Nabi Ilyasa alaihissalam adalah anak Akhtub bin ‘Ajuz, yang diangkat anak oleh Nabi Ilyas ‘alaihissalam. Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israil dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas.
Nabi Ilyasa lahir di Jaubar/Damaskus pada tahun 885 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM.
Nabi Ilyasa a.s. merupakan seseorang yang meneruskan ajaran dari Nabi Ilyas a.s. untuk menyembah Allah Swt. Seperti halnya Nabi Ilyas , Nabi Ilyasa diutus di tengah-tengah Bani Israil yang masih banyak ingkar kepada Allah Swt.
Kisah Nabi Ilyasa a.s. yang Menjadi Murid Nabi Ilyas a.s.
Banyak orang yang meyakini bahwa Nabi Ilyasa adalah putra Nabi Ilyas karena mereka mempunyai nama yang tidak jauh berbeda. Meskipun begitu, kedua utusan Allah SWT tersebut merupakan dua orang yang berbeda dan tidak memiliki hubungan darah. Namun, kisah mereka memanglah saling berhubungan satu sama lain.
Konon saat Nabi Ilyas bersembunyi dari masyarakat Israel yang ingin menangkapnya karena dituduh menyebarkan ajaran sesat. Disaat pelariannya tersebut secara kebetulan, Nabi Ilyas bertemu dengan seorang anak laki-laki yang sakit cukup parah bernama Ilyasa.
Nabi Ilyas pun mengobati Nabi Ilyasa sampai sembuh dan setelah itu, Nabi Ilyasa mengikuti ajaran Nabi Ilyas yaitu menyembah dan beriman kepada Allah SWT dan mulai belajar berdakwah agar sesuai dengan ajaran tauhid.
Nabi Ilyasa pun menjadi murid Nabi Ilyas. Namun dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Nabi Ilyasa bukan hanya murid Nabi Ilyas, tetapi juga menjadi anak angkatnya. Setelah Nabi Ilyas meninggal dunia (namun ada yang mengatakan bahwa Nabi Ilyas a.s. masih hidup sampai sekarang), Nabi Ilyasa melanjutkan dakwahnya menyerukan ajaran ibadah kepada Allah SWT.
Nabi Ilyas kembali berdakwah kepada bani Israil yang mulai kembali durhaka bahkan mulai menyembah berhala sepeninggal Nabi Ilyas. Bani Israel kembali berbuat dosa dan tidak menaati ajaran Nabi Ilyas.
Karena Nabi Ilyasa adalah orang yang bijaksana, banyak penduduk Bani Israel yang menghormatinya dan ada pula yang mulai menerima ajaran Nabi Ilyasa. Namun masih banyak masyarakat yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Ilyasa.
Sama seperti nabi-nabi sebelumnya, begitu pula nabi Ilyasa juga ditolak oleh bangsanya sendiri. Selain itu Nabi Ilyasa a.s juga dituduh sebagai pembohong, tidak masuk akal, dan guru palsu. Ditolak umat tidak menjadikan Nabi Ilyasa menyerah menyebarkan agama Allah SWT. Beliau terus berdakwah dan selalu berdoa kepada Allah SWT agar umatnya mendapat hidayah, bersedia bertaubat dan mengikuti ajaran tauhid yaitu beribadah kepada Allah SWT, menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kisah Nabi Ilyasa dalam Al-Qur’an
Tidak seperti nabi-nabi lainnya, Nabi Ilyasa a.s. hanya disebutkan 2 kali dalam Al-Qur’an, yakni dalam surat Al-An’am ayat 86-87 dan surat Shad ayat 48.
Al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 86:
“(Begitu juga kepada) Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Tiap-tiap mereka Kami lebihkan daripada (umat) seluruh alam (pada masanya).”
Al-Qur’an Surah Al-An’am ayat 87:
“(Kami lebihkan pula) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan Kami memberi mereka petunjuk menuju jalan yang lurus.”
Al-Qur’an Surah Sad ayat 48:
“Ingatlah Ismail, Ilyasa, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.”
Diketahui pula, Nabi Ilyasa a.s. termasuk ke dalam 12 nabi dan rasul yang diutus untuk kaum Bani Israil.
Nabi dan rasul yang diutus untuk kaum Bani Israil adalah Nabi Luth, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub, Nabi Ayub, Nabi Zulkifli, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, dan Nabi Isa Alaihissalam.
Mukjizat Nabi Ilyasa a.s.
Kisah Nabi Ilyasa dalam mendakwahkan agama Allah SWT penuh dengan mukjizat yang menakjubkan serta keteguhan dalam dakwahnya. Salah satu mukjizat yang terkenal adalah ketika kaumnya mengadukan bahwa air yang mereka gunakan telah tercemar dan menyebabkan perempuan hamil keguguran.
Kemudian dengan izin Allah SWT, Nabi Ilyasa memurnikan air tersebut, dan mengembalikan kesehatan bagi kaumnya.
Kemudian dalam satu peristiwa lain, Nabi Ilyasa dan muridnya tanpa sadar memasak makanan yang ternyata mengandung racun. Namun, lagi-lagi atas izin Allah, makanan tersebut tidak lagi beracun ketika mereka menyantapnya, dan membuat mereka terselamatkan dari bahaya keracunan.
Selain itu, Nabi Ilyasa juga terkenal karena beliau dalam suatu Riwayat dapat menyembuhkan penyakit kusta.
Beliau juga digambarkan sebagai nabi yang memiliki keahlian mengetahui peristiwa yang akan datang dan hal-hal yang bersifat rahasia. Keahliannya ini bahkan membantu seorang raja dalam memenangkan pertempuran, yang pada gilirannya membuat musuhnya marah dan berusaha untuk menculiknya.
Namun, atas kehendak Allah SWT, upaya penculikan tersebut tidak berhasil, dan Nabi Ilyasa melanjutkan dakwahnya dengan teguh di hadapan kaum Bani Israil.
Kisah Nabi Ilyasa di Masa Tuanya
Sesaat akan memasuki masa tuanya, Nabi Ilyasa menyadari bahwa waktunya untuk berdakwah telah berakhir. Lalu, Ia pun mencari seseorang yang dapat melanjutkan ajarannya, dan menemukan seorang laki-laki yang saleh dan taat, yang kemudian diyakininya sebagai penggantinya.
Sebagian ulama percaya bahwa laki-laki tersebut adalah Dzulkifli, yang juga di kemudian hari menjadi seorang nabi yang dihormati, yaitu nabi Dzulkifli a.s.
Di tahun 795 SM, Nabi Ilyasa akhirnya menemui ajalnya, namun kisahnya tetap dikisahkan dalam ajaran dan praktik agama Islam.
Lokasi makamnya menjadi perdebatan, dengan beberapa meyakini bahwa itu berada di semenanjung Arab, sementara yang lain mengklaim bahwa itu berada di Turki atau Palestina.