Sedang asyik dengarkan lagu favoritmu, tiba-tiba bulu kuduk berdiri dan jantung ikut berdebar? (dibaca dengan nada iklan Spotify Premium).
Kalau kamu sering merasakan sensasi listrik halus di sepanjang leher atau tangan saat mendengarkan musik, bisa jadi kamu adalah orang yang istimewa. Saat itu terjadi, kamu sedang mengalami kondisi mental bernama Frisson.
Frisson sering disebut juga sebagai aesthetic chills. Kalau diterjemahin secara bebas dari bahasa Prancis, artinya getaran atau shiver. Tapi ini bukan sembarang menggigil, melainkan respons tubuh yang muncul karena sesuatu yang menyentuh emosi.
Sebenarnya nggak cuma musik saja yang bisa memicu frisson. Bisa jadi lewat puisi, film, atau bahkan waktu lihat pemandangan alam.
Para peneliti menyebut frisson sebagai reaksi psikofisiologis, karena melibatkan pikiran dan tubuh sekaligus.
Saat frisson datang, otak nge-boost dopamin alias hormon bahagia. Kadar dopamin ini naik tepat sebelum dan selama momen klimaks musik, menciptakan rasa euforia.
Amigdala, pusat emosi di otak, juga kebagian tugas. Begitu musik membangkitkan perasaan tertentu, amigdala aktif, memperkuat intensitas koneksi emosional. Ini yang bikin reaksi fisik kayak jantung deg-degan, napas sedikit berubah, bulu kuduk berdiri. Itu karena tubuh nge-release adrenalin seiring munculnya frisson.
Menurut penelitian dari University of Southern California (USC), nggak semua orang bisa merasakan frisson.
Dalam studi itu, peneliti ngajak 20 orang buat mendengarkan lagu favorit masing-masing. Setiap kali mereka merasa merinding, mereka diminta pencet tombol. Setelah itu, otak mereka dipindai dengan MRI.
Hasilnya menarik sekali. 10 orang yang ngalamin frisson punya otak yang secara fisik berbeda dari 10 orang lainnya.
Der Sarkissian, asisten peneliti di Brain and Creativity Institute, USC bilang kalau otak mereka punya lebih banyak serat penghubung antara korteks pendengaran (tempat memproses suara) dengan area yang mengatur emosi.
Bahasa gampangnya: jalur komunikasi di otak mereka lebih kenceng. Jadi, setiap kali ada musik yang bikin terharu atau mind-blowing, otak mereka bisa langsung bikin respons emosional yang lebih intens.
Makin banyak serat penghubung, makin efisien dua area itu ngobrol. Jadi wajar kalau musik bisa langsung nyetrum emosi orang-orang tertentu dengan lebih kuat.
Biasanya, yang bisa merasakan frisson adalah orang-orang dengan kepribadian terbuka (open to experience). Mereka lebih peka terhadap detail emosional dan lebih suka eksplorasi hal-hal baru.
Lagu yang sudah sering didengar juga bisa memicu frisson, terutama kalau kamu sudah punya keterikatan emosional sama lagu itu. Frisson masih bisa muncul meski lagu itu sudah diputar ratusan kali.
Dan kalau kamu pernah belajar musik atau terbiasa mengulik struktur musik, kemungkinan besar kamu juga akan lebih sering merasakan frisson. Karena otakmu lebih peka terhadap “kejutan” dalam lagu
Lagi sedih, lagi kangen seseorang, atau lagi butuh pelarian, juga bisa bikin peluang frisson lebih tinggi. Jadi kadang, kondisi emosional kita jadi pintu masuk buat sensasi ini.
Para ahli saraf pernah bikin playlist berisi 700-an lagu yang katanya ilmiah banget dalam memicu frisson. Genre-nya juga macem-macem. Coba dengerin:
Nggak cuma merinding sih, sebenarnya efek frisson bisa lebih luas. Ada yang ngerasa tenggorokan tercekat, mata berair, atau otot yang tiba-tiba tegang terus relax.
David Huron, seorang ahli musik, punya teori menarik tentang kenapa frisson terasa begitu intens. Namanya contrastive valence theory.
Intinya, perasaan positif akan lebih dahsyat kalau sebelumnya kita merasakan sesuatu yang negatif.
Misalnya, bayangin kamu dapat pesta kejutan. Detik pertama bisa saja kamu kaget bahkan mungkin takut. Tapi begitu sadar teman-temanmu yang muncul, rasa takut itu berubah jadi bahagia luar biasa. Sensasi kontras itulah yang bikin momen terasa lebih berkesan.
Sama halnya dengan musik. Lagu yang awalnya sedih lalu tiba-tiba berubah jadi powerful, atau melodi yang tenang kemudian meledak, bisa bikin frisson terasa jauh lebih kuat.
Kalau ditanya kenapa manusia punya sensitivitas kayak gini? para peneliti sebenarnya belum sepenuhnya tahu.
Tapi mereka sepakat bahwa apresiasi terhadap keindahan (musik, seni, alam) adalah bagian penting dari apa yang bikin kita menjadi manusia. Bisa jadi frisson adalah cara tubuh menandai pengalaman yang sangat bermakna. Asik.

