Setelah merilis “Rungkad Remix” di awal tahun, Fufu Clan kembali menampar pendengar dengan rilisan baru berjudul “Que Sera” yang rilis 26 Februari 2025. Lagu ini secara literal berarti “apa yang terjadi” dalam bahasa Spanyol. Dan seperti judulnya, menangkap momen-momen kecil yang sering dianggap sepele, tapi ternyata berat juga dijalani.
“Lagunya bisa dibilang bittersweet secara cerita,” ungkap Elsha, vokalis sekaligus penulis lagu.
“Karena dari awal kita menyanyikan “Que Sera”, kita itu ibaratkan wajah panas terkena matahari pagi yang kemudian diikuti oleh alarm berbunyi. Sebenarnya kita tidak ingin bangun dari tidur, tapi ya apa daya, hari sudah tiba, dan kita harus menjalaninya,” katanya.
Di balik beat-nya yang catchy, lagu ini punya hook yang terus berulang, “menantang kegagalan”. Tapi bukan buat menyuruh pendengar untuk jadi pahlawan setiap hari. Justru Fufu Clan ingin menyampaikan bahwa perjuangan bisa datang dari hal-hal yang kelihatan kecil.
Elsha lanjut menjelaskan, “Bangun tidur saat bersedih, malas gosok gigi, sampai mencintai diri sendiri di cermin kaca. Semua itu terasa sepele, tapi juga bisa jadi perang besar buat sebagian orang. Fufu Clan ada di sini untuk remind itu. Lo nggak sendirian, dan kemenangan-kemenangan kecil itu patut dirayakan.”
Di balik proses kreatifnya, lagu ini lahir dari kamar kost, literally. Hara dan Faiz bercerita bagaimana mereka ‘terisolir’ selama dua hari buat bikin lagu ini, cuma keluar buat makan.
“Nggak ada pressure, nggak ada ambisi gede. Ini cuma suara kami bertiga sebagai band,” kata Hara.
Sementara itu, Faiz mengaku “Que Sera” adalah momen debutnya sebagai produser.
“Ini lagu pertama gue produce. Selain Hara dan Elsha yang udah satu otak sama gue, pengalaman terbaiknya itu kebebasan dari keterbatasan. Semuanya serba DIY, dan dari situ kita makin deket satu sama lain. Kalau tadi Elsha bilang bittersweet, gue setuju banget. Seniman miskin itu memang modal utamanya niat,” tutup Faiz.
Ada sesuatu yang unik dari Fufu Clan—unit elektronik punk yang rasa-rasanya seperti campuran makanan favorit dan energi pagi hari yang belum siap disambut. Beranggotakan Hara, Elsha, dan Faiz, band ini lahir dari latar musik yang bertabrakan tapi justru harmonis.
Faiz datang dengan groove punk rock, Hara mengisi ruang dengan dentuman garage rock fuzzy, dan Elsha menambah semangat lewat synth yang lincah dan ceria. Kombinasi ini menghasilkan suara yang mereka sebut “elektronik punk berisi cerita sehari-hari yang amplified tapi tetap bisa bikin relate.”
Nama Fufu Clan sendiri bukan sembarang nama. Terinspirasi dari “cakalang fufu” alias ikan asap asal Sulawesi yang punya tempat tersendiri di hati mereka. Nama ini juga menyimbolkan dinamika mereka sebagai satu klan—berbeda-beda tapi solid.