tetap bersabar dan terus memberikan petunjuk kepada mereka dengan penuh kasih sayang. Keteladanan Nabi Syuaib lainnya yaitu:
1. Selalu Dekat dengan Allah
Dalam setiap aktivitasnya, Nabi Syuaib A.S selalu mengingat Allah, mematuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Akibatnya, hatinya tetap suci dan dia selalu siap membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Sikap seperti ini penting bagi umat Muslim untuk dipelajari, agar kita senantiasa berada di jalan yang benar dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Kemahiran dalam Berkomunikasi
Nabi Syuaib A.S dijuluki sebagai “Juru Pidato” karena keahliannya dalam berkomunikasi dan berdebat dengan orang lain. Kemampuan ini sangat penting bagi kita, karena dapat membantu kita mengajak orang lain menuju kebenaran.
3. Selalu Membantu Sesama
Nabi Syuaib A.S sangat gigih dalam membantu orang lain, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan. Membantu sesama merupakan perbuatan mulia yang seharusnya dilakukan oleh setiap individu. Dengan membantu orang lain, kita dapat membawa kebahagiaan bagi mereka dan mendapatkan pahala dari Allah. Selain itu, tindakan ini juga dapat mempererat tali silaturahmi.
4. Memelihara Hati dan Diri
Nabi Syuaib A.S selalu menjaga hati dan dirinya agar terhindar dari perasaan negatif seperti kebencian dan kesombongan, yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Demikian pula, kita juga harus menjaga hati dan diri agar tidak terjerumus ke dalam kesalahan.