Harga beras naik di bulan Februari 2024. Kalau sebelumnya rata-rata Rp14 ribu, sekarang naik jadi Rp15 ribu per kilogram.
Kenaikan harga beras saat ini, menurut Ibu Sri Mulyani mencapai 7,7 persen. Tapi kalau kata CNN yang mengonfirmasi Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), harga beras tertinggi di lapangan sampai Rp18.500,- per kilogram. Angka ini jadi yang paling tinggi sepanjang dua periode pemerintahan saat ini.
“Ya (harga beras premium Rp18.500 per kg tertinggi di era Presiden Jokowi). Hati-hati, jika pasar tradisional stok berasnya tidak melimpah tentu akan terganggu distribusi pangan rakyat yang ada di pasar,” ujar Sekjen Ikappi, Reynaldi Sarijowan kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/02/2024).
Hari ini, (24/02/2024), harga beras yang tercantum di Panel Harga Badan Pangan mengalami penurunan 0,06 persen. (Data diakses jam 17.49)
Tapi kalau dibandingkan bulan lalu, harganya memang naik. Desember lalu, beras premium harganya Rp14.990,-, Januari jadi Rp15.110,-, dan Februari naik lagi ke Rp15.800,-. Sementara untuk beras medium, juga naik meskipun nggak signifikan. Rp13.190 Pada bulan Desember, Rp13.310,- pada Januari, dan jadi Rp13.850,- pada Februari ini.
Penyebab naiknya harga beras bulan ini mungkin berkaitan dengan tren menjelang bulan Ramadan. Setiap tahun, pada Bulan Ramadan permintaan bahan pokok naik tinggi, mencapai 50 persen lebih. Ini biasanya terjadi pada 3 hari sampai 1 minggu menjelang Ramadan. Lalu lanjut sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Penyebab Harga Beras Naik
Mengutip DetikFinance, penyebab harga beras naik beberapa bulan terakhir akibat produksinya berkurang. Penyebab produksi berkurang adalah perubahan iklim dan cuaca, yang menimbulkan gagal panen. Itu menurut penjelasan dari Bapak Presiden Indonesia yang terkemuka, Senin kemarin (19/02/2024)
“Kita tahu harga beras di seluruh negara sekarang naik. Tidak hanya di Indonesia saja tapi di seluruh negara. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, ada yang namanya perubahan cuaca sehingga gagal panen, produksi berkurang sehingga harganya jadi naik,” ungkap Jokowi saat memberikan bantuan beras di Gedung Kawasan Pertanian Terpadu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (19/2/2024).
Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Pak Zulkifli Hasan. Menteri Perdagangan ini mengatakan kalau penyebabnya adalah panen yang tertunda karena siklus cuaca El Nino tahun lalu. Akibatnya stok beras menipis, permintaan tetap tinggi dan cenderung meningkat, sehingga harganya jadi naik.
“Memang suplainya beras premium lokal itu tidak sebanyak dulu karena kita belum panen kan. Panennya mundur karena El Nino, suplainya kurang, harganya naik,” jelas Zulhas di Pasar Rawasari, Jakarta.
El Nino Bukan Penyebab Satu-satunya
Namun, kalau kata Adila Isfandiari dari Greenpeace Indonesia, kelangkaan beras yang membuat harganya naik ini bukan semata-mata karena El Nino. Masalah ini juga tak lepas dari kurangnya peran pemerintah untuk memberi insentif kepada petani, rantai pasokan yang tidak efisien, sampai riset dan pengembangan yang tidak jalan.
“Kita tidak bisa juga menghilangkan masalah-masalah lain, seperti ya kurangnya insentif terhadap petani, tidak efisiennya rantai pasok kita, kurangnya RnD (Research and Development),” ujarnya, dikutip dari 20Detik.
Azizah Fauzi, seorang peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), menyatakan beberapa faktor yang turut membuat naiknya harga beras. Selain panen yang tertunda akibat El Nino, ada permintaan beras yang meningkat di masa kampanye Pemilu 2024. Azizah menyebutkan, pada tahun politik, beras seringkali menjadi bagian program tebus murah paket sembako.
Entah bagian dari program tebus murah paket sembako atau bukan, faktanya pemerintah memang melakukan pembagian bantuan beras kepada masyarakat. Pemerintah memberikan Bantuan Pangan Beras 10 kilogram kepada 22 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Penyaluran dimulai bulan Januari lalu, sampai rencananya berakhir pada Maret 2024.
Solusi
Daaannnnnnn…untuk mengatasi kelangkaan beras, terlebih menjelang bulan Ramadan 2024, pemerintah berencana mengimpor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini. Rencananya, jumlah beras yang akan segera masuk sebesar 600 ribu ton. Jumlah itu akan langsung disalurkan ke masyarakat, untuk mencegah kelangkaan beras yang menyebabkan harganya naik lebih tinggi lagi.
Harga Beras Naik, Harga iPhone Turun
Sementara harga beras naik, di sisi lain harga iPhone turun. Ini bisa kamu lihat di laman resmi iBox Indonesia. Harganya turun sampai 50 persen dari sejak pertama kali meluncur di pasaran lokal.
Waktu pertama keluar tahun 2019, varian terendah iPhone 11 dibanderol Rp13 juta-an, iPhone 12 dan iPhone 13 Rp15 juta-an, sedang iPhone 14 Rp19 juta-an. Tapi sekarang, semuanya mengalami penurunan, paling drastis pada varian 11 dan 12. Harga terbaru iBox menunjukkan iPhone 11 menjadi Rp7 juta-an, iPhone 12 Rp9 juta-an, iPhone 13 Rp10 juta-an, dan iPhone 14 turun tipis jadi Rp18 juta-an.
Penyebab harga iPhone turun biasanya karena sudah ada seri baru. Juga karena varian produksi varian lama yang sudah mandek. Ya, karena Apple sudah fokus ke varian yang lebih baru lagi.
Konon katanya, Apple sudah menyiapkan seri baru iPhone 16 yang akan dirilis pada WWDC 2024. WWDC (Worldwide Developer Conference) adalah event tahunan yang digelar oleh Apple, menjadi konferensi bagi para pengembang mereka, dan tidak jarang menjadi ajang untuk mengenalkan produk baru.
Apple memang belum mengumumkan kapan WWDC akan digelar. Namun, beberapa pihak sudah memprediksi bahwa acara itu akan digelar pada bulan Juni nanti, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lalu adakah hubungan antara naiknya harga beras dan turunnya harga iPhone? Ada, keduanya sama-sama susah dibeli.