Awal Juni lalu, Inveigh hadirkan EP debut berjudul Dinamika yang meramaikan kancah musik Malang. Kini, mereka lanjut dengan meluncurkan single pertama sebagai fitur dari EP tersebut, judulnya “Nyala”.
Asal kamu tahu, Inveigh adalah Yulius Rinda Bagus (Vokal/Take This Life), Anizar Yasmeen (Bass/Extreme Decay), Eltria Raffi (Gitar/Dazzle), dan Raditia Putra (Drum/Young Savages & Mocking My Friend). Mereka tergolong “pemain lama” di kancah permusikan Kota Malang.
Gagasannya berawal dari Yulius dan Nizar. “Aku mau bikin band rock. Lalu aku ajak Nizar tapi belum terbentuk. Kemudian setelah reuni TTL (Take This Life) pada April 2023 lalu, perasaan untuk memulai sebuah band kembali muncul. Aku bertanya pada Nizar, dia menjawab “Gas!”. Lalu aku mencari anggota yang tersisa untuk gitar dan drum,” jelas Yulius.
Projek ini mulai dikembangkan sejak November 2023. Hasilnya, materi-materi bernuansa punk dan rock alternatif, salah satunya seperti “Nyala”.
Single “Nyala” sendiri merupakan anthem bagi semua yang tengah menghadapi tantangan
krisis paruh baya. Lewat lirik yang kuat dan musik penuh gairah, Inveigh ingin berpesan bahwa usia hanyalah angka, dan semangat hidup harus terus menyala, apa pun rintangan yang dihadapi.
“”Nyala” adalah bentuk ekspresi kami tentang bagaimana menghadapi masa-masa berliku
dalam hidup, terutama saat krisis paruh baya. Kami ingin mengingatkan semua orang bahwa
semangat tidak boleh padam meski menghadapi berbagai tekanan hidup,” tambahnya.
Sementara, proses kreatif dalam penggarapan “Nyala” juga sama menantangnya dengan tema yang diusung. Namun, Inveigh melakukannya secara intensif dengan penuh dedikasi, menyempatkan proses produksi di sela aktivitas padat mereka sebagai bapak-bapak.
Single “Nyala” sudah tersedia di berbagai platform musik digital via label Haum Entertainment. Lagu ini diharapkan bisa diterima baik oleh para pendengar, khususnya mereka yang merasa relevan dengan tema krisis paruh baya.
“Tema besar pada lirik berasal dari apa yang kami alami dan rasakan di keseharian. We’re a
bunch of late 20s-late 30s guys, so it’s only normal to write things guys our age might
experience. Mungkin agak klise untuk bilang ‘menulis dengan jujur’, tapi semoga beberapa
orang bisa relate dengan apa yang kami tulis,” jelas Julius.