• About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten
Friday, December 19, 2025
hipkultur.com
  • Login
  • Register
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi
No Result
View All Result
hipkultur.com
No Result
View All Result
Home Kolab

Iklan Digital yang Bikin Risih Disulap Jadi Karya Seni di Pameran “Imposter”

Hipmin by Hipmin
17 July 2025
in Kolab
0
Pameran Imposter.

Pameran Imposter.

0
SHARES
0
VIEWS
Bagikan di WABagikan di TelegramBagi ke FBBagi ke X

Pameran digital Imposter karya Theo Nugraha dan aldooink resmi tayang di KUNSTSURFER, platform seni berbasis ekstensi browser. Lewat karya ini, duo seniman Indonesia tersebut menyulap iklan-iklan digital norak yang ‘mengganggu’ menjadi kolase visual dan audio yang lebih bisa dinikmati.

Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara KUNSTSURFER dan ARCOLABS, sebuah inisiatif kuratorial dari Jakarta yang fokus pada seni kontemporer dan new media.

Selama berbulan-bulan, Theo menelusuri internet dan mengumpulkan puluhan iklan yang biasa ditemui di situs-situs lokal, baik legal maupun ilegal.

Hasilnya adalah karya audiovisual dalam tiga seri utama: Judol (judi online), Pinjol (pinjaman online), dan konten sensual—yang semuanya menampilkan desain super mencolok, lengkap dengan efek berkedip, berkedut, dan suara yang bikin nggak nyaman.

Lewat Imposter, Theo Nugraha mengangkat bagaimana iklan digital di Indonesia pakai desain yang norak tapi efektif banget buat menarik perhatian. Ia menyebut gaya visual ini sebagai “sangat ngejreng, norak, berlebihan, dan kampungan.” Hasilnya adalah studi visual tentang bagaimana kecemasan finansial dan hasrat laki-laki jadi target empuk eksploitasi digital.

Secara ekonomi, Indonesia sedang nggak baik-baik saja. Mulai dari ketegangan perdagangan internasional, kepercayaan publik yang menurun pada pemerintah, sampai PHK massal. Semua menciptakan situasi penuh ketidakpastian.

Di tengah tekanan ini, masyarakat jadi semakin rawan terjebak dalam lingkaran pinjaman dan perjudian daring. Menariknya, banyak platform ilegal justru berkembang lewat sistem referral dan berbagi link. Cocok dengan budaya kolektif di Indonesia yang cenderung berani ambil risiko.

Setiap seri terdiri dari 10 jenis format iklan digital paling umum. Efek visualnya dibuat mirip iklan asli—berkedip, berkedut, muter-muter—tapi dibumbui dengan ketegangan suara dan distorsi gambar yang bikin penonton mikir ulang soal apa yang selama ini mereka lihat di internet.

Yang bikin unik, Imposter nggak dipajang di galeri fisik atau situs pameran biasa. Melalui ekstensi KUNSTSURFER yang bisa kamu pasang gratis di Mozilla Firefox atau browser berbasis Chromium di desktop, karya-karya ini akan muncul secara acak ketika kamu sedang berselancar di internet. Sama kayak iklan-iklan tadi yang tiba-tiba nyelonong masuk di tengah kamu scroll artikel atau buka tab baru.

Tapi kali ini, kamu nggak sedang ditipu.

Karena sama seperti iklan digital yang sering kali manipulatif, karya-karya dalam Imposter juga “menjebak” perhatianmu. Bedanya, tujuannya bukan buat menjual, tapi menyadarkan.

Ini adalah cermin dan lensa sekaligus. Memperlihatkan wajah asli kapitalisme digital yang norak tapi berbahaya, dan bagaimana visual-visual itu membentuk cara kita mendalami internet, khususnya di Asia Tenggara.

Tentang Para Seniman

Theo Nugraha (lahir 1992, Samarinda) adalah seniman, kurator, dan penggerak budaya yang dikenal di dunia musik eksperimental Indonesia. Ia memulai proyek noise pertamanya sejak 2013 dan kini punya hampir 200 rilisan. Saat ini, ia menjabat sebagai kurator di Rumah Adat Budaya Daerah Kota Samarinda dan bagian dari tim editorial Visual Jalanan.

aldooink alias Aldo Nugraha adalah seniman audio-visual yang dikenal dengan gaya hipnotis dan eksperimentalnya. Kariernya dimulai sejak ikut workshop “Kehidupan” dari Oomleo di Jakarta 32°C pada 2012. Kini ia aktif sebagai desainer grafis dan motion di RCTI+, sekaligus tampil sebagai VJ dan DJ. Ia juga merupakan anggota kolektif musik Underadar Record.

Buat kamu yang penasaran dan mau coba pengalaman pameran digital beda dari biasanya, langsung aja unduh ekstensi KUNSTSURFER dan biarkan internet-mu jadi galeri seni dadakan.

 

Tags: pameranseni
Previous Post

Perseteruan Puluhan Tahun Antara Oasis & Blur, Akhirnya Dimenangkan Oleh?

Next Post

Rekomendasi Tanggal Lain buat Hari Kebudayaan, Daripada Ribet & Drama

Next Post
Menteri Kebudayaan Fadli Zon

Rekomendasi Tanggal Lain buat Hari Kebudayaan, Daripada Ribet & Drama

Please login to join discussion

Daftar Putar

Recent Comments

  • Bachelor of Physics Engineering Telkom University on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • Ani on Simak Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli Berikut Ini
  • About Us
  • Beranda
  • Indeks
  • Kebijakan Privasi
  • Kirim Konten

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kultur Pop
  • Isu
  • Trivia
  • Profil
  • Fit & Zen
  • Cuan
  • Pelesir
  • Ekspresi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.