Demi mempermudah sistem koordinasi dan layanan publik, serta FOMO pemerintah gencar banget bikin aplikasi. Saking gencarnya, kata ibu Menkeu dalam acara “Leader’s Talk: Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)” di Bali, Senin (11/7/2022) lampau. Kala itu pemerintah punya sedikitnya 400 ribu aplikasi, terdiri dari 24 ribu di tiap-tiap lembaga.
Setelah mengetahuinya, Menkominfo waktu itu berencana untuk menutup semua aplikasi secara bertahap. Nantinya, akan dikembangkan aplikasi super untuk berbagai kebutuhan pemerintah, sekitar 8-10 saja.
Berikutnya, kira-kira sebulan lalu (06/2024), bapak Presiden RI ke-7 membuat pernyataan gerah soal aplikasi milik pemerintah yang jumlahnya kebangetan. Pak pres bilang totalnya ada 27 ribu aplikasi, dan makin runyam karena tidak ada integrasi antara satu sama lain.
Kamu bisa bayangkan, butuh spek hp kaya apa buat install 27 ribu aplikasi. Oke lah misal ada yang punya gadget spek leluhur raja dewa macam itu. Kalaupun sudah ke-install semuanya, pasti penggunaannya tidak efektif dan efisien. Memangnya, dari semua aplikasi smartphone di hp-mu, berapa banyak sih yang benar-benar terpakai? Berani taruhan, paling-paling tak lebih dari 20.
Lagipula, sepertinya sudah jadi rahasia umum, kalau kebanyakan aplikasi dan platform milik pemerintah punya kualitas buruk. Mulai segi desain, UI/UX, sampai fungsinya yang kerap error. Ketemu laman 404 pun cukup lumrah di website milik pemerintah. Dan, jangan lupa soal bobolnya web negeri yang kontennya dibajak situs judol.
Daftar Nama Aneh Aplikasi Milik Pemerintah
Sudah ada masalah serius semacam itu, pemerintah masih harus menanggung malu lagi. Lantaran pilihan nama sejumlah aplikasi nirfungsional milik mereka yang kontroversial. Mungkin maksudnya agar unik, lucu, dan memorable. Sayangnya blunder karena berkonotasi negatif, seksis, bahkan menjijikkan. Daftar aplikasi yang diberi nama aneh itu ada di bawah ini.
SITHOLE
Kira-kira maksudnya Si Thole atau Sit Hole? Kalau yang kedua, memang agak jorok. Sit bisa dipelesetkan jadi shit yang artinya kotoran hasil ekskresi, sedangkan hole berarti lubang. Dan ketika bergabung, shit hole bisa diartikan sebagai dubur.
Nama SITHOLE ini sebenarnya bermaksud singkatan dari Sistem Informasi Konsultasi Hukum Online. Aplikasi berbasis web ini bikinan Pengadilan Negeri Semarang. Setelah dikritik netizen dan anggota DPR RI, akronim itu akhirnya dihilangkan, tidak dipakai lagi.
SIMONTOK
Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok, disingkat jadi SIMONTOK. Mudah diingat sekaligus membikin orang-orang fiktor (fikiran kotor) menjalarkan imajinasinya ke mana-mana. Maka dari itu menjadi sorotan dan menuai pro-kontra, sampai kabarnya akan diganti jadi SMS KEPPO.
Aplikasi SIMONTOK dibuat tahun 2021 oleh Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Pemkot Solo. Fungsinya untuk memantau ketersediaan stok pangan di pasaran. Jadi, Pemkot bisa tahu kapan perlu bertindak untuk menjaga kebutuhan pangan masyarakat Solo tetap terpenuhi.
SISEMOK
Menurut KBBI, istilah “semok” berarti kembung atau gembung (tentang pipi orang gemuk). Tapi entah kenapa kebanyakan orang menggunakannya untuk menggambarkan fitur tubuh seksi. Akhirnya saat ada aplikasi pemerintah yang memakai istilah ini, jatuhnya malah jadi kontroversi.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pemalang adalah pemilik aplikasi SISEMOK ini. Lagi-lagi nama aslinya merupakan singkatan, yaitu dari Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan.
Konon, aplikasi pendataaan ormas di Pemalang ini namanya sudah diganti jadi Siemas dan juga sudah tidak dipakai lagi. Karena ada kebijakan dari Kemendagri untuk menggunakan aplikasi terpadu bernama SIORMAS.
SIPEDO
Pemkab Sumedang sudah klarifikasi soal nama nyeleneh aplikasi Sistem Informasi Pelatihan Berbasis Database Online. Mereka sudah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada unsur yang aneh-aneh. Mengambil istilah pedo dalam bahasa Sunda yang berarti lezat atau enak. Bisa jadi memang tafsiran warganet saja yang memang agak terlalu liar.
SIPEDO diluncurkan semasa pandemi COVID-19. Digagas mantan Kepala BLK Sumedang untuk memudahkan layanan pencari kerja ketika diberlakukan pembatasan mobilitas. Aplikasi ini masih berfungsi sampai saat tulisan ini dibuat.
SiPEPEK
SiPEPEK merupakan sistem pelayanan program penanggulangan kemiskinan dan jaminan kesehatan. Ini dibuat untuk memberikan pelayanan yang accessible dan komprehensif bagi warga kurang mampu di Kabupaten Cirebon.
Meski bertujuan mulia, nama aplikasi SIPEPEK jadi sorotan karena dianggap berkonotasi negatif, seperti istilah untuk menyebut alat kelamin. Tapi untuk melihat makna aslinya, kamu bisa mengecek sendiri tangkapan layar beranda website-nya di tautan ini >> https://cirebonkab.go.id/mengenal-sipepek-aplikasi-layanan-bagi-masyarakat-kurang-mampu-di-kabupaten-cirebon/.
Di situ tercantum maksud pemakaian istilah pepek yang kontroversial. Tapi sayang, laman beranda tersebut gagal diakses, karena entahlah. Saat membuka link yang tertera di tangkapan layar tadi, selain kecepatan loading-nya menguji kesabaran, halamannya cuma menampilkan:
This site can’t be reached
sipepek.cirebonkab.go.id took too long to respond.
Try:
- Checking the connection
- Checking the proxy and the firewall
- Running Windows Network Diagnostics
ERR_CONNECTION_TIMED_OUT