Masa kini, semakin banyak orang menyadari betapa pentingnya melestarikan lingkungan. Memangnya, siapa yang tidak gentar dengan ancaman kepunahan massal penduduk Bumi?
NASA sudah meramal bahwa suhu di seluruh permukaan Bumi bakal meningkat 1,5 derajat celcius sebelum tahun 2050. Itu pasti akan terjadi jika manusia tidak menyetop segala kegiatan yang memicu naiknya emisi karbon.
Kalau sampai begini, sepertinya pekerjaan outdoor hanya akan bisa dilakukan oleh para pahlawan super. Itupun tidak semua, Hawk Eye dan Black Widow mungkin tidak termasuk.
Skenario yang lain, 25 tahun lagi daerah pemasok beras bakal kelimpungan. Pasalnya, suhu yang naik pasti menghambat pertumbuhan padi. Lalu bagaimana dengan mereka yang belum kenyang kalau belum makan nasi?
Itu baru dua ancaman. Belum termasuk air bersih yang berkurang, kualitas udara yang memburuk, sampai yang paling mengerikan, kematian massal.
Ancaman-ancaman menakutkan ini kemudian menghasilkan kesadaran. Sebagian orang di luar sana sudah menjawab tantangan zaman dengan inovasi terbarukan. Ada yang aktif menghalau pemanasan global lewat penanaman pohon, berhenti makan daging, atau meng-instal panel surya.
Ada pula yang menciptakan peluang untuk bisnis yang ramah lingkungan. Yang terakhir ini, belakangan mulai populer, dikenal dengan istilah bisnis hijau, atau aslinya Green Business.
Apa Itu Green Business?
Green business atau bisnis hijau atau bisnis lestari, adalah konsep bisnis yang mengutamakan pendekatan lingkungan yang sustainable (berkelanjutan). Lingkungan di sini, maksudnya adalah ekosistem yang berada di sekitarnya. Termasuk lingkungan sosial, kondisi alam, dan tidak lupa aspek ekonominya.
Bisnis hijau bisa dibilang berhasil kalau semua aspek tersebut bisa mendapatkan keuntungan. Jadi tidak melulu soal profit berupa uang, tetapi juga untuk memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat luas.
Oleh karena itu, konsep bisnis lestari umumnya fokus pada efisiensi pemakaian sumber daya, limbah yang minimal, serta menghasilkan produk atau layanan yang ramah lingkungan.
Contoh Bisnis Hijau yang Sudah Sukses
Melansir situs UKMIndonesia.com, dua orang peneliti senior Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada melakukan survey pada tahun 2021 lalu. Hasilnya, terungkap bahwa mayoritas UMKM di Tanah Air sudah menerapkan green business.
Salah satu contohnya adalah brand aksesoris fashion, Kausa Indonesia. Perusahaan yang digagas oleh Debrina Emily dan Feisha Wijaya ini menggunakan material daur ulang dalam setiap produknya. Meski kurang populer, perusahaan yang berbasis di Tangerang Selatan ini sukses menerapkan green business.
Situs resmi mereka menyebutkan bahwa Kausa Indonesia telah mendaur ulang 75kg sampah plastik. Berkolaborasi dengan bank sampah, institusi pendidikan, organisasi, dan UMKM lain dengan visi serupa guna menjalankan bisnis lestari yang menjadi fokus mereka. Sampai berhasil meraih berbagi penghargaan sepanjang 2020-2021, termasuk Top 10 Astra Start-up Challenge 2021.
Di ranah internasional, ada Green Eyed Monster Film. Menjunjung tinggi etika bisnis hijau, perusahaan ini memastikan segala hal yang berkaitan dengan produksi film-film mereka rendah emisi.
Hal itu diterapkan oleh seluruh personel perusahaan film dan animasi yang didirikan Mark Downes ini. Mulai dari daur ulang sampah, memanfaatkan transportasi umum, hingga menggunakan energi terbarukan.
Kalau dua contoh di atas kelasnya masih UKM, adakah korporasi raksasa yang mengadopsi konsep bisnis lestari?
Ya, menurut info yang bertebaran, ada beberapa korporasi yang demikian. Ada salah satu media multinasional cabang Indonesia yang memberikan rating perusahaan green business terbaik 2023. Di mana terdapat ada empat perusahaan energi dan pertambangan yang menduduki posisi lima besar.
Tentu saja, akan membutuhkan pendalaman agar bisa menilainya lebih objektif. Karena, seperti diketahui, perusahaan energi dan pertambangan yang eksploitatif itu kerap menghasilkan dampak negatif terhadap alam. Tapi, bisa saja empat perusahaan tersebut benar-benar bersih.
Mau Coba Bisnis Hijau?
Green business bukan sekadar tren, tetapi juga kebutuhan. Mengingat berbagai ancaman yang mengintai planet beserta isinya di masa depan. Selain memberikan keuntungan finansial, praktik green business juga berpeluang memperbaiki kehidupan secara umum.
Ada sederet keuntungan yang bisa kamu dapat jika berniat memulai konsep bisnis ini. Reputasi bisnis hijau umumnya positif, terutama di mata konsumen yang peduli terhadap lingkungan. Ini menjadi peluang untuk meningkatkan citra merek dan memperluas pangsa pasar.
Sumber daya digunakan secara efisien, sehingga bisa mengurangi biaya operasional dan menghemat pengeluaran perusahaan. Fokus pada keberlanjutan mendorong perusahaan untuk menciptakan inovasi baru dalam penggunaan sumber daya, produksi, dan pemasaran.
Namun untuk memulainya, ada sejumlah hal yang perlu kamu perhatikan, seperti:
- Evaluasi: kamu perlu mencermati dampak negatif dari bisnismu terhadap lingkungan sekitar, untuk kemudian melakukan inovasi guna menguranginya.
- Pilihan material: pastikan seluruh material atau bahan-bahan yang dibutuhkan dapat didaur ulang, juga menerapkan proses produksi yang minim limbah dan polusi.
- Kolaborasi: melibatkan karyawan, pelanggan, atau mitra bisnis yang punya visi sama, untuk saling dukung dalam upaya menerapkan bisnis lestari.
- Sertifikasi: kamu juga perlu mengikuti proses standarisasi, guna memastikan kelayakan bisnis hijau dari perusahaanmu, sekaligus meningkatkan kredibilitas.
Sudah banyak perusahaan yang sukses dengan bisnis hijaunya. Kalau kamu generasi yang sadar, kolab ,yuk! Kali aja kita bisa komunikasi, tukar pikiran, atau jalan bisnis hijau beneran.