in

hipKultum #10: Kisah Nabi Yaqub Alaihissalam dan Mukjizatnya

Nabi Yaqub adalah nenek moyang Bani Israil. Nama lengkapnya Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Sebutan Israil adalah nama lain untuk Nabi Yaqub AS, sebagaimana dijelaskan pada Al Qur’an surah Ali Imran ayat 93 yang artinya:

”Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah “(jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar.”

Sebagai cucu Nabi Ibrahim, Nabi Yaqub termasuk golongan nabi dengan keturunan yang juga diutus sebagai nabi. Salah satu putranya, Yusuf, diangkat menjadi nabi, demikian pula keturunan Yusuf nantinya.

Kisah Hidup Nabi Yaqub

Nabi Yaqub adalah putra dari Nabi Ishaq dan bernama Rafiqah, serta cucu dari Nabi Ibrahim. Ia diperkirakan lahir pada 1837 SM di Palestina bersama saudara kembarnya, yakni Ishu (atau Esau dalam versi Yahudi dan Alkitab).

Dua anak Nabi Ishaq ini memiliki kepribadian yang amat berbeda. Nabi Yaqub dikenal sebagai sosok dengan pembawaan kalem dan tenang. Sedangkan Ishu cenderung lebih maskulin, tegas dan agresif.

Nabi Yaqub memiliki kemampuan untuk memahami mimpi dan dapat menerjemahkan arti dari mimpi tersebut. Hal ini terbukti saat Nabi Yusuf bercerita mengenai mimpinya kepada Nabi Yaqub yang mampu menerjemahkannya dengan akurat.

Kisah Nabi Yaqub mencakup peristiwa di mana ia menerima berkah dari Nabi Ishaq, tetapi dengan bantuan ibunya, Yaqub mengambil berkat yang seharusnya untuk saudaranya, Esau. Dengan menyamar sebagai Esau, Yakub berhasil menerima berkat dari ayahnya.

Meskipun Esau merasa teraniaya dan meminta berkat yang sama, Nabi Ishaq hanya bisa memberikan berkat yang berbeda untuknya. Ini menyebabkan konflik antara saudara kembar itu, dengan Esau merasa dihina dan mengancam Yaqub.

Meskipun demikian, Yaqub tetap bersabar, tetapi perseteruan akhirnya memaksa Yaqub untuk mencari nasihat dari ayahnya. Ishaq menyarankan Yaqub untuk hijrah ke Irak, di mana saudara perempuannya tinggal.

Yaqub mengikuti saran itu dan dalam perjalanan, ia menerima wahyu bahwa dia akan diangkat menjadi nabi dan rasul. Setelah sampai di rumah saudaranya di Irak, perjalanan kenabiannya pun dimulai.

Nabi Yaqub kemudian menetap di rumah Syekh Labban, di mana selain berdakwah, ia juga membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Di sana, ia juga menyampaikan surat dari Nabi Ishaq yang berkeinginan menjodohkan anaknya dengan salah satu putri Syekh Labban.

Syekh Labban menyetujui permintaan tersebut dengan syarat Yaqub harus menjadi penggembala kambing selama 7 tahun untuk meminang putrinya. Yaqub menyetujuinya. Setelah 7 tahun, ketika ditanya oleh Syekh Labban, Yaqub menyatakan ingin meminang Rahil, putri kedua. 

Namun, karena aturan adat yang tidak memperbolehkan menikahi adik sebelum kakaknya, Yaqub menikahi putri pertama, Laya, demi memenuhi keinginan Nabi Ishaq.

Setelah itu, Yaqub bersiap-siap untuk menikahi Rahil. Dia kembali menjadi penggembala selama 7 tahun lagi dan setelahnya, menikahi Rahil.

Keduanya, Laya dan Rahil, bahagia sebagai istri Yaqub dan hidup dalam harmoni tanpa cemburu satu sama lain. Mereka ingin memberikan hadiah kepada Yaqub sebagai tanda cinta mereka, tetapi merasa tidak mampu memberi hadiah yang pantas.

Rahil kemudian mengusulkan untuk menikahkan Yaqub dengan dua pembantu yang cantik, Balhah dan Zulfah. Ide ini disetujui oleh Laya dan Syekh Labban.

Dengan semua izin yang diberikan, Yaqub menerima “hadiah” tersebut sebagai wujud kasih sayang dari istri-istrinya.

Nabi Yaqub memiliki 4 orang istri. Dari keempat istri yang dicintainya, Nabi Yaqub memiliki 12 anak. Istri pertamanya, Laya memiliki enam anak yaitu Syam’un, Rawbin, Lewi, Yahuda, Yazakir, dan Zabulan. Istri keduanya Rahil yang memiliki dua anak yang bernama Benyamin dan Yusuf. Istri ketiganya juga memiliki dua anak yaitu Kan dan Asyar. Sedangkan istri keempatnya memiliki dua anak yaitu Daan dan Naftali.

Kisah Nabi Yaqub dan Bani Israil

Nabi Yaqub , yang juga dikenal sebagai Israil, mendapat julukan ini dari bahasa Ibrani “Yisrael”, yang berasal dari dua kata, “Yisra” yang berarti “hamba” atau “kekasih”, dan “il” atau “eli” yang berarti “Tuhan”. Jadi, Israil bermakna “Hamba Tuhan” atau “Kekasih Tuhan”.

Selain itu, nama Israil juga terkait dengan peristiwa ketika Nabi Yaqub melakukan perjalanan pada malam hari saat masih muda, dalam perjalanan hijrahnya dari Palestina ke Irak untuk menghindari kejaran Esau. Perjalanan malam itu dianggap sebagai momen spiritual penting.

Selanjutnya, 12 anak Nabi Yaqub akan menjadi Bani Israil, yang artinya adalah keturunan langsung dari Nabi Yakub.

Nabi Yaqub Menjadi Buta

Salah satu cerita terkenal tentang Nabi Yaqub adalah ketika ia menjadi buta karena menangis atas kehilangan anak kesayangannya, Nabi Yusuf.

Yusuf dan Benjamin adalah anak-anak yang sangat dicintai oleh Nabi Yaqub. Namun, saudara-saudara mereka merasa cemburu terhadap Yusuf dan Benjamin, terutama terhadap Yusuf karena ketampanannya.

Akhirnya, sepuluh saudara Yusuf membuat rencana jahat dengan menjualnya sebagai budak. Mereka memberitahu ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan oleh binatang buas selama perjalanan, sementara Benjamin “selamat” karena tidak ikut bersama Yusuf dan saudara-saudaranya.

Nabi Yaqub sangat sedih dan merindukan anak yang sangat ia cintai itu. Kesedihannya begitu mendalam sehingga membuatnya menjadi buta.

Setelah bertahun-tahun menyimpan rasa sedih, Nabi Yaqub akhirnya bertemu dengan Nabi Yusuf, yang kini menjadi menteri di Mesir. Di sana, Nabi Yaqub mengetahui bahwa sepuluh anaknya telah melakukan perbuatan jahat dengan menjual Yusuf sebagai budak.

Dengan izin Allah, penglihatan Nabi Yaqub dipulihkan dan ia dapat melihat kembali.

Keteladanan Nabi Yaqub

Keteladanan Nabi Yaqub yang dapat dicontoh yaitu:

1.   Sabar

Keteladanan Nabi Yaqub dapat dilihat dari kesabarannya dalam menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Meskipun dirinya harus menghadapi kehilangan anak kesayangannya, Nabi Yusuf, beliau tetap sabar dan yakin bahwa Allah memiliki rencana yang lebih baik untuknya. Nabi Yaqub juga dikenal sebagai sosok yang senantiasa berdoa kepada Allah dalam setiap kesulitan yang beliau hadapi. 

2.   Bijaksana dan adil

Nabi Yaqub yang menikahi empat wanita, menunjukkan kebijaksanaan dan keadilan dalam memastikan kebahagiaan istri-istrinya. Nabi Yaqub sangat bijaksana dalam pengambilan keputusan.

3.   Ayah teladan

Nabi Yaqub memberikan teladan yang baik kepada kedua belas anaknya, menunjukkan bahwa sebagai seorang ayah, beliau memberikan contoh yang positif agar anak-anaknya tumbuh menjadi individu yang baik.

Mukjizat Nabi Yaqub

Mukjizat Nabi Yaqub adalah keajaiban yang Allah berikan kepada beliau sebagai tanda kebenaran risalah-Nya. Salah satu mukjizat yang dimiliki oleh nabi Yaqub adalah kemampuannya untuk membedakan kebohongan dan kebenaran. 

Dengan pengetahuan yang diberikan oleh Allah, beliau mampu mengetahui kisah sebenarnya dari Nabi Yusuf yang diungkapkan oleh saudara-saudaranya, ketika sepuluh saudara Yusuf membuat rencana jahat dengan menjual Yusuf sebagai budak. Mereka memberitahunya bahwa Yusuf telah dimakan oleh binatang buas selama perjalanan.

Mukjizat lainnya yang dimiliki oleh nabi Yaqub antara lain:

1.   Bisa mencium aroma dari jarak yang sangat jauh

Hanya Nabi Yakub memiliki indra penciuman yang sangat tajam dan sensitif, bahkan mampu mencium bau wangi dari baju Nabi Yusuf meskipun baju tersebut berada di tempat yang jauh, memerlukan perjalanan delapan hari.

Melalui indera penciumannya yang luar biasa itu, Yakub menyadari bahwa anaknya yang hilang masih hidup. Kejadian ini tercatat dalam Al-Qur’an Surah Yusuf ayat 96.

“Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat.” Berkata Yakub: “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.”

2.   Bersifat tawakal dan mengetahui segalanya dari Allah SWT yang dijelaskan dalam surah Yusuf ayat 86 dan 96

Allah SWT menganggap Nabi Yakub sebagai sosok yang istimewa, dengan keberadaan sifat tawakal dan penyerahan diri kepada-Nya yang tercermin dalam dirinya.

Bahkan saat Nabi Yakub mengalami kesedihan karena kehilangan Yusuf, ia tetap mempercayakan dirinya kepada Allah SWT dan terus berdoa memohon perlindungan-Nya.

3.   Menguasai bahasa Aramiya

Nabi Yakub memiliki keahlian dalam berbahasa Aramiya, ragam Bahasa Arab yang dipakai pada zaman Nabi Ibrahim, kakeknya. Bahasa Aramiya ini juga mempunyai dialek Kildani yang berbeda dari Bahasa Arab yang umumnya digunakan sehari-hari.

4.   Dikaruniai 12 anak yang memiliki dampak besar dalam peradaban manusia

Selain memberikan pengetahuan yang luas dan sikap yang terpuji, Allah SWT juga memberi banyak keturunan kepada Nabi Yakub.

Salah satunya adalah Nabi Yusuf AS, yang mewarisi kenabian dari ayahnya. Nabi Yusuf terkenal dengan akhlak yang mulia, kecerdasannya, dan dedikasinya pada orang tuanya.

5.   Berumur panjang 

Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Yakub adalah umur panjangnya yang mencapai 147 tahun. Saat mendekati akhir hidupnya, Yakub tinggal bersama Yusuf yang telah dewasa dan menjadi seorang pejabat di Mesir.

Pada usia 147 tahun, Yakub meninggal dunia dan dimakamkan di Mesir. Sebelum meninggal, beliau memberikan pesan kepada semua anaknya untuk tetap taat dan berpegang teguh pada ajaran Allah SWT.

6.   Memiliki pengetahuan yang luas sesuai dengan surah Shaad ayat 45

Nabi Yakub AS, bersama dengan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ishaq AS, dianugerahi oleh Allah SWT dengan kekuatan yang luar biasa dan pengetahuan yang luas. Kekuatan ini diberikan untuk tetap beribadah kepada Allah SWT tanpa henti, sementara pengetahuan yang mereka miliki digunakan untuk memberikan manfaat kepada umat manusia melalui upaya dakwah.

7.   Memiliki kemampuan untuk memahami makna mimpi, seperti yang diceritakan dalam surah Yusuf ayat 4-6

Mukjizat Nabi Yakub berikutnya terjadi ketika ia membantu Yusuf yang masih muda untuk menafsirkan mimpi yang diterimanya dari Allah SWT. Dalam mimpi tersebut, Yusuf melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang tunduk padanya.

Nabi Yakub menjelaskan bahwa mimpi tersebut adalah isyarat positif, menandakan bahwa suatu hari nanti Yusuf akan mencapai kedudukan yang tinggi, dan keluarganya, termasuk orang tua dan saudara-saudaranya, akan patuh padanya.

8.   Semangatnya untuk menyebarkan dakwah juga tercermin dalam surah Al Baqarah ayat 132-133

Nabi Yakub menunjukkan semangat dakwah yang teguh yang tidak pernah pudar sampai akhir hayatnya. Ini terlihat dari wasiatnya kepada anak-anaknya sebelum beliau wafat, di mana beliau menegaskan pentingnya ketaatan dan kesetiaan kepada ajaran Allah SWT bagi mereka semua.

Wafatnya Nabi Yaqub

Alkitab mencatat bahwa Nabi Yaqub meninggal pada usia 147 tahun. Jenazahnya kemudian dirempah-rempahi selama empat puluh hari dan masyarakat Mesir berkabung selama tujuh puluh hari. Setelah itu jenazah Nabi Yaqub diangkut ke Palestina dengan pengiringan dari putra-putranya, pejabat istana, dan para sesepuh. 

Nabi Yaqub dimakamkan di Gua Makhpela di Hebron, tempat di mana jenazah Sarah, Ibrahim, Ishaq, Ribka, dan Lea juga dimakamkan. Setelah wilayah tersebut menjadi kekhalifahan, sebuah masjid didirikan di lokasi tersebut yang diberi nama Masjid Ibrahimi.

Report