in

Single Debut: “Check and Calls” dari Liar’s Wife, Warna Baru Indie Rock Malang

Liar’s Wife, indie rock pendatang baru dari Malang
Liar’s Wife, indie rock pendatang baru dari Malang

Liar’s Wife, pendatang baru yang namanya terinspirasi dari novel thriller psikologis, The Liar’s Wife karya Kiersten Modglin. Merilis debut single berjudul “Checks and Calls” pada Jumat, 13 Desember 2024 kemarin. Single ini meluncur lewat label mandiri mereka, Wiarslife, menawarkan pendekatan unik terhadap kompleksitas emosi dalam hubungan asmara.

Band yang berdiri pada tahun 2024 ini beranggotakan Savia Diva (vokal), Ardiansyah Dwi (gitar), Stephen Fernando (gitar), Rizal Nandha (bass), dan Thariq Hasnan (drum).

“Liar’s Wife berawal dari kami (Thariq, Jojo, Stephen) yang jenuh akan pekerjaan, lalu iseng untuk jamming, namun hanya main-main saja. Lalu saya bertemu dengan Savia yang waktu itu kebetulan satu lingkungan kerja, dan kebetulan juga kami berdua menyukai Wolf Alice. Tanpa pikir panjang langsung mengajaknya untuk bergabung. Kemudian saya mengajak teman lama saya, Rizal, untuk mengisi posisi bass. Fun fact-nya, sebetulnya saya sudah mengajak Rizal untuk membuat band lebih dari 5 tahun yang lalu, dan baru terwujud sekarang,” jelas Thariq.

Soal genre, sebenarnya Liar’s Wife cukup fleksibel, mereka nggak menerapkan pakem genre tertentu. Sementara inspirasinya datang dari macam-macam band, seperti Wolf Alice, Tigers Jaw, hingga Momma, bikin musik mereka unik dan kaya.

“Konsep Liar’s Wife sendiri berakar dari simplisitas melodi serta lirik yang ringan yang dipandu oleh resonansi vokal Savia yang lembut. Namun, untuk urusan genre, kami sendiri tidak ambil pusing untuk mengarahkan diri kami ke mana, yang penting ide dalam kepala kami tersampaikan secara layak,” ujar Rizal.

Debut single “Checks and Calls” sendiri menggambarkan dinamika emosi saat masa pedekate. Dengan nuansa indie-rock, lagu ini menawarkan beat santai yang mengajak pendengar berdansa, sembari menyelami lirik melankolis yang penuh metafora.

“Elemen mengejutkan dari seseorang yang kita cintai terkadang dapat membuat kita seperti sedang melayang. Namun tak jarang sikap yang tiba-tiba menjadi dingin dan membuat kita menunggu kabar orang tersebut adalah perasaan paling tidak nyaman,” ungkap Savia.

Proses produksi lagu dilakukan secara mandiri di home studio mereka, di sebuah kamar sederhana. Meski menghadapi berbagai tantangan, seperti pencarian sound yang ideal dan kendala teknis saat mixing dan mastering, mereka cukup puas dengan hasilnya.

“Saat rekaman masih kami temui kendala, terutama waktu proses recording dan pasca produksi (mixing mastering) karena semua dilakukan sendiri. Dan saya selaku engineer juga merupakan pengalaman pertama kali melakukan ini semua. Tanpa latar belakang musik, dan hanya berbekalkan saran dari teman-teman yang berpengalaman. dan belajar otodidak. Pastinya, ini menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Thariq.