Setelah membuka gerbang menuju EP Berimajinasi dengan trek pertama “Seluruh Rasa Kita Pelihara”, solois perempuan Mariani Oelong kembali hadir lewat lagu keduanya, “Jangan Main Main”.
Jika di rilisan sebelumnya Mariani mengajak pendengar bermain-main dengan sisi centil dan riang, lagu ini datang dengan warna yang lebih reflektif. Menyentuh tema tentang ketidakpastian dalam hubungan yang kerap meresahkan hati.
Dalam “Jangan Main Main”, Mariani menyuarakan kekecewaan yang muncul ketika cinta tak lagi jelas arahnya. Dibalut lirik yang sederhana namun penuh makna, lagu ini mengajak pendengar menyelami rasa sedih dan kecewa yang kerap hadir dalam hubungan yang tidak pasti.
“Dalam Berimajinasi, aku ingin mengajak pendengar untuk merasakan spektrum emosi yang luas, dari kebahagiaan hingga kesedihan yang sulit diungkapkan. Jangan Main Main adalah bagian dari perjalanan itu—mengeksplorasi perasaan yang mungkin pernah kita alami, tapi sulit kita pahami, terutama dalam urusan hati terhadap hal yang tidak pasti,” kata Mariani Oelong.
Secara musikal, lagu ini menawarkan nuansa yang khas, terutama dalam bagian interlude yang memberi warna tersendiri dalam aransemen keseluruhan. Ada ketenangan yang menyelusup pelan di balik melodi, membuat emosi lagu ini terasa semakin dalam.
Proses kreatif “Jangan Main Main” dikerjakan oleh Mariani sendiri sebagai penulis lagu, dengan sentuhan produser dan komposer Vinson Vivaldi.
Vokal diarahkan oleh Kamga, sementara mixing dan mastering digarap oleh Michael Septian di Roemah Iponk Music Studio.
Kolaborasi ini menghadirkan komposisi yang tidak hanya rapi secara teknis, tetapi juga menyampaikan perasaan yang jujur dan autentik.
Dengan rilisnya “Jangan Main Main”, Mariani semakin memperkuat identitasnya sebagai musisi yang tak hanya mengandalkan melodi indah, tapi juga menyuguhkan pengalaman emosional yang dalam bagi para pendengarnya.
EP Berimajinasi sendiri dijadwalkan rilis pada Mei 2025 dan akan menjadi rangkuman dari perjalanan rasa serta imajinasi yang ingin dibagikan Mariani.
Melalui setiap trek, ia berupaya menghadirkan kisah yang dekat dengan kehidupan banyak orang—tentang cinta, keraguan, dan keinginan untuk dipahami.