Suatu hari, seorang anak laki-laki mendatangi kakeknya dengan wajah penuh amarah. Ia kesal karena merasa diperlakukan tidak adil oleh temannya.
“Aku ingin membalasnya, Kek! Dia harus tahu rasa!” katanya geram.
Respons sang kakek malah tersenyum tipis sambil geleng-geleng kepala.
“Nak, aku juga pernah merasa seperti itu. Kadang aku marah kepada orang-orang yang telah menyakitiku tanpa rasa bersalah. Tapi tahukah kamu? Kebencian itu seperti meminum racun, lalu berharap orang lain yang mati. Padahal, yang tersiksa justru diri kita sendiri.”
Si cucu mulai tenang, lalu mendengarkan lebih dalam.
“Kakek ingin kau bayangkan ada dua serigala di dalam diri kita,” lanjut sang kakek. “Yang satu baik. Ia penuh kesabaran, pengertian, dan memilih untuk memaafkan. Ia tahu kapan harus bertarung dan kapan harus melepaskan. Serigala ini menyimpan kekuatannya untuk hal yang benar-benar penting.”
“Lalu, bagaimana dengan serigala yang satunya?” tanya si cucu.
Sang kakek berkata Serigala yang satunya penuh amarah. Mudah tersulut, selalu ingin berkelahi, bahkan untuk hal sepele. Ia tidak bisa berpikir jernih, karena hatinya hanya dipenuhi kemarahan dan dendam.
“Sayangnya, amarah itu tidak mengubah apa pun, selain semakin menyakiti dirinya sendiri,” lanjutnya.
Anak itu terdiam. Ia mulai memahami sesuatu. Lalu ia bertanya pelan, “Lalu… serigala mana yang akan menang?”
Kakeknya tersenyum dan menepuk bahunya. “Serigala yang kau beri makan.”
Serigala Jahat atau Baik
Dalam hidup, kita selalu dihadapkan pada pilihan: memelihara amarah atau menumbuhkan ketenangan.
Memaafkan bukan berarti membiarkan diri diinjak-injak, tapi memilih untuk tidak membiarkan kebencian menguasai hati.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran 3:134:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١
“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Jadi, serigala mana yang akan kamu beri makan?
Cerita asli: The Two Wolves Inside of Us