Nabi Harun adalah nabi ke-15 dikenal dengan janggut 2 warna. Nabi Harun merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT sebagai rasul dan pembawa wahyu.
Beliau merupakan saudara kandung dari Nabi Musa dan seperti Musa, Harun juga diutus untuk menyampaikan ajaran tauhid kepada Bani Israil. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an Surah Al Mu’minun ayat 45-46.
“kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata, kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka angkuh dan mereka memang kaum yang sombong.” (Q.S. Al Mu’minun: 45-46).
Sejarah Kelahiran
Nabi Harun lahir di Mesir pada masa kekuasaan Firaun yang zalim terhadap Bani Israil. Nabi Harun hidup hingga usia 123 tahun pada tahun 1531-1408 SM, dan wafat di Gunung Nebu (Bukit Nabu’) yang berada di Yordania.
Nama Harun sendiri bermakna “berguna” atau “manfaat” dalam bahasa Ibrani. Harun adalah anggota Bani Israil, keturunan Ya’qub yang juga dikenal sebagai Israel. Ya’qub awalnya tinggal di Palestina (tanah Kanaan), tetapi putranya yang ke-11, Yusuf, yang menjadi orang kepercayaan raja, mengundang keluarga Ya’qub untuk tinggal di Mesir karena kelaparan yang parah di Palestina.
Menurut Alkitab, ayah Harun adalah Amram (dikenal sebagai Imran dalam sumber Islam), keturunan Lewi, yang merupakan putra ketiga Ya’qub. Ibunya adalah Yokhebed, juga keturunan Lewi dan saudari dari ayah Amram. Silsilahnya adalah Harun, putra Amram (Imran), cucu Kehat (Qahits), dan cicit Lewi, yang merupakan keturunan Ya’qub.
Tidak seperti Musa yang lahir pada tahun ketika tentara Firaun membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir dari kaum Bani Israil, sehingga bayi Musa harus disembunyikan dan kemudian dihanyutkan di sungai Nil, Harun lahir pada periode saat pembunuhan dihentikan.
Pada awalnya, Firaun memerintahkan agar semua bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil dibunuh setiap tahun, tetapi kemudian para pembesar Firaun mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika semua bayi laki-laki Bani Israil dibunuh, maka pada suatu saat nanti Firaun, para pembesar, dan bangsa Mesir akan menghadapi kesulitan karena tidak akan ada lagi laki-laki Bani Israil yang dapat dipaksa untuk bekerja.
Oleh karena itu, Firaun mengeluarkan perintah untuk melakukan pembunuhan secara bergantian setiap tahun, di mana satu tahun semua bayi laki-laki Bani Israil dibunuh, sementara tahun berikutnya mereka dibiarkan hidup, dan begitu seterusnya.
Maka Harun lahir pada periode ketika pembunuhan dihentikan, sehingga ibunya tidak perlu menyembunyikan atau menghanyutkannya.
Kisah Hidup Nabi Harun
Sejak kecil, Harun telah bersama dengan Musa dan saat Musa diutus sebagai nabi, Harun turut serta dalam penyampaian ajaran Allah kepada Bani Israil. Kedua saudara itu mendapat perintah dari Allah untuk menghadap Firaun dan menyuruhnya melepaskan Bani Israil dari perbudakan.
Harun juga turut mendampingi Musa dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian di Palestina. Pada saat itu, Nabi Musa AS harus pergi ke Bukit Tursina untuk menerima wahyu dari Allah SWT. Sebagai hasilnya, Harun dipilih menjadi penggantinya untuk sementara waktu.
Selama periode ini, penduduk Bani Israil terpikat oleh rencana Samiri, seorang penduduk yang merancang tipu daya. Samiri membawa patung anak sapi dari emas yang konon dapat ‘hidup’. Karena lama tinggal di Mesir, Bani Israil meniru kebiasaan bangsa Mesir, yang menjadikan sapi sebagai simbol kemakmuran. Akibatnya, umat kembali menyembah berhala.
Meskipun Harun berusaha mengingatkan, dia diabaikan oleh Bani Israil dan bahkan diancam akan dibunuh. Namun, Harun tetap mematuhi amanahnya dengan sebaik mungkin.
Ia mengatakan kepada mereka, “Hai kaumku, kalian sedang diuji dengan patung anak sapi ini. Hanya Tuhan yang Maha Pemurah, ikutilah aku dan taatilah perintahku,” seperti yang disebutkan dalam buku “The Prophets”.
Umatnya menjawab, “Kami akan terus menyembah patung anak sapi ini sampai Musa kembali kepada kami,” seperti yang tercatat dalam buku yang sama. Meskipun ditolak dan diancam, Nabi Harun tetap berdakwah dan menyampaikan ajaran Allah SWT.
Ketika Musa kembali, dia terkejut melihat umatnya kembali menyembah berhala. Musa menegur Harun karena dianggap tidak menjaga keimanan umat. Namun, Harun menjelaskan bahwa dia telah memanggil umat untuk kembali kepada Allah, tetapi mereka tidak percaya.
Harun juga menolak untuk memecah belah umat dengan menegaskan bahwa hanya Musa yang dianggap hebat dan layak menjadi nabi. Ia memilih untuk diam dan menunggu kepulangan Musa agar tidak terjadi perselisihan di antara umat.
Mendengar ini, Musa berdoa kepada Allah, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku (Harun), dan masukkanlah kami ke dalam rahmat-Mu, karena Engkau adalah Maha Penyayang diantara para penyayang.” Musa juga memohon pengampunan dan membuka jalan bagi umat untuk bertobat.
Keteladanan Nabi Harun
Nabi Harun dikenal sebagai sosok yang sabar dan bijaksana dalam menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan Allah. Meskipun dihadapkan dengan kesulitan dalam memimpin Bani Israil yang seringkali mengingkarinya, Harun tetap menjaga ketenangan dan kesabaran.
Beliau juga dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang terhadap sesama manusia dan senantiasa berusaha untuk membimbing mereka ke jalan yang benar.
Mukjizat Nabi Harun
Sebagai nabi, Nabi Harun juga diberikan mukjizat oleh Allah sebagai bukti kebenaran risalahnya. Salah satu mukjizat yang paling terkenal adalah tongkat ajaib yang diberikan oleh Allah kepada Musa dan Harun. Dengan tongkat tersebut, Harun dapat menunjukkan keajaiban-keajaiban yang diberikan oleh Allah kepada Bani Israil, seperti membelah Laut Merah dan menyembuhkan penyakit.
Selain itu, Nabi Harun juga dianugerahi mukjizat berupa pancaran cahaya dari tangannya yang mampu menyembuhkan orang yang sakit. Mukjizat ini menjadikan Harun sebagai sosok yang dihormati dan dihargai oleh Bani Israil sebagai pembimbing dan pemimpin mereka.