Pernahkah kamu sehabis berkunjung ke satu tempat, tapi nggak sampai dua hari setelahnya sudah lupa sama sekali nama tempat itu?
Ada dua kemungkinan. Tempatnya kurang mengesankan, atau namanya memang susah dihafal.
Kemungkinan kedua itu mungkin bisa terjadi kalau kamu berkunjung ke sebuah bukit di New Zealand yang punya nama beken Taumata.
Terlihat mudah diingat sih. Tapi coba saja ingat-ingat nama panjangnya yang beneran panjang–sampai terdaftar di Guinness World Records sebagai nama tempat terpanjang—ini:
“Taumatawhakatangihangakoauauotamateaturipukakapikimaungahoronukupokaiwhenuakitanatahu”
Dibagi menurut suku kata, diucapkan menjadi: Tau-ma-ta-wha-ka-ta-ngi-ha-nga-ko-au-au-o-ta-ma-te-a-tu-ri-pu-ka-ka-pi-ki-mau-nga-ho-ro-nu-ku-po-kai-whe-nu-a-ki-ta-na-ta-hu.
Kalau diartikan dalam bahasa Inggris, kira-kira berarti “The summit where Tamatea, the man with the big knees, who slid, climbed and swallowed mountains, known as land eater, played his nose flute to his loved ones”
Nulisnya saja susah. Bacanya lumayan bikin pusing. Bayangkan orang-orang yang tinggal di daerah sana, harus sudah fasih menulis dan mengucapkannya pas ditanya.
Nama dengan 85 huruf tadi adalah nama yang banyak dikenal. Tapiii, masyarakat setempat punya nama lain lagi yang pakai 105 huruf: Taumata-whakatangihanga-koauau-o-Tamatea-haumai-tawhiti-ure-haea-turi-pukaka-piki-maunga-horo-nuku-pokai-whenua-ki-tana-tahu.
Soalnya menurut penduduk setempat, nama yang 85 huruf itu kurang deskriptif.
Eh tapi, Dewan Geografis Kehormatan New Zealand di tahun 1941 mengganti nama bukit Taumata jadi cuma sepanjang 57 karakter: “Taumatawhakatangihangakoauauotamateapokaiwhenuakitanatahu”.
Lalu jadi nama resmi sejak tahun 1948 dan pertama kali muncul di peta tahun 1955. Mungkin disingkat biar nggak makan tempat di peta.
Bukit Taumata punya ketinggian 305 meter. Terbentuk jutaan tahun lalu akibat pergerakan tektonik. Letaknya di dekat kota kecil Porangahau di wilayah Hawke’s Bay, New Zealand.
Ada Sejarahnya
Nama Taumata yang panjang itu berasal dari bahasa Māori, bahasa asli penduduk New Zealand. Memang dinamai sepanjang itu karena punya makna kaya dan mendalam seputar budaya serta cerita rakyat Māori.
Sejarahnya, nama bukit ini merujuk pada seorang tokoh legendaris Māori bernama Tamatea Ure Haea, atau dikenal juga Tamatea Pokai Whenua dan Tamatea Pokai Moana (Tamatea the explorer of the Land and Tamatea the explorer of Oceans).
Seorang pria yang sangat mahir dan terkenal dengan kemampuannya bermain alat musik tiup mirip seruling dan mendaki gunung.
Tamatea juga dikenal sebagai seorang kepala suku, pejuang, dan penjelajah ulung. Menurut legenda Ngati Kahungunu iwi (sebuah suku pribumi), beliau adalah ayah dari pendiri suku mereka, Kahungunu.
Dikisahkan, suatu hari Tamatea sedang bepergian dengan saudaranya melalui wilayah tersebut. Tiba-tiba mereka diserang oleh penjajah asing sampai saudaranya terbunuh.
Tamatea sangat sedih dan terpukul. Dia memilih menunggu di sana sambil terus memainkan serulingnya untuk meratapi kepergian orang yang dicintainya.
Di cerita legenda lain, Tamatea adalah leluhur sejati Ranginui, pendiri suku Tauranga. Bersama putranya, mereka menjelajahi seluruh Pantai Timur Pulau Utara termasuk Gisborne, Mahia, Wairoa, Napier, dan Hastings.
Suatu ketika, dia melakukan perjalanan melewati Sungai Mangakopikopiko dan Danau Taupo untuk menyusuri seluruh wilayah Pantai Timur.
Tapi, perahunya tenggelam sehingga dia terpaksa memanjat sebuah bukit tanpa nama di wilayah tersebut. Sayangnya, Tamatea nggak menemukan cara buat turun dan stay di sana sambil memainkan serulingnya buat menghibur diri.
Ke Taumata Hill
Bukit Taumata punya pemandangan yang super cantik. Dari puncaknya, pengunjung bisa melihat padang rumput luas dan pemandangan pedesaan Hawke’s Bay.
Kalau difoto bagus banget buat wallpaper desktop.
Beberapa wilayah di sekitar sana masuk lahan pribadi. Jadi butuh izin khusus buat mengunjunginya.
Tapi ada juga kok paket tripnya, coba cek di webnya https://thelongestplacename.co.nz/ kalau memang mau coba pelesir ke sana.