Setelah lebih dari satu dekade berkarya di jalur pop-rock bersama Sinleto dan The People Of The Sun (POTS), Dwi Pramono kembali menunjukkan sisi kreatifnya. Tepat pada 25 Desember 2024 kemarin, ia merilis karya tunggal bertajuk “Tale of the Sunflower”. Ini jadi rilisan perdana sekaligus menandai peralihannya dari seorang musisi jadi produser.
Dwi mengungkapkan bahwa lagu ini adalah hasil eksplorasi pribadi yang mendalam. Terinspirasi dari berbagai elemen musik seperti “White Ferrari” milik Frank Ocean, ia mencoba memadukan komposisi yang tak lazim di budaya musik Indonesia.
“Aku pengen mencoba main di luar zona nyamanku di lagu ini. Dan ada beberapa
elemen berbeda yang kucoba padukan di sini.” tutur Dwi.
“Karena, audiens selera dan music-knowledge-nya terus berkembang. Dan saya harus menyadari hal tersebut dan menyesuaikan,” jelasnya.
Menurut Dwi, pembaruan dalam musik tidak hanya melibatkan penguasaan teknis tetapi juga keberanian untuk mendobrak batasan.
“Kalau produser adalah seorang tukang kayu, kita tidak boleh takut untuk mengolah kayu dari hutan yang tidak kita tinggali,” tambahnya.
Lagu ini merupakan hasil kolaborasi bareng Natassya Sianturi dari unit RnB kondang Surabaya, Thee Marloes. Di sini, dia mengisi vokal utama sekaligus backing-nya. Selain itu, “Tale of the Sunflower” juga jadi soundtrack dari proyek animasi yang diproduseri Felos Kailola.
Dengan aransemen, produksi, dan rekaman yang dikerjakan sendiri oleh Dwi, “Tale of the Sunflower” menggabungkan berbagai elemen unik, mulai dari vokal yang dinamis hingga desain suara yang kompleks.
Proses pembuatan “Tale of the Sunflower” sendiri memakan waktu sekitar tiga bulan. Melibatkan workshop intensif dengan tim, didukung mastering oleh Erwin Zakiy.
“Misal si Tasya (Natassya Sianturi), aku ingin mengeksplor potensi vokalnya di sub-genre yang berbeda dari project utamanya di Thee Marloes. Untungnya dia mau, dan aku terapkan di “Tale of the Sunflower” ini,” ujar Dwi.
Dwi mengakui bahwa proyek ini bertujuan memberikan inspirasi bagi pendengar untuk keluar dari keterpurukan.
“Aku merasa lagu ini penting untuk siapa saja yang mencari pembaruan dan cahaya dari kegelapan hidupnya. Felos sebagai Executive Producer ingin mengajak kita semua bangun pagi!” jelasnya.
Melalui “Tale of the Sunflower,” Dwi Pramono tidak hanya memperlihatkan kematangan musikalitasnya, tetapi juga menyampaikan filosofi hidupnya. Waktu ditanya kenapa masih bermusik, ia menjawab, “Gift. Menurutku kemampuanku bermusik adalah gift yang harus dirawat.”